Konawe Utara, Sibernas.id – Tim Kerja Hubungan Antar Lembaga, Advokasi, Komunikasi, Edukasi dan Kehumasan (HALAKIEMAS) Perwakilan BKKBN Provinsi Sulawesi Tenggara hari ini (21/02/24) melaksanakan kegiatan monitoring di Kabupaten Konawe Utara.
Kegiatan tersebut dipimpin langsung ketua Tim HALAKIEAS, Mustakim, didampingi 2 anggotanya yakni Bahtiar dan Suryono alias Oyon. Mereka berangkat dari Kota Kendari kemarin (20 Pebruari 2024) dengan mencarter mobil.
“Kita mulai start melakukan kegiatan ini dari sini,” kata Mustakim begitu mobil yang ditumpangi tim tersebut sampai di gerbang perbatasan yang memasuki wilayah Konawe Utara.
Kegiatan monitoring yang mereka lakukan fokus pada peralatan Komunikasi, Informasi dan Edukasi atau yang biasa dikenal dengan istilah KIE yang dibaca K.I.E.
Jarak dari gerbang perbatasan menuju ke kantor Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kab. Konawe Utata cukup jauh sekitar 150-an km, namun tim tersebut tidak menemukan satupun alat KIE program bangga kencana di sepanjang jalan yang mereka lintasi.
Sebagai ketua tim, Mustakim yang pernah menjadi Plt. Direktur Perencanaan Pengendalian Penduduk BKKBN Pusat tersebut merasa perihatin dengan kenyataan itu.
Selama menjadi Kepala Bidang hingga Ketua Tim Pengendalian Penduduk di BKKBN Sultra (th 2020 s.d. 2023) Mustakim merasa baru tahu tentang hal itu karena selama itu jika dirinya melakukan perjalanan dinas ke Konawe Utara atau kabupaten lainnya lebih sering terlelap dalam mobil sehingga sama sekali tidak memperhatikan keadaan di sepanjang jalan.
Setelah melihat kenyataan tersebut, ia bertekad jika melakukan perjadin ke kab/kota tidak akan tidur lagi dalam kendaraan.
“Wah, kalau seperti ini saya harus hilangkan kebiasaan tidur di sepanjang jalan saat naik mobil”, katanya penuh penyesalan.
Namun ia juga nyeletuk karena setelah ingat anggaran perjalanan dinas untuk monitoring KIE ini hanya ada 1 kali saja selama tahun 2024, dan yang 1 X tersebut sudah dilaksanakan ke Konawe Utara sekarang ini. Artinya, ada 16 kabupaten/kota lainnya tidak bisa dilakukan kegiatan serupa.
Hal ini disebabkan anggaran kegiatan tahun 2024 (mungkin) untuk semua Perwakilan BKKBN Provinsi se-Indonesia harus direfocusing, dan hal itu juga dialami Perwakilan BKKBN Prov. Sultra yang didalamnya ada tim kerja halakiemas yang merupakan kelompok tim kerja baru dengan alokasi anggaran kegiatan paling rendah dibandingkan tim kerja lainnya.
Melihat kondisi seperti itu, Mustakim berencana menyusun strategi agar bisa melakukan kegiatan tanpa anggaran, salahsatunya ia akan menitipkan pesan kepada setiap ASN Perwakilan BKKBN Prov Sultra yang melakukan perjadin dapat membantu melihat-lihat keberadaan alat KIE (bilboard, baliho, spanduk, tugu, dll) di sepanjang jalan yang mereka lintasi.
Strategi lainnya, dirinya akan berkomunikasi dengan semua petugas lapangan melalui WA Group agar para petugas lapangan mengecek alat KIE di wilayah binaannya masing-masing. Dengan demikian tim halakiemas bisa mendapat gambaran tentang keberadaan alat KIE program bangga kencana di seluruh wilayah Sulawesi Tenggara.
Sebelumnya, Mustakim yang jebolan doktor manajemen dari Universitas Haluoleo tersebut juga sudah berusaha membuat gebrakan atau terobosan dan inovasi baru untuk memanfaatkan Media Production Center (MPC) dan kamera beserta kameramennya dengan membuat drama pendek OMEGA (Obrolan MEngenai keluarGA).
Kemarin sore, karena kameramen tim halakiemas juga turut serta ke Konawe Utara, Mustakim pun melibatkan warga di 2 desa kampung KB dan penyuluh KB-nya di kabupaten tersebut untuk membuat drama omega bersama dirinya.