Membanggakan, Kota Kendari Terpilih Sebagai Role Model Penanganan Kasus Stunting Tingkat Nasional

  • Bagikan

Kendari, sibernas.id – Kota Kendari terpilih sebagai role model dalam Petik Aksi Audit Kasus Stunting di tingkat nasional bersama dua kabupaten kota lainnya.

Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Disdalduk dan KB) Kota Kendari Jahudding mengatakan, berdasarkan capaian itu, Pemerintah Kota Kendari diminta untuk memaparkan mengenai kasus stunting di Kota Kendari.

“Terkait Petik Aksi Audit Stunting ini, Alhamdulillah kita mendapat kepercayaan masuk nominasi tiga besar di tingkat nasional dan dianggap bisa memberikan paparan terkait Petik Aksi Audit Stunting, ada tiga kota dari Sulawesi Tenggara (Sultra) Kendari, kemudian Jawa Barat (Cianjur), kemudian Jawa Tengah (Kebumen). Itu tiga Kabupaten kota yang akan memaparkan pada Selasa depan dan akan diikuti oleh bupati/wali kota se Indonesia,” jelasnya.

Pj. Wali Kota Kendari Asmawa Tosepu., AP., M.Si didampingi Sekretaris Daerah Kota Kendari Dr. Drs. Ridwansyah Taridala,. M.Si menerima langsung Audiensi bersama Tim Pakar Audit Stunting Kota Kendari

Sementara itu Penjabat (Pj) Wali Kota Kendari Asmawa Tosepu mengharapkan, penanganan stunting di Kota dapat mendekati target nasional sebesar 14 persen pada tahun 2024 mendatang.

“Sehingga Kota Kendari tidak masuk dalam kategori yang angkanya tinggi untuk prevalensi stunting,” harapnya.

Ditempat yang sama, salah satu tim pakar penanganan stunting, menilai saat ini Kota Kendari terpilih sebagai role model (teladan), karena telah melaksanakan beberapa kegiatan, kegiatan itu bukan hanya penurunan angka stunting.

Sejak tahun 2022 pihaknya melihat delapan aksi konvergensi stunting telah dilaksanakan secara maksimal di Kota Kendari.

Pj Wali Kota Kendari saat rapat bersama tim audit stunting

Untuk diketahui, Angka Stunting di Kota Kendari Sulawesi Tenggara (Sultra) mengalami penurunan versi hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022.

“Berdasarkan hasil SGGI yang telah disampaikan Menteri Kesehatan beberapa hari lalu, khusus Kota Kendari mengalami penurunan presentasi data stunting, yakni dari 24 persen tahun 2021 menjadi 19,5 persen tahun 2022,” katanya.

Ia mengatakan, angka itu sekaligus menempatkan Kendari sebagai daerah dengan angka stunting terendah dari seluruh kabupaten kota di Sultra.

“Ini merupakan keberhasilan seluruh pihak yang terlibat, terutama Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) yang telah terbentuk,” katanya.

Pj Wali Kota Kendari, Asmawa Tosepu

Meskipun berhasil menurunkan angka stunting selama 2022 dan menjadi terendah di Sultra, Asmawa Tosepu terus mengingatkan organisasi perangkat daerah (OPD) terkait, agar serius dan fokus melakukan upaya penanganan kasus stunting di Kota Kendari.

“Tahun 2023 pemerintah Kota Kendari menargetkan angka stunting menjadi 15 persen,” katanya.

Sementara itu, kepala Dinas Dalduk dan KB Kendari, Jahuddin, menyebutkan, pada tahun 2022 prevalensi tertinggi Stunting di Kendari terjadi di Kecamatan Kendari sebesar 2,7 persen, disusul Kecamatan Kendari Barat 2,6 persen dan di urutan ketiga ada Kecamatan Abeli dan Kecamatan Wua-wua masing-masing sebesar 2,3 persen.

Kepala-Dinas-Pengendalian-Penduduk-dan-Keluarga-Berencana-Kota-Kendari-Jahuddin

“Jadi terdapat 5 Kecamatan dengan angka prevalensi stunting tertinggi tahun 2020-2022 yaitu Kecamatan Puuwatu, Kendari Barat, Kendari, Wua-wua dan Abeli,” katanya.

Ia juga menyebutkan bahwa data trend perkembangan jumlah balita stunting tahun 2020-2022 menunjukkan bahwa, jumlah balita stunting di Kota Kendari rata-rata mengalami penurunan dari tahun 2020 ke tahun 2021 yaitu 466 orang menjadi 227 orang, tetapi mengalami peningkatan di tahun 2022 yaitu 365 orang.

“Beberapa Kecamatan dengan jumlah balita stunting tertinggi tahun 2022 adalah Kecamatan Kendari Barat, Kendari dan Puuwatu. Tetapi terdapat 3 Kecamatan yang mengalami penurunan jumlah balita stunting dari tahun 2020-2022 yakni, Kecamatan Mandonga, Baruga dan Kadia,” katanya.(ADV)

  • Bagikan