Kolaka Timur, Sibernas.id – Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara (Sultra) menggelar kegiatan Evaluasi Rencana Tindak Lanjut Semester I Kabupaten Kolaka Timur Tahun 2023, berlangsung di Aula Lantai 2 Kantor Bupati Kolaka Timur, Rabu,(26/07/23).
Sekda kolaka Timur, Andi Muh Iqbal Tongasa,saat membuka kegiatn itu mengatakan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021 menunjukkan bahwa prevalensi stunting di Kabupaten Kolaka Timur sebesar 23,0 persen.
“Angka prevalensi stunting Kabupaten Kolaka Timur mengalami kenaikan 0,7 persen menjadi 23,7 persen di Tahun 2022,” katanya.
Disebutkan, strategi Percepatan Penurunan Stunting dilakukan melalui pelaksanaan kegiatan prioritas rencana aksi nasional Percepatan Penurunan Stunting dengan strategi intervensi spesifik dan intervensi sensitif.
Untuk mendukung strategi tersebut salah satunya adalah melaksanakan Audit Kasus Stunting (AKS). Lokus AKS Semester 1 bertempat di Kelurahan Ladongi Jaya dengan sasaran catin (1 orang), ibu hamil (1 orang), ibu nifas (1 orang), dan baduta/balita (4 orang).
Selain itu, tim pakar dan tim teknis telah melakukan proses pengkajian kertas kerja audit dan menyusun rencana tindak lanjut (RTL) terhadap sasaran AKS.
Dalam kegiatan ini, Tim Pakar Audit Kasus Stunting Kabupaten Kolaka Timur dr. Sri Nindita, Sp.A (Dokter Spesialis Anak), Erlangga, A.Md.Gz (Ahli Gizi), dan Kristiani Oklin Lisa Sidupa, A.Md.Keb., SKM (Dinas PPKB Koltim) memaparkan hasil Evaluasi Rencana Tindak Lanjut yang telah dilakukan.
Sekda Kolaka Timur menyampaikan semua OPD yang terkait stunting bisa proaktif dan bersinergi dalam percepatan penurunan stunting di Kolaka Timur. Harapannya OPD terkait dapat menindaklanjuti RTL tersebut melalui Program Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS).
Menurut dia, Kompleksitas intervensi program percepatan penurunan stunting tidak dapat dilakukan hanya oleh pemerintah daerah saja. Program Bapak Anak Stunting hadir untuk menyediakan ruang kontribusi pemangku kepentingan untuk turut ambil bagian dalam percepatan penurunan stunting.
“Semoga dengan adanya program ini dapat memberikan kontribusi nyata dalam menurunkan angka stunting di tahun 2024,” pungkasnya.