Kendari, sibernas.id – Sekretaris Provinsi (Sekprov) Sulawesi Tenggara (Sultra) Asrun Lio memimpin Rapat Teknis Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) yang membahas langkah-langkah strategis penanganan inflasi Sultra, bertempat di Rumah Jabatan (Rujab) Sekda Sultra, Senin, (23/1).
Dalam rapat tersebut, berdasarkan instruksi Gubernur Sultra, Asrun Lio mengambil langkah cepat dan tepat dengan mengumpulkan seluruh tim Satuan Tugas (S) TPID dan Satgas Pangan untuk mengikuti rapat teknis yang dimaksud.
Pada rapat tersebut, turut hadir diantaranya Kepala Dinas (Kadis) Perindag Sultra, Kadis Holtikultura Sultra, Kadis Perhubungan Sultra, Kadis Tanaman Pangan dan Peternakan Sultra, Kadis Sosial Sultra, Kadis Koperasi dan UMKM, Kadis Kominfo Sultra, Kepala Biro Perekonomian Setda Provinsi Sultra, Kepala Biro Pemerintahan Setda Provinsi Sultra, Sekretaris BAPPEDA, Sekretaris Dinas Ketahanan Pangan Sekretaris Dinas ESDM dan pejabat terkait.
Untuk diketahui l, Sultra pada bulan Desember 2022 mengalami inflasi sebesar 0,75% sehingga Lebih tinggi dari bulan sebelumnya sebesar 0,34% serta lebih tinggi dari inflasi nasional yang sebesar 0,22%. Sehingga provinsi dengan realisasi inflasi tertinggi kedua se-Nasional setelah Provinsi Sumatera Barat.
Komoditas Penyumbang inflasi pada bulan Desember di Sultra 7, 39% yang paling tertinggi inflasinya Kota Kendari 7,11% dan Kota Bau-bau sebesar 8,35% ada beberapa faktor inflasi antara lain bahwa harga yang diatur oleh pemerintah seperti Tiket Angkutan Udara, Cukai Rokok, dari sisi pangan ada beberapa kenaikan inflasi terutamanya beras, bawang merah selebihnya ikan ini kita selalu inflasi dari bulan ke bulan laporan BPS tahun 2022 ini juga ambil adil dalam inflasi,secara neraca ketersediaan pangan kita di Sultra keadaan aman kita lihat dari neraca bahwa beras kita aman selama 3-6 bulan kedepan kemudian jagung, bawang merah, selebihnya posisinya aman. Untuk Beras kenaikan inflasi terutamanya di daerah Buton Tengah kami pantau harganya Rp. 13.000 ribu, dan susul Wakatobi Rp. 12.500 ribu
Dikesempatan itu, Kadis Perindag Sultra Siti Saleha menjelaskan, terjadinya inflasi dari bulan ke bulan atau dari tahun ke tahun adalah transportasi dan bahan komoditas hortikultura yaitu cabai, cabai rawit, cabai keriting, kemudian bawang merah
“Karena ini kita dapatkan dari pasokan Bima dan Sulawesi Selatan,”katanya.
Siti Saleha juga memberikan arahan kepada Dinas Perkebunan Sultra tidak perlu tergantung pasokan dari Sulawesi Selatan masih banyak lahan tidur.
Sementara Sekdis ESDM Sultra dalam paparannya terkait penanganan inflasi tahun 2022 mengadakan bantuan token listrik kepada pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) ada 6 Kabupaten/Kota yaitu Kota Kendari, Kota Bau-bau, Buton, Konawe Selatan, Muna dan Kolaka yang sempat di pantau sekitar 3.052 UMKM terealisasi.
Diakhir rapat tersebut Sekprov Sultra Asrun Lio dapat di simpulkan bahwa harus di buat posko Satgas Ketahanan Pangan, Ketua adalah Sekprov Sultra Asrun Lio tempat di Aula Dinas Perindag Sultra.
“Sehingga masing-masing Organisasi Perangkat Daerah (OPD) menugaskan satu atau dua orang setiap hari aktif di Satgas tersebut,”tutupnya.