Konawe, sibernas.id – Kegiatan Kampanye Percepatan Penurunan Stunting(PPS) baru-baru ini telah dilaksanakan oleh Dinas Komunikasi dan Informasi (Kominfo) Kabupaten Konawe Sulawesi Tenggara (Sultra) berlangsung di Aula Kantor BKPSDM Konawe.
Kegiatan tersebut menjadi salah satu upaya strategis yang ditempuh oleh pemerintah Kabupaten Konawe dalam mengupayakan percepatan penurunan angka stunting di kabupaten tersebut.
Kegiatan tersebut juga merupakan upaya melaksanakan amanah yang tertuang dalam kepres no 72 tahun 2021.
Kegiatan ini dihadiri oleh asisten III, H.Burhan, koordinator Program Manager satgas stunting Sulawesi Tenggara Adi Supryatno, serta yang tidak kalah penting adalah kehadiran Dr.Intan Ria Nirmala, S.P.,M.Gizi sebagai narasumber ahli gizi dalam setiap kegiatan kampanye stunting.
Turut diundang dalam kegiatan tersebut yang sekaligus sebagai peserta adalah dari unsur camat se-kabupaten Konawe, para Bidan Koordinator se-kabupetan Konawe, serta TPPS Kabupaten Konawe.
Dalam acara pembukaan, Asisten III H.Burhan menyampaikan bahwa kegiatan ini sebagai bentuk usaha serius dari diskominfo konawe dalam mengambil peran dalam percepatan penurunan stunting di Konawe, mengingat prevalensi stunting Kabupaten Konawe hanya turun 0,5 % saja pada tahun 2023.
Selain itu, dalam kegiatan ini Adi Supryatno sebagai Koordinator Satgas Stunting Perwakilan BKKBN Sultra juga menyampaikan dengan nada lantang dan tegas bahwa kegiatan kampanye stunting ini diharapkan menjadi ikhtiar yang serius dalam percepatan dan penurunan stunting di Konawe.
“Diharapkan semua unsur OPD Kabupaten Konawe melaksanakan intervensi yang massif dan tepat sasaran,”ujarnya.
Masalahnya akhir-akhir ini kata dia, mulai ditengarai ada beberapa kegiatan stunting yang dinilai beberapa kalangan kurang tepat sasaran.
“Misalnya ada dinas tertentu yang membangun sarana prasarana (sarpras) dengan tujuan untuk menurunkan angka stunting di wilayah tersebut. Namun setelah membuka data, ternyata daerah tersebut bukanlah termasuk lokus yang ada angka syutingnya, sementara lokus yang memiliki angka stunting tidak dibangunkan sarpras yang serupa,”ungkapnya.
Adi Supryatno, juga menyampaikan bahwa melalui kampanye stunting ini, isu-isu terkait bagaimana intervensi dan sasaran intervensi stunting bisa dipublikasikan melalui media sosial, media elektronik, maupun media cetak.
Penulis: Mustakim