Kendari, SIbernas.id – Kasus stunting telah menjadi agenda pembangunan pemerintah yang dirumuskan dalam Strategi Nasional Percepatan Pencegahan Stunting Tahun 2018 – 2024. Agenda tersebut adalah konvergensi antara pemerintah pusat dan daerah serta mendorong peran dan program multisektor. Salah satunya adalah penyediaan layanan kesehatan dan ketersediaan bahan pangan bergizi.
Demikian halnya di Kota Kendari, isu stunting menjadi perhatian serius bagi pemerintah setempat yang mengharapkankan adanya kolaborasi peran dari berbagai pihak terkait dalam upaya menekan nagka stunting di ibukota provinsi Sultra tersebut.
Atas dasar itulah, sehingga empat narasumber dipertemukan dalam sesi Dialog Persfektif untuk membahas upaya penurunan angka stunting di Kota Kendari, Rabu (22/12/2021) malam.
Ke-4 Narasumber ini adalah Ketua Tim Penggerak PKK Kota Kendari Hj. Sri Lestari Sulkarnain, Kadis Kesehatan Kota Kendari drg. Rahmaningrum, Kadis Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (PPKB) Kota Kendari Drs.H. Jahuddin, dan Kepala Bapedda Kota Kendari DR.Drs. Ridwansyah Taridala.
Secara Nasional Pemerintah Pusat menargetkan pada tahun 2024 mendatang prevalensi angka stunting di Indonesia mencapai 14% bahkan pada tahun 2030 bisa mencapai zero kasus stunting di Indonesia.
Hj. Sri Lestari Sulkarnain sebagai salah satu narasumber dalam kegiatan menyampaikan
para ibu memiliki peran yang monumental untuk menghadirkan generasi-generasi terbaik untuk bangsa dan khususnya Kota Kendari yang sehat, cerdas, mandiri dan berprestasi.
“Ini adalah peran seorang ibu secara pribadi maupun secara kelembagaan PKK Kota Kendari untuk menurunkan angka stunting di Kota Kendari,” katanya.
Sementara itu Kadis Kesehatan Kota Kendari, drg. Rahmaningrum menyampaikan stunting adalah peristiwa atau kejadian gagal tumbuh akibat kekurangan gizi kronis.
Dia juga menyampaikan beberapa indikator hingga balita tersebut bisa dinyatakan mengalami stunting atau tidak.
“Sebenarnya kalau dimulai dari indikator paling mudah atau paling gampang dideteksi itu tinggi badan dibanding umur, tapi jika menggunakan alat antropometri bisa betul-betul di deteksi balita yang mengalami stunting,” ungkapnya.
Kadis PPKB Drs.H.Jahuddin mengatakan, stunting sangat penting diatasi, karena berkaitan dengan kualitas sumber daya manusia yang berbeda dari asupan gizi nya yang cukup dan tidak,”
“Stunting ini juga sangat erat hubungannya dengan pertumbuhan ekonomi,” ucapnya.
Kepala Bappeda Kota Kendari Dr.Drs.Ridwansyah Taridala mengatakan bahwa stunting ada permasalahan dalam proses pembangunan khususnya di Kota Kendari.
“Kebijakan yang dilakukan pemerintah kota adalah menjadikan stunting ini kerjaan bersama oleh Pemerintah Kota Kendari, dan juga stunting ini disadarkan oleh semua stakeholder bahwa stunting itu bukan tanggung jawab pemerintah saja tetapi tanggung jawab pemerintah, masyarakat dan seluruh stakeholder di Kota Kendari,” tutupnya.
Selain Dialog Persfektif ada juga penyerahan plakat kepada narasumber dan juga pemberian kue ulang tahun kepada Ketua Tim Penggerak PKK Kota Kendari Hj. Sri Lestari Sulkarnain, karena dialog digelar bertepatan dengan hari kelahirannya.