Jakarta, sibernas.id – Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Dr.(H.C) dr. Hasto Wardoyo, Sp.O.G. (K) melantik Dr. Drs Wahidin, M.Kes sebagai Kepala Biro Perencanaan dan Ir. Rusman Effendi, M.M menjadi Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Banten.pada Jumat pagi (17/02/2023) di Auditorium BKKBN Pusat.
Dalam arahannya Hasto mengungkapkan banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh Biro Perencanaan terkait perencanaan anggaran yang harus disesuaikan dengan kondisi lapangan. Hasto juga menyampaikan tantangan Perwakilan BKKBN Provinsi Banten untuk lebih serius mengatasi masih tingginya angka Total Fertility Rate (TFR) atau rata-rata perempuan melahirkan di Banten.
“Di Biro Perencanaan saya kira tantangannya cukup besar karena banyak program baru yang harus disesuaikan dengan kondisi di lapangan dengan ketegasan BKKBN dalam percepatan penurunan stunting. Banyak hal yang harus diperjuangkan dari sisi anggaran existing, kita masih harus berjuang keras di tahun ini untuk Biro Perencanaan bersama Pak Sestama dan Biro Keuangan dan unit satker-satker terkait untuk memperjuangkan alat kontrasepsi yang kurang di tahun 2023 ini,” kata Hasto dalam arahannya.
Menurut Hasto, hal di atas adalah pekerjaan yang paling utama karena apabila tidak bisa dipenuhi alat kontrasepsi maka di awal tahun depan akan menjadi krisis hingga akhir tahun.
Selain itu, Biro Perencanaan diharapkan lebih responsif terhadap masukan-masukan dari daerah dan mengawal pelaksanaan Dana Alokasi Khusus BOKB (Bantuan Operasional Keluarga Berencana) di Kabupaten/Kota.
Sementara itu TFR Provinsi Banten masih berada pada angka 2,42. Karena itu Hasto berharap Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Banten yang baru mampu menurunkannya tanpa menjadikan status ekonomi masyarakat Banten yang sulit sebagai hambatannya.
“Oleh karena itu Pak Rusman dalam hal ini punya tantangan serius, karena nilai TFR nya masih cukup tinggi, dan kemudian masih banyak daerah-daerah yang perlu lebih serius untuk menjangkaunya. Bukti keseriusan bekerja di tahun-tahun akhir menurut saya menunjukkan bahwa Banten tidak bisa memakai alasan masyarakatnya sulit. Karena jika kita serius, ternyata cakupannya bagus dan ini menjadi saksi ketika Banten diseriusi. Tetapi jika tidak serius, ternyata tidak bagus. Kemudian jika tidak bagus yang disalahkan masyarakatnnya, saya tidak mau. Oleh karena itu harus sukses,” tegas Hasto.