Diawali Wali Kota, Pemkot Kendari Mulai Vaksinasi Booster ke Masyarakat Umum

  • Bagikan
Wali Kota kendari, H Sulkarnain kadir saat laksanakan vaksinasi Booster

Kendari, Sibernas.id – Pemerintah Kota kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), memulai melaksanakan vaksinasi booster bagi masyarakat umum guna meningkatkan kekebalan masyarakat terhadap COVID-19 varian Omicron.

Vaksinasi booster tersebut diawali oleh Wali Kota Kendari, H Sulkarnain Kadir, bersama ketua PKK Kendari, Hj Sri Lestari Sulkarnain kemudian diikuti para pejabat lingkup Pemkot Kendari dan tokoh agama, bertempat di Kantor Dinas Kesehatan Kendari, Senin.

“Vaksinasi adalah cara yang efektif melindungi diri dari penularan COVID-19 dalam beberapa kasus pasca vaksin tetap berpotensi terpapar, beberapa catatan kita dan data menjelaskan pada kita bahwa, para pasien yang telah melakukan vaksinasi lengkap relatif lebih ringan,” kata wali kota.

Sulkarnain Kadir mengakui, Kota Kendari saat ini sudah memasuki gelombang ke tiga karena perkembangan kasus yang sangat cepat, datar terbaru terdapat lonjakan kasus hingga 465 orang terpapar.

“Namun kita harus yakin bahwa dengan banyaknya pelajaran yang kita dapatkan selama dua tahun menangani COVID-19, gelombang ketiga ini bisa dilalui. Meskipun terjadi peningkatan signifikan karena penyebaran varian Omicron lebih cepat, saya mengimbau masyarakat agar tidak panik, namun tetap waspada,” katanya.

Menurut dia, dengan adanya peningkatan kasus COVID-19 saat ini, maka diharapkan masyarakat tetap kembali menerapkan protokol kesehatan secara ketat, seperti menggunakan masker, mencuci tangan atau menggunakan hand sanitizer dan menjauhi keramaian.

“Untuk perawatan pasien di rumah sakit, hanya akan dilakukan pada pasien bergejala sedang dan berat. Ini dilakukan untuk menjaga ketersediaan tempat tidur atau BOR. Selebihnya diupayakan tetap isolasi mandiri di rumah yang gejala ringan,” katanya.

Sementara itu, Kadis Kesehatan Kota Kendari Rahminingrum, melaporkan bahwa dari 465 kasus COVID-19 di Kota Kendari, 12 diantaranya dinyatakan sembuh dan satu meninggal dunia.

“Pasien yang alami gejala sedang dan berat dirawat di rumah sakit, sedangkan yang bergejala ringan atau tidak bergejala melakukan isolasi mandiri,” pungkas Rachminingrum.

  • Bagikan