Non Muslim Bangun Masjid, Alexander Tanjaya Digelari Tokoh Pelopor Moderasi Beragama di Sultra

  • Bagikan
Aleksander Tanjaya (kedua dari kiri) bersama kepala kemenag Sultra, H Zainal Mustamin saat pemberian penghargaan sebagai tokoh pelopor moderasi ebragama di Sultra

Kendari, Sibernas.id – Sosok Alexander Tanjaya seorang pengusaha di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) seketika menjadi bahan perbincangan atau menjadi buat bibir terutama dilakangan umat muslim di daerah itu, termasuk di media mainstream dan media sosial.

Alexander Tanjaya yang merupakan seorang pengusaha sekaligus Tokoh Agama Buddha dinilai menjadi sosok nyata Pelopor Moderasi Beragama di Sulawesi Tenggara, yang mendedikasikan dirinya membangun Masjid di Desa Ambaipua Kec. Ranomeeto Kab. Konawe Selatan.

“Saya membangun masjid karena panggilan hati. Merasa tergugah ketika melihat masyarakat setempat yang akan menunaikan sholat magrib ketika itu, berjalan sejauh satu kilo meter ke desa tetangga, yakni Desa Onewila,” ungkap Alexander.

Dedikasi yang dilakukan Alexander Tanjaya itu dinilai sebagai bentuk pengejawantahan atau manivestasi dari nilai-nilai luhur moderasi beragama yang sedang dibumikan oleh pemerintah saat ini khususnya di Sultra.

Atas dedikasi itulah, sehingga Kepala Pusdiklat Tenaga Administrasi Badan Litbang dan Diklat Kemenag RI, H. A Buchori, didampingi Kakanwil Kemenag Sulawesi Tenggara H Zainal Mustamin menyerahkan piagam penghargaan kepada Alexander Tanjaya atas dedikasinya sebagai Tokoh Pelopor Moderasi beragama di Provinsi Sulawesi Tenggara, Disela Pelatihan Penggerak dan Orientasi Pelopor Penguatan Beragama lingkup Kanwil Kemenag Sultra, Jumat (20/5/2022) lalu.

Kakanwil Kemenag Sulawesi Tenggara H Zainal Mustamin memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada Alexander Tanjaya yang telah membangun masjid bagi umat Islam yang diberi nama Masjid Rahmatan Lil Alamin.

“Ini adalah bukti nyata toleransi dan wujud kerukunan antar umat beragama di Sulawesi Tenggara. Alexander Tanjaya adalah sosok Pelopor Moderasi Beragama yang nyata. Untuk itu, kita memberikan apresiasi setinggi-tingginya,” tulisnya.

Dijelaskan, jika masjid berukuran 10x 10 meter yang dibangun oleh Alexander Tanjaya kurang lebih tiga tahun lalu, saat ini digunakan sebagai sarana ibadah oleh warga dan santri Pondok Pesantren setempat.

  • Bagikan