Jakarta, sibernas.id – Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo meminta pelatihan bagi semua anggota Tim Pendamping Keluarga (TPK) dirampungkan pada Maret 2023.
“Sebelum bulan Maret 2023, seluruh TPK harus sudah dilatih untuk upaya percepatan penurunan stunting. Saya meminta seluruh satuan tugas (Satgas Stunting, red.) di provinsi-provinsi untuk memastikan hal ini,” kata dia dalam keterangan resmi BKKBN di Jakarta, Sabtu.
Ia menuturkan sejumlah daerah sudah melatih fasilitator untuk memberikan pelatihan dan pembekalan TPK yang berjumlah 600 ribu personel untuk bertugas bagi pendampingan keluarga berisiko stunting itu.
Beberapa provinsi yang sudah mempunyai fasilitator terlatih adalah Jawa Tengah 608 orang fasilitator TPK yang terbagi dalam 15 angkatan.
Ia menyampaikan BKKBN Perwakilan Jawa Tengah sudah memastikan pelatihan bagi seluruh fasilitator itu rampung pada 10 Februari 2023.
“Saya kemarin juga membuka pelatihan TPK di Garut. Kepala BKKBN Perwakilan Jawa Barat sudah memastikan 111 ribu TPK di seluruh Jawa Barat dijamin sudah terlatih. Daerah lain yang sudah itu Jawa Timur,” ujar Hasto.
Sekretaris BKKBN Provinsi Sulawesi Tenggara Muslimin menambahkan pengukuran kemampuan dan kelayakan fasilitator tingkat kabupaten dan kota lewat evaluasi pengetahuan, sikap, dan keterampilan melalui rangkaian pre-test dan post-test.
Bagi fasilitator yang dinyatakan lulus dengan nilai minimal 70 akan difokuskan menjadi pelatih bagi 2.597 personel TPK yang terbagi dalam 156 angkatan dan tersebar di 222 kecamatan atau 17 kabupaten/kota.
BKKBN turut menggelar lokakarya, seperti di Sulawesi Tenggara yang dihadiri 236 fasilitator pada Rabu (8/2). Ada pula pelatihan secara daring dilaksanakan oleh Pelatihan dan Pengembangan Perwakilan BKKBN Provinsi Sulawesi Tenggara.
Acara digelar selama tiga hari dengan materi pelatihan mengenai konsep dasar stunting dan 1.000 hari pertama kehidupan, tugas dan fungsi TPK, mekanisme kerja TPK, Kampung Keluarga Berkualitas, serta komunikasi antarpribadi.