Jakarta, sibernas.id – Mengawali tahun 2023 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) kembali menyelenggarakan kegiatan Ambassador Talks bersama – Kedutaan Besar Afrika Selatan. Pada kesempatan ini Deputi Bidang Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan Prof. Rizal Damanik, PhD yang dalam hal ini mewakili Kepala BKKBN Dr. (H.C) dr. Hasto Wardoyo, Sp. OG (K) menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Kedutaan Besar Afrika Selatan untuk Indonesia dan Kedutaan Republik Indonesia di Pretoria, serta Departemen Pembangunan Sosial Afrika Selatan atas partisipasi dan kontribusinya dalam webinar berbagi pengetahuan.
”Ini adalah momen yang mulia dan saya ingin menyampaikan sambutan hangat saya atas nama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Republik Indonesia atau BKKBN pada acara “Ambassador Talks” untuk berbagi terkait kebijakan, program, dan praktik terbaik antara dua negara di bidang Kependudukan, Keluarga Berencana, dan Pembangunan Nasional”, ucap Damanik saat membuka acara “Ambassador Talks bersama – Kedutaan Besar Afrika Selatan” di Hotel Grand Hyatt, Jakarta. Acara ini juga diselenggarakan secara daring via zoom dan Live Youtube @BKKBN Official 08/02/2023.
“Saat ini, penduduk Indonesia mulai didominasi oleh generasi muda. Hal ini akan mencapai puncaknya pada 2025 – 2035 melalui bonus demografi dimana angka jumlah penduduk usia produktif akan jauh lebih banyak dibandingkan umlah penduduk kategori usia lainnya. Oleh karena itu, bangsa Indonesia harus mempersiapkan generasi muda ini menjadi generasi unggul yang kan memimpin dan membawa kemajuan bangsa untuk Indonesia Emas”, tambah Damanik.
“Kemudian BKKBN menekankan perlunya kerjasama global untuk mengatasi isu-isu global, seperti masalah kependudukan dan pembangunan. Seperti yang ditunjukkan dalam nominasi kami untuk Penghargaan Kependudukan PBB 2022 (UN Population Awards 2022), Indonesia memperjuangkan masalah kependudukan sebagai salah satu pendorong utama pembangunan. Sejalan dengan Kerjasama Selatan-Selatan dan Triangular, BKKBN siap untuk memajukan kolaborasi dan berbagi praktik terbaik di antara negara lain. Lebih lanjut, Presidensial Indonesia pada G20 tahun lalu mengusung tema “Pulihkan Bersama, dan Lebih Kuat” yang bertujuan untuk memajukan pemulihan global yang kuat dan inklusif yang memperkuat pencapaian Agenda 2030 bersama, menekankan inklusivitas dan ketahanan”, terang Damanik.
Pada kesempatan yang sama Vickesh Maharaj Charge d’Affaires Embassy of South Africa to Indonesia menanggapi dalam sambutannya bahwa, “Pemerintah Afrika Selatan berkomitmen untuk memperkuat penyampaian layanan program pelatihan keluarga dan kebijakan pemerintah dan berjanji untuk memprioritaskan dan memperkuat layanan Keluarga Berencana, serta menekankan bahwa perlindungan standar untuk tenaga kesehatan masyarakat sebaik mungkin untuk mempromosikan Keluarga Berencana.
Selain itu, Afrika juga berkomitmen untuk menerapkan program Sekolah Kesehatan untuk memberikan informasi dan hak kesehatan reproduksi untuk program kebijakan anak perempuan yang perlu dibangun di atas kekuatan keluarga dan itu tantangan untuk memastikan bahwa keluarga diberdayakan.
“Saya berharap kolaborasi antara Indonesia dan Afrika Selatan dalam berbagai aspek ini seperti yang telah kita lihata dalam program sebelumnya bahwa kita memiliki lintasan yang sangat mirip dalam memastikan bahwa kita mengembangkan operasi standar tentang keluarga berencana dan pengelolaan sumber daya”, harap Vickesh.
Sementara itu, Victor Josef Sambuaga, Charge d’ Affaires of the Embassy of the Republic of Indonesia in Pretoria, South Africa sangat menyambut baik inisiatif yang dibentuk oleh BKKBN, karena ini akan menjadi keterlibatan pertama dari isu-isu terkait organisasi Kependudukan dan Keluarga Berencana kedua negara. “Banyak negara di dunia, terutama yang masih dalam status pembangunan menghadapi situasi kependudukan dan keluarga berencana, termasuk Afrika Selatan dan Indonesia. Hal Ini adalah dua kunci untuk memiliki masyarakat yang kokoh dan sehat yang merupakan dasar dari bangsa yang kuat dan sejahtera”, ucap Victor.
Victor juga menyebutkan, “Berdasarkan sensus terakhir tahun 2022, Afrika Selatan mencatat jumlah 60,6 juta jiwa, sedangkan Indonesia mencatat 270,20 juta jiwa menurut sensus sebelumnya tahun 2020. Angka tersebut menunjukkan bahwa perhatian utama kedua negara terhadap masalah kependudukan mungkin berbeda”, sebut Victor.