Kendari, Sibernas.id – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Kendari, Sulawesi tenggara (Sultra), menyebutkan bahwa terdapat 15 kelurahan di kota itu yang menjadin lokus penanganan stunting pada tahun 2022.
“Untuk tahun 2022 ini, kita sudah menetapkan 15 kelurahan yang tersebar di seluruh kecamatan yang menjadi lokasi khusus penanganan masalah kasus kekerdilan,” kata kepala Dinas Kesehatan Kendari, drg Rahminingrum, di Kendari, Selasa.
Disebutkan, 15 kelruahan itu adalah Kelurahan Tobimeita, Talia, Puday, Ponggaloba, Poasia, Bungkutoko, Lepo-lepo, Sambuli, Purirano, Petoaha, Lalodati, Baruga, Labibia, Anaiwoi dan kelurahan Sanua.
Ia menyebutkan bahwa pihaknya juga telah menetapkan kelurahan yang menjadi lokus penanganan stunting untuk 2023 yakni sebanyak 10 kelurahan.
“Dari jumlah kelurahan tersebut empat kelurahan diantaranya juga menjadi lokus stunting di tahun 2022 ini, sebab empat kelurahan tersebut masih layak masuk dalam lokus stunting di tahun 2023 mendatang diakibatkan prevalensi stunting di empat kelurahan itu masih cukup tinggi, meski prevalensi di tahun 2022 mengalami penurunan,” katanya.
Empat kelurahan yang menjadi lokus stunting 2022 dan kembali menjadi lokus penanganan stunting untuk 2023 yakni Kelurahan Purirano, Kelurahan Punggaloba, Kelurahan Anawai dan kelurahan Baruga.
Secara terpisah Kepala BKKBN Sultra, Asmar, mengapresiasi langkah cepat yang dilakukan Pemkot Kendari dalam melakukan penanganan stunting yang dimulai dari penetapan lokus.
“Kinerja Pemkot Kendari menjadi lebih terukur dalam penanganan stunting, sehingga wajar kalau Pemkot Kendari yang menjadi yang terendah kedua kasus stunting di Sultra dibawah Kabupaten Kolaka Timur,” katanya.
Asmar juga menyebutkan, daerah di Sultra dengan kasus stunting tertinggi adalah kabupaten Buton Selatan disusul Kabupaten Buton Tengah dan Kabupaten Buton.