Bogor, Sibernas.id – Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama (kanwil Kenenag) Sulawesi Tenggara (Sultra), Zainal Mustamin, bersama Bupati Kolaka diwakili Asisten I, H. Muh. Bakri dan Kabid Penais dan Pemberdayaan Zakat Wakaf, Jumai menghadiri kegiatan Kemah Moderasi Mengawal Harmoni di Bogor, Selasa (30/11) malam.
Dalam kesempatan itu, Menteri Agama Ri yang diwakili oleh ekretaris Jenderal Kemenag, Nizar Ali, mengatakan kegiatan ini Sangat relevan diterapkan dalam upaya mengawal harmoni di Indonesia.
Untuk itu, lanjutnya, Kementerian Agama berterima kasih kepada para intelektual, pegiat dan aktivis moderasi atas dedikasinya untuk memperjuangkan moderasi beragama dan mensyiarkan moderasi beragama demi keharmonisan hidup dinegara yang kita cintai.
Kepada Direktorat Jenderal Bimas Islam, Nizar Ali memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya karena tidak pernah lelah untuk memfasilitasi setiap kegiatan yang berkaitan erat dengan urusan keagamaan.
“Hal ini menurut saya bisa mengimplementasikan konsep moderasi beragama dalam wujud yang nyata. Kemah ini bagian mempraktekkan bagaimana moderasi beragama lintas agama,” terangnya.
lebih lanjut, Nizar Ali mengungkapkan bagaimana menyikapi perbedaan secara nyata yang melekat di Indonesia, apakah akan dijadikan sumber konflik atau sebaliknya dijadikan agar kita lebih baik dan bijaksana dan saling memahami satu sama lain.
“Kegiatan kemah moderasi dengan tagline mengusung moderasi mencipta harmoni adalah salahsatu kegiatan pada bimas Islam yang memiliki spirit menjaga persatuan artinya harmoni yang menjadi cita-cita setiap bangsa dapat dicapai melalui jalan moderasi,” tulisnya.
Dikatakannya, yang harus digarisbawahi bahwa sikap moderat pertama-tama bukan muncul dari agama atau suku melainkan dari individu yang menjadi penganut agama atau bagian dari suku tertentu. Setelah sikap individu agama ataupun individu yang menjadi bagian dari suku tertentu memiliki sikap moderat maka tidak akan lahir sikap komunal yang moderat juga.
“Logikanya sangat sederhana ketika setiap orang memiliki sikap moderat berkumpul maka akan terciptalah komunitas moderat. Dengan kata lain tatkala orang-rang memiliki kesamaan agama maka dengan sendirinya akan tercipta agama yang moderat. Begitu juga apabila orang-orang tersebut berdiam dalam satu suku maka dengan sendirinya suku tersebut akan dikenal dengan suku moderat,” jelasnya.
Lebih jauh, Nizar Ali menungkapkan jika kita dihadapkan dengan pertanyaan bagaimana mewujudkannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara jawabannya ada dalam kegiatan yang kita selenggarakan saat ini yaitu dalam bentuk emosional yang kuat antar penyuluh setiap agama penyuluh agama.
Olehnya itu, Nizar Ali mengingatkan kepada tokoh-tokoh setiap agama, perwakilan atau para pegiat moderasi beragama bahwa keharmonisan yang dibangun dalam skala kecil ini sudah seharusnya didistribusikan, disyiarkan kepada seluruh umat dengna keharmonisan yang menjadi cita-cita kita bersama akan segera direalisasikan, ” katanya.
Pada kesempatan tersebut, dilakukan penganugerahan Bupati Teladan kepada Kepala Daerah yang berperan aktif dalam meningkatkan moderasi beragama dan mendukung fungsi penyuluh agama. Bupati Kolaka Sulawesi Tenggara bersama Bupati Tanjung Jabung Barat Jambi dan Bupati Purworejo Jawa Tengah menerima penghargaan ini.