Buteng, sibernas.id – Tim Percepatan Penurunan Stunting Buton Tengah (Buteng) Sulawesi Tenggara (Sultra) menggelar Pertemuan Teknis (Technical Assistant) tahun 2023, di Aula Pertemuan Dinas PPKB Buteng, Kamis (10/8).
Adapun maksud dan tujuan dilaksanakannya pertemuan ini adalah mereview pelaksanaan percepatan penurunan stunting di tingkat Kabupaten/Kota, membangun dan meningkatkan koordinasi, komunikasi dan sinergitas lintas sektoral di tingkat Kabupaten/Kota dalam upaya percepatan penurunan stunting dan merumuskan strategi, langkah-langkah dan komitmen bersama dalam upaya percepatan penurunan stunting di tingkat Kabupaten/Kota hingga tahun 2024.
Dalam sambutannya, Sekretaris Daerah (Sekda) Buteng Kostantinus Bukide mengatakan, di tengah-tengah kesibukan kita yang baru selesai kegiatan Covid-19 dan sekarang menyambut kegiatan Kemerdekaan 17 Agustus 2023.
Menurutnya, Stunting ini menjadi penentu sukses tidaknya bonus demografi tahun 2045 mendatang. Ada dua sasaran prioritas stunting yang pertama bagaimana menyembuhkan anak-anak stunting dan yang kedua tidak ada lagi muncul stunting baru.
“Kita sudah membentuk BAAS untuk program percepatan penurunan stunting. Bapak Bupati sangat konsen dengan stunting, setiap Bapak Bupati turun di desa juga konsen mengintervensi stunting, beliau memberikan bantuan makanan, telur dan susu pada sasaran stunting. Kita harus masuk intervensi di sekolah-sekolah, semua anak putri kita akan di beri tablet tambah darah dan langsung di minum di sekolah, inilah peran tim TPK yang mana tahun ini ada anggaran 100 ribu per bulan untuk TPK dan semoga di tahun 2024 bisa bertambah anggaran untuk TPK,” terangnya.
Untuk angka sunting tertinggi, tambah dia, ada di Kecamatan Lakudo sebanyak 426 orang. Ini yang harus betul-betul dari Puskesmas dan TPK menjadi konsentrasi bersama melalui intervensi spesifik melalui Dinkes dan OPD terkait yang terlibat. Kita saling bersinergi dan kolaborasi untuk bisa melakukan percepatan penurunan stunting.
Sementara itu, Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sultra melalui Ketua Tim Kerja Bidang Advokasi, Penggerakan dan Informasi, Agus Salim dalam sambutannya mengatakan, data yang beresiko stunting ada di BKKBN dan data Stunting ada di Dinas Kesehatan.
“Strategi percepatan penurunan stunting ada kegiatan 8 Aksi Konvergensi yang mana di Buton Tengah baru berjalan aksi ke 2 perencanaan kegiatan yang mana seharusnya aksi ke 3 rembuk stunting sudah harus berjalan,”ungkapnya.
Kata dia, akan ada pertemuan rapat koordinasi tingkat Provinsi Sultra di tanggal 23 Agustus 2023 yang mana seluruh progres kegiatan percepatan penurunan stunting akan terpantau dan dipaparkan progresnya di pertemuan tersebut.
“Karena kita akan menghadapi bonus demografi di tahun 2045 agar bisa maksimal menghadapi hal itu. Harapannya seluruh sasaran yg mendapatkan bantuan pada sasaran yg tepat baik itu yg beresiko stunting ataupun yang stunting,”katanya.
Kepala Bappeda Buteng Samrin memaparkan materi penguatan indikator percepatan penurunan stunting dalam Renja OPD Kabupaten Buteng, untuk menangani stunting ada dua cara pertama menangani anak yang sudah stunting dan mencegah anak yang lahir stunting.
Katanya, sasaran penanganan sunting di Buteng bukan hanya bayi akan tetapi remaja ibu hamil juga. Di Buteng banyak yang Stunting jadi di kelurahan sehingga di dorong untuk memberikan anggarkan untuk makanan tambahan.
“Dari 64 indikator yang belum terisi karena data masih lintas sektor, harapannya OPD bisa saling berkoordinasi agar indikator ini bisa terisi. Kami sudah ada data kemiskinan, Dinkes ada by name by adress stunting dan BKKBN by name by adress beresiko stunting. Di PU ada beberapa program pembuatan Jamban untuk diarahkan pada desa yang jumlah kasusnya tinggi,”terangnya.
Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Buteng Abidin menyampaikan, fokus pada materi beresiko stunting yang telah dilakukan pendataan.
Banyak sekali faktor yang mempengaruhi keluarga beresiko stunting berkaitan dengan faktor tidak langsung dengan kesehatan, yang mana intervensi sensitif mempengaruhi persentasi intervensi sasaran sebesar 70%.
“Data keluarga beresiko stunting tahun 2022 yang sudah dilakukan verifikasi dan validasi inilah yang digunakan seharusnya untuk di intervensi berkaitan dengan stunting. Percepatan penurunan stunting Pendekatan ke hulu pada sasaran Catin, Bufas, Bumil dan Baduta/Balita melalui Tim Pendamping keluarga yang terdiri dari tiga orang yaitu Bidan Desa, Penyuluh Kabupaten dan PPK. TPK sudah memiliki data baik keluarga stunting maupun yang beresiko stunting untuk di kroscek langsung di lapangan dan dilakukan penyuluhan pada sasaran serta memfasilitasi pelayanan rujukan pada sasaran,”terangnya.
Sementara itu, Kepala DPMD Buteng Armin memaparkan, kami melaksanakan peningkatan kader Pembangunan Manusia, BAAS sudah di bentuk untuk lebih lanjut bisa berjalan.
“Sasaran harus mengkonsumsi makanan yang bergizi agar bisa terpenuhi kebutuhan gizinya,”ujarnya.