Kendari, sibernas.id – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Tenggara (Sultra) mengikuti Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi Daerah yang rutin dilaksanakan setiap minggu oleh Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia (Kemendagri RI). Rakor ini digelar melalui platform Zoom Meeting dan berlangsung di Ruang Rapat Biro Perekonomian Sekretariat Daerah (Setda) Provinsi Sulawesi Tenggara. Senin (6/1/2025).
Rakor dipimpin langsung oleh Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian, dan menghadirkan sejumlah narasumber dari berbagai kementerian serta lembaga terkait, termasuk Wamendagri, Plt. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Amalia Adininggar Widyasanti, Deputi III Bidang Perekonomian KSP Edy Priyono, Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi, Kabid Manajemen Mutu Bulog Yayat Hidayat, dan Staf Ahli Menteri Pertanian Suwandi.
Turut hadir dari jajaran Pemprov Sultra yakni Sekdis ESDM, Biro Perekonomian, Perwakilan BPS, BI, Bulog dan dinas terkait lainnya
Dalam arahannya, Mendagri Tito Karnavian memaparkan perkembangan inflasi nasional dari akhir 2024 hingga awal 2025. Pada Desember 2024, inflasi bulanan tercatat meningkat dari 0,3% di November menjadi 0,44%. Sektor makanan, minuman, dan tembakau menjadi penyumbang terbesar inflasi dengan kontribusi 1,33%, disusul sektor kesehatan (0,35%) dan perawatan pribadi serta jasa lainnya (0,26%).
“Kenaikan ini merupakan hal yang wajar mengingat adanya perayaan besar seperti Lebaran, Natal, dan Tahun Baru yang mendorong lonjakan permintaan,” ujar Mendagri Tito Karnavian.
Meskipun demikian, sektor transportasi mencatat kontribusi inflasi yang rendah, hanya 0,04%, akibat kebijakan pemerintah menurunkan biaya angkutan udara sebesar 10%. Secara tahunan, inflasi Desember 2024 mencapai 1,57%, menurun signifikan dibandingkan Desember 2023 yang sebesar 2,61%. Angka ini berada dalam target nasional sebesar 1,5%–3,5%.
Mendagri memberikan apresiasi kepada 10 provinsi dengan inflasi terendah, termasuk Sulawesi Tenggara. Bahkan, Gorontalo mencatat deflasi, menunjukkan kinerja optimal dalam menjaga stabilitas harga.
Selain itu, dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah, Mendagri Tito Karnavian menyampaikan perkembangan harga bahan pangan pada Minggu IV Desember 2024 dan Minggu I Januari 2025. Beliau menyoroti kenaikan harga komoditas utama seperti cabai merah, cabai rawit, dan telur ayam ras yang tersebar di ratusan daerah kabupaten/kota. Pada Desember 2024, bawang merah mencatat kenaikan tertinggi di 286 daerah, sementara pada Januari 2025, cabai merah mengalami lonjakan harga di 298 daerah. Mendagri menekankan pentingnya langkah strategis untuk menstabilkan harga, termasuk pengawasan distribusi, pengelolaan stok, dan optimalisasi potensi lokal, agar inflasi tetap terkendali dan daya beli masyarakat dapat terjaga.
Plt. Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, memaparkan tinjauan inflasi dan indeks perkembangan harga minggu ke-1 Januari 2025. Terjadi kenaikan pada bidang pangan, tembakau, transportasi, perawatan pribadi dan jasa, kesehatan serta perhiasan
Lebih lanjut bahwa pada minggu pertama Januari 2025, indeks perkembangan harga (IPH) mengalami kenaikan di 36 provinsi, dengan cabai merah, cabai rawit, dan daging ayam ras menjadi penyumbang utama kenaikan. Sementara itu, komoditas tarif angkutan udara memberikan andil deflasi sebesar 0,01% pada Desember 2024.
Deputi III KSP Bidang Perekonomian, Edy Priyono, menegaskan pentingnya pengawasan terhadap kebutuhan pokok sesuai arahan Perpres 81/2024. Fokus pemerintah adalah memastikan ketersediaan pangan, keterjangkauan harga, dan pemanfaatan sumber daya lokal untuk mewujudkan kemandirian pangan.