Pemprov Sultra Ikuti Rakor Pengendalian Inflasi Bersama Kemendagri secara Virtual 

  • Bagikan

Kendari, sibernas.id – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Tenggara (Sultra) ikuti Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi di daerah yang setiap minggunya dilaksanakan melalui Zoom Meeting yang diselenggarakan oleh Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia (Kemendagri RI) dilaksanakan di Ruang Rapat Biro Perekonomian Setda Sultra, Senin, (22/4/2024).

Rakor virtual yang dilaksanakan serempak di seluruh Indonesia ini dipimpin langsung oleh Mendagri RI Tito Karnavian. Narasumber dari Kementerian atau Lembaga terkait diantaranya Plt. Kepala Badan Pusat Statistik Amalia Adininggar Widyasanti, Deputi III Kepala Staf Kepresidenan Edy Priyono, Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi, Kabid Perencanaan Operasional dan Pelayanan Publik Bulog Epi Sulandari, Direktur Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting Kementerian Perdagangan Bambang Wisnubroto.

Turut hadir dari Jajaran Pemprov Sultra yakni Sekdis Ketapang, Staf Ahli Madya BPS, Karatina, Biro Ekonomi, Disperindag, Inspektorat serta Pejabat terkait lainnya.

Dalam arahannya, Mendagri RI Tito Karnavian mengatakan kepada seluruh kepala daerah untuk menjaga tingkat inflasi di daerahnya masing-masing.

Ia juga memberi arahan untuk mencari tahu apa sebab dari naik dan turunnya harga harga kebutuhan masyarakat di daerah. Selain itu, pentingnya kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah dalam merumuskan strategi pengendalian inflasi yang efektif.

“Melalui rapat koordinasi ini, kita dapat saling bertukar informasi, pengalaman, dan strategi dalam menghadapi tantangan pengendalian inflasi di tingkat daerah dan di harapkan kepada pemerintah daerah yang masuk daftar inflasi tinggi agar segera diatasi dan dicarikan solusinya,” ungkapnya.

Lanjut disampaikan dan menekankan untuk dilakukan oleh daerah agar menyelenggarakan rapat dengan stakeholder, cari apa penyebab kenaikan dan turunnya serta cara mengatasinya. Selain itu, mengantisipasi potensi lonjakan inflasi yang dapat berdampak negatif terhadap daya beli masyarakat dan stabilitas ekonomi secara keseluruhan.

Terkait pendistribusian beras dan jagung, Mendagri instruksikan hasil panen raya disalurkan dengan cepat dengan harga yang wajar. Diingatkannya juga untuk mengatur harga jangan sampai terlalu tinggi ataupun turun terlalu rendah.

“Bulog tolong bantu distribusikan (beras dan jagung) dan Kementerian Perdagangan juga atur harga jangan sampai terlalu meningkat dan jangan anjlok terlalu dalam. Kasihan petani kalau harganya turun sekali,” ungkapnya.

Pada Maret 2024 terjadi inflasi year on year (yon-y) sebesar 3,05 persen dengan Indeks harga Konsumen (IHK) sebesar 106,13. Inflasi provinsi y-on-y tertinggi terjadi di Provinsi Papua Barat sebesar 4,78 persen dan terendah terjadi di Provinsi Papua Barat Daya sebesar 1,42 persen, serta Inflasi month to month (m-to-m) sebesar 0,52 persen dan tingkat inflasi year to date (y-to-d) Maret 2024 sebesar 0,93 persen, sedangkan kondisi inflasi Provinsi Sulawesi Tenggara pada bulan Maret 2024 berada diangka 2,93 persen dan indeks perkembangan harga (IPH) sebagai proxy inflasi pada Minggu III April tahun 2024, diangka -1,61.

Komoditas yang paling sering memberikan andil inflasi pada momen idul Fitri adalah tarif angkutan udara, daging ayam ras dan daging sapi. Selain itu, berdasarkan pemantauan harga SP2KP pada Minggu Ketiga April 2024 ini, beberapa komoditas pangan yang harganya meningkat dan perlu diwaspadai karena terjadi penambahan jumlah Kabupaten/Kota adalah bawang merah, bawang putih, minyak goreng, daging ayam ras dan gula pasir.

“Indeks perkembangan harga M3 April 2024 yang mengalami deflasi terdalam, salah satunya dari kabupaten Bombana dengan perubahan IPH -6,96 persen,” ujarnya.

Komoditas penyumbang kenaikan IPH tertinggi di luar pulau Sumatera dan Jawa, pada Minggu ke-3 April 2024, salah satunya berada di Provinsi Sulawesi Tenggara, yakni Kab.Wakatobi dengan komoditas andil terbesar yakni beras, cabai merah dan telur ayam ras serta komoditas penyumbang andil kenaikan IPH terbesar di 10 wilayah tersebut didominasi oleh daging ayam ras, daging sapi dan cabai merah. Kemudian, harga beras berangsur turun sampai dengan 23 April 2024 seiring dengan masuknya periode panen raya sepanjang Maret-April 2024.

  • Bagikan