Buton Tengah, Sibernas.id – Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Tenggara, H Zainal Mustamin terus menerus membumikan Moderasi Beragama di Provinsi Sulawesi Tenggara.
Komitmen itu disampaikan Kakanwil Kemenag Sultra, saat melakukan Pembinaan ASN dan Pegawai Non PNS lingkup Kantor Kemenag Kab. Buton Tengah dalam rangka Penguatan Moderasi Beragama dalam Tahun Toleransi 2022, Rabu (16/3/2022).
Kehadiran Kakanwil diterima langsung Bupati Kab Buton Tengah H. Samahuddin, Kepala Kemenag Buton Tengah, Khalifah beserta jajarannya, dan didampingi sejumlah pejabat administrator Kanwil Kemenag Sultra, Ketua Dharma Wanita Persatuan Kanwil Kemenag Sultra, Muliawati Zainal, dan jajaran, segenap Forkopimda, sejumlah Kepala Dinas lingkup Kab. Buton Tengah, para penyuluh, Penghulu, ASN dan non ASN lingkup Kantor Kemenag Buton Tengah.
Pembinaan ASN ini juga dirangkaikan dengan Pelantikan dan Pengukuhan Pengurus Badan Penasehat, Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan (BP4) 2022-2027 dan Pengurus Asosiasi Guru Pendidikan Agama Islam (AGPAI) Kabupaten Buton Tengah, Masa Bakti 2022-2027.
Kehadiran Kakanwil ini, sebagai ajang silaturrahmi antara Kanwil Kemenag Sultra Bersama Bupati dan jajaran Kankemenag Kabupaten Buton Tengah.
“Selamat bagi pengurus yang baru dikukuhkan. Kehadiran kami ditempat ini, seperti sebuah kolaborasi yang mendukung program Bupati di Kab. Buteng, bersama Pengurus AGPAI dan BP4, Penyuluh dan penghulu yang berjumlah kurang lebih seribu orang. Bupati sangat memberikan perhatian kepada Kemenag. Jika Bupati urusannya adalah untuk kemakmuran urusan dunia, maka Kemenag adalah untuk urusan akhirat. Sehingga kombinasi ini adalah kombinasi yang ideal,” kata Kakanwil.
Kakanwil menambahkan, perhatian dan keberpihakan Pemda Buteng kepada Kemenag merupakan amal jariyah. Diantaranya, madrasah mendapatkan infrastruktur jalan di tengah kompleks, penambahan insentif bagi imam masjid, hingga bantuan transportasi dan akomodasi bagi jamaah haji, dari Buton Tengah ke Makassar, dan dari Makassar ke Buton Tengah, serta adanya bantuan kendaraan dinas.
“Bantuan Bupati benar-benar luar biasa, maka sudah semestinya Kemenag mendukung program dan kerja-kerja Bupati yang berkaitan dengan Tusi Kemenag,” sambungnya.
Kakanwil menyebut, visi Bupati Buteng yaitu Berkah (Bersih, Sejahtera, Produktif, Agamis, Harmonis) sangat beririsan dengan Gerakan Kemenag Sultra Bersahabat (Bersih, Religius, Santun, Harmonis, Berbasis Teknologi). Sehingga itu menjadi alasan memperkuat persandingan antara pemerintah Kab. Buton Tengah dengan Kemenag, untuk mewujudkan masyarakat yang saleh, moderat, cerdas dan unggul.
“Jika penduduk suatu negeri menjaga komitmen keberimanan dan kebertakwaan seperti halnya visi yang diusung Bupati, juga dalam memajukan kegiatan keumatan, majelis-majelis agama dan lain sebagainya, pasti Allah SWT akan bukakan bagi daerah itu berkah yang datang dari langit dan bumi.
Kolaborasi ini sangat komplit, maka menjadi tanggungjawab Kemenag Kab. Buton Tengah untuk mengimplementasikan visi tersebut dalam kerja keseharian untuk memakmurkan masyarakat,” imbuhnya.
Kakanwil berharap, kolaborasi dan kerjasama bisa terus terjalin dengan baik dan berlangsung lama.
“Kita juga hadir dalam rangka pengukuhan AGPAI, mudah-mudahan ini menjadi forum silaturahmi, konsultasi dan komunikasi untuk memajukan profesionalisme para guru PAI. Juga dijadikan sebagai wadah oleh para guru agama untuk menyuarakan aspirasi guru-guru PAI dalam rangka membangun kontribusi yang positif dalam membangun generasi beragama, berakhlak, berkarakter saleh, moderat, cerdas dan unggul,” ujarnya.
Juga dengan pengurus BP4, lanjutnya, dalam rangka melakukan konsolidasi membangun ketahanan keluarga, kekuatan keluarga, membentuk keluarga sakinah mawadah warohmah yang akan menjadi pilar penopang kemajuan bangsa, dari keluarga-keluarga yang terbangun secara utuh.
“Hari ini kita juga melakukan pembinaan ASN dalam rangka penguatan Moderasi Beragama. Ini yang sering disalah pahami, ada yang menyebutnya modernisasi agama, yang mengubah ajaran agama menjadi moderen, ini yang keliru. Ada juga yang mengatakan agama itu dibuat supaya menjadi moderat, padahal sejatinya agama itu memang sudah moderat, wasathiah dan Rahmatan Lil Alamin,” jelasnya.
Padahal, moderasi beragama adalah memoderasikan cara beragama kita dari pikiran, perilaku dan cara mengaktualisasikan keberagamaan kita di tengah masyarakat, itu yang diambil jalan tengahnya. Jadi bukan agamanya, namun cara beragamanya.
Kakanwil menilai, masyarakat Buton Tengah adalah masyarakat maritim yang ajaran agamanya dibawa dengan teduh, menyejukkan dan tanpa perjumpaan dengan kekerasan dalam penyebaran agama. Sebagaimana filosofi masyarakat maritim, tidak ada persaingan dan kekerasan dalam menerima ajaran agama. Selain itu, ada kesediaan untuk menerima ajaran agama lain yang hadir.
“Karena itu, tagline Kemenag Bersahabat adalah 3B (Bersama, Bersatu, Bersaudara). Bersama kita bisa, Bersatu kita kuat, Bersaudara kita rukun. Ini bisa memperkuat kebersamaan dgn Pemerintah daerah. Maka jika ada kegiatan lokal, bisa berkolaborasi dalam tagline 3B. Ini sudah dibuktikan, sehingga diharapkan terus terjaga di hari-hari mendatang. Semoga ini menginspirasi kita dan memberi hikmah dalam upaya menjadi juru bicara dan pelopor Moderasi Beragama di tengah masyarakat, menuju bangsa yang Baldatun Thoyibatun Warrabun ghafur,” tandasnya.