Kakanwil Kemenag Sultra Harap Madrasah di Bombana Hadirkan Kelas Digital

  • Bagikan

Bombana, sibernas.id – Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Sulawesi Tenggara (Sultra), H. Muhamad Saleh didampingi Kabid Penmad, Sitti Mardawiah Kasim, memberikan materi pada Workshop Implementasi Kurikulum Merdeka Berbasis Komunitas (IKM-BK) Lingkup MTsN 2 Bombana, Selasa, (16/1/2024).

Turut hadir, Kasubbag TU Kantor Kemenag Kabupaten Bombana, Asham Abubakar, Praktisi Pendidikan, Dr. Samsuri, Kasi Penmad Kantor Kemenag Bombana, Musaidah, Kepala MTsN 2 Bombana dan para Guru se KKM MTsN 2 Bombana.

Kakanwil Kemenag Sultra Muhamad Saleh mengatakan, Menteri Agama H Yaqut Cholil Qoumas telah menerapkan tujuh program prioritas. Tujuh program tersebut telah diimplementasikan disatker lingkup Kemenag Sultra. Mulai dari penguatan moderasi beragama, revitalisasi KUA, kemandirian pesantren, termasuk transformasi digital yang ada pada Madrasah di Sulawesi Tenggara.

Untuk lebih menguatkan implementasi program transformasi digital, Kakanwil menginginkan agar tahun ini di Madrasah khususnya Bombana memiliki kelas-kelas digital.

“Hampir seluruh Madrasah negeri di beberapa kabupaten telah menerapkan kelas digital dalam proses pembelajaran. Tahun ini khususnya MTsN 2 dan MAN 1 Bombana, tidak ada lagi alasan untuk tidak menerapkan kelas-kelas digital. Sarana yang ada harus diimbangi dengan inovasi yang kreativitas para kepala madrasah,” tegasnya.

Menurut Saleh, penerapan kurikulum Merdeka memberikan kesempatan kepada para tenaga pendidik untuk berkreasi dan berinovasi dalam kegiatan pembelajaran.

“Guru harus mampu membaca dan memahami potensi yang ada pada diri anak didik. Guru didorong untuk melakukan pengembangan dan penggunaan teknologi dalam menyediakan berbagai solusi inovatif sesuai dengan kebutuhan anak didik,” ungkapnya.

Memasuki Tahun 2024, sejalan dengan program Kemenag Sultra ACTION yang telah dilaunching, Kakanwil berharap agar seluruh jajaran ASN Kemenag Bombana khususnya para tenaga pendidik dan kependidikan untuk menghadirkan jiwa yang setiap saat melakukan inovasi. Terlebih, ASN Kemenag dituntut untuk menjadi ASN yang smart dan toleran.

“ASN atau guru yang smart adalah yang terus melakukan perubahan, melakukan kreasi dan inovasi untuk perbaikan dalam tata kelola pendidikan dan proses pembelajaran,” jelasnya.

Sementara ASN yang toleran adalah ASN yang dimanapun dia berada bisa menciptakan lingkungan yang sejuk dan nyaman, serta menjadi perekat bagi perbedaan.

Memasuki kontestasi politik yang sudah didepan mata, Kakanwil kembali mengingatkan dan mengimbau Guru dan tenaga kependidikan untuk menjaga kondusifitas dilingkungan masing-masing melalui penguatan moderasi beragama.

“Berbeda pilihan itu hal yang biasa, tapi persatuan dan kesatuan harus tetap dijaga demi keutuhan NKRI. Saatnya bergerak mengambil perannya masing-masing, memberikan penguatan dan pemahaman moderasi beragama agar masyarakat tidak mudah terpecah belah,” tandasnya.

  • Bagikan