Cegah Stunting, Pemkot Kendari Luncurkan Kampung Anak Sejahtera

  • Bagikan

Kendari, Sibernas.id –  Penjabat (Pj) Wali Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) Muhammad Yusup, telah meluncurkan Kampung Anak Sejahtera di Kelurahan Punggaloba. Kegiatan yang mengusung tema “Cegah Stunting Melalui Kampung Anak Sejahtera” ini dilaksanakan di halaman Kantor Kecamatan Kendari Barat, Rabu (7/2/24) lalu.

Muhammad Yusup yang juga merupakan kepala BPBD Sultra ini mengaku bahwa Kota Kendari menjadi satu-satunya dan yang pertama membentuk Kampung Anak Sejahtera di Sulawesi Tenggara.

“Ini sangat luar biasa, mungkin di Indonesia baru beberapa yang membentuk Kampung Anak Sejahtera ini, ini adalah bentuk perhatian pemerintah terhadap masyarakatnya dalam rangka mencegah stunting,” ujarnya.

Menurut Pj. Wali Kota Kendari, Kota Kendari bisa menjadi langkah awal untuk menginisiasi kabupaten/kota yang ada di Sulawesi Tenggara untuk bisa melakukan hal yang sama.

“Ini adalah salah satu program pemerintah dalam rangka mencegah stunting di negara kita, isu stunting bukan lagi menjadi tanggung jawab Kementrian Kesehatan tetapi sudah menjadi tanggung jawab semua,” tambahnya.

Pj. Wali Kota Kendari mengharapkan, Kampung Anak Sejahtera ini bisa melibatkan semua unsur atau instansi yang kiranya bisa membantu dalam mencegah stunting berkembang di Sulawesi Tenggara khususnya di Kota Kendari.

Melalui program Kampung Anak Sejahtera kata dia, maka menurunkan jumlah stunting melalui dua pendekatan, yaitu pola asuh keluarga dan kesehatan. Dikarenakan selain aspek kesehatan, stunting juga disebabkan praktik pola asuh keluarga yang salah.

“Contoh pola asuh anak yang salah adalah, pemberian ASI ekslusif yang tidak maksimal. Kemudian praktik pernikahan usia anak-anak (dini) ternyata juga berpengaruh pada stunting,” katanya.

Dengan program Kampung Anak Sejahtera, secara teknis pencegahan stunting difokuskan pada kinerja pelayanan dan sosialisasi hingga tingkat desa. Kader posyandu sebagai salah satu ujung tombak diberi pengetahuan soal pencegahan stunting.

Salah satu kendala yang ditemui di lapangan adalah Kader Posyandu kadang kurang waspada, dikarenakan hanya memperhatikan berat badan bayi sebagai parameter stunting. Padahal stunting ditetapkan berdasarkan perbandingan tinggi atau panjang badan bayi dengan kriteria tertentu.

“Saat melihat balita itu gemuk, mereka enggak mengukur tinggi badannya. Secara kasat mata stuntingnya enggak ada, padahal kalau diukur tinggi badannya sebenarnya ada,” katanya.

Puskesmas juga mengambil peran dalam menekan angka stunting. Puskesmas sebagai fasilitas medis terdekat dengan masyarakat. Petugas medis serta fasilitas kesehatan di Puskesmas akan ditingkatkan agar dapat menangani kasus stunting dan kasus medis lainnya.

Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Fitriani Sinapoy mengungkapkan, tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengefektifkan pelaksanaan strategi pengarustamaan gender secara lebih konkrit dan terarah.

Hal ini akan memperkuat peran pemerintah dalam mewujudkan 4 aspek, yaitu aspek akses, partisipasi, kontrol dan manfaat yang dimana akan dilakukan secara setara antara perempuan dan laki-laki serta berkontribusi pada terwujudnya keadilan dan kesetaraan gender.

“Kemudian ini juga untuk meningkatkan wawasan dan kesadaran masyarakat mengenai kesehatan anak dan kesehatan reproduksi perempuan dalam mewujudkan kesetaraan dan tumbuh kembang yang optimal dan membuka akses pangan yang layak bagi anak,” ujarnya.

Selanjutnya, Inspektur Pembantu Wilayah IV Inspektorat Kota Kendari ini juga mengatakan, Kampung Anak Sejahtera ini juga bertujuan untuk mencegah angka prevelensi stunting dan memberikan jaminan kesehatan baik ibu hamil dan balita.

“Kampung anak sejahtera ini juga berfokus pada berbagai kegiatan pelatihan bagi keluarga seperti pelatihan, penguatan peran keluarga dalam pengasuhan, pelatihan dan pengelolaan makan yang berbasis lokal,” tambahnya.(adv)

  • Bagikan