Kendari, Sibernas.id – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), berkomitmen untuk mewujudkan Sultra bebas dari kasus stunting dengan berbagai progam yang telah dilaksanakan.
“Berbagai program dan kerja sama dengan berbagai pihak terkait telah kita lakukanm, tujuannya adalah mewujudkan Sultra bebas dari stunting,” kata kepala BKKBN Sultra, Drs Asmar, di Kendari, Kamis.
Ia menyebutkan terdapat lima kabupaten di daerah itu yang masuk kategopri status merah stunting.
“Lima daerah itu adalah Kabupaten Buton Selatan, Kabupatern Buton Tengah, Kabupaten Buton, Kabupaten Konawe Kepulauan dan Kabupaten Muna,” kata Asmar.
Menurut dia, lima kabupaten di Sultra dinyatakan berstatus merah karena memiliki prevalensi stunting di atas 30 persen.
“Sedangkan 12 daerah lain dinyatakan berstatus kuning karena memiliki prevalensi stunting di kisaran 20-30 persen yakni, Kolaka Timur, Kota kendari, Wakatobi, Baubau, Konawe, Bombana, Muna Barat, Buton Utara, Konawe Utara, Kolaka, Kolaka Utara, dan Konawe Selatan,” katanya.
Asmar mengatakan, pemerintah saat ini sedang gencar-gencarnya penaganan masalah stunting yang bertujuan mewujudkan generasi emas.
Dijelaskan, stunting merupakan sebuah kondisi gagal pertumbuhan dan perkembangan yang dialami anak-anak akibat kurangnya asupan gizi dalam waktu yang lama, infeksi berulang, serta stimulasi psikososial yang tidak memadai terutama pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan sang anak.
“Stunting ditandai dengan pertumbuhan yang tidak optimal sesuai dengan usianya. Anak yang tergolong stunting biasanya pendek walau pendek belum tentu stunting serta gangguan kecerdasan. Probematika stunting akan menyebabkan kesenjangan kesejahteraan yang semakin buruk bahkan stunting dapat menyebabkan kemiskinan antar generasi yang berkelanjutan,” pungkasnya.