Zainal Mustamin Beri Bimbingan Perkawinan Mandiri Catin di Kendari

  • Bagikan

Kendari, sibernas.id – Direktur Bina KUA dan Keluarga Sakinah Ditjen Bimas Islam Kemenag RI, H Zainal Mustamin beri Bimbingan Perkawinan (BIMWIN) Mandiri Calon Pengantin masing masing di KUA Kecamatan Kambu dan Wuawua, Kota Kendari, Senin, (27/2).

Hadir Sub Koordinator Bidang Urais Kanwil Kemenag Sultra, Kepala KUA Kec. Kambu, Idris L dan Kepala KUA Kec Wuawua, Wahit Nursalim, para Penghulu dan Penyuluh.

Zainal Mustamin mengatakan, Keutuhan sebuah negara dimulai dari kekuarga. Jika keluarganya sakinah dan kuat, maka negara akan kuat dan damai. Pembangunan Indonesia dimulai dari pembangunan keluarga dan sebelum keluarga diikat dalam ikatan perkawinan, harus diberi bimbingan terlebih dahulu agar memiliki bekal dalam memasuki kehidupan rumah tangga.

Dihadapan lima catin yang akan membentuk rumah tangga, dirinya berpesan jika salah satu ujian terberat adalah saat persiapan memasuki hari H.

“Tidak boleh dikotori, dirusak dan dinodai sebelum memasuki hari H. Karenanya, perlu dibekali dengan ilmu keagamaan termasuk bekal pengetahuan kesehatan terkait stunting ataupun reproduksi,” jelasnya.

Ia juga berpesan pada kelima catin agar mengikuti semua tahapan sebelum memasuki pernikahan. Catin perlu melengkapi ilmu dan pengetahuannya untuk memasuki sebuah kehidupan baru yaitu berumah tangga.

“Sebab jika bekalnya tidak cukup ibarat orang yang berjalan, nanti di tengah jalan akan mendapatkan masalah. Karena pernikahan itu harus diniatkan sebagai sebuah ikatan suci yang akan dipegang dan selalu kokoh. Setia hingga menua,” ungkapnya.

Meskipun sebelumnya telah saling mengenal, namun dirinya mengatakan jika pasangan catin belum mengenal terlalu mendalam, dan baru akan benar-benar saling mengenal jika sudah memasuki pernikahan.

“Enam bulan pertama dikenal sebagai bulan madu, menikmati manisnya masa-masa pernikahan. Setelahnya dikenal sebagai bulan bawang karena mulai kelihatan sesuatu, dan mulai menumpahkan air mata. Jika bisa melewati itu, maka akan masuk bulan purnama hingga menua, terang dan bercahaya. Ini harus dilewati dengan pembekalan. Ikuti dan simak baik-baik pembekalan yang akan diberikan oleh penghulu karena akan mengikat janji di H sampai menua,” pesannya.

Ia berharap pasangan catin bisa menjaga rumah tangganya kelak. Perbedaan adalah hal biasa dalam rumah tangga, tapi perbedaan jangan sampai memecahkan ikatan yang kokoh. Catin akan melewati bahagia, sedih, bersama. Itu siklus dalam kehidupan, yakni siklus menaik dan siklus menurun.

Siklus menaik diliputi kebahagiaan, canda, tawa dan segala kesenangan. Ketika siklusnya menurun, disitu ada benci, sedih, tidak senang, marah, cobaan, gangguan dan sebagainya. Namun, masalahnya bukan pada siklus menaik dan menurun, karena itu sunatullah yang pasti berlaku. Masalahnya ialah sanggupkan berada di siklus menaik dan siapkah ketika berada di siklus menurun.

“Karena siklus menaik dan menurun dua-duanya adalah cobaan. Jangan sampai kita menaik dan menurun melampaui batas, kemudian Allah coba kita dengan sesuatu. Jadi kalau senang, jangan terlalu senang. Bahagia secukupnya, sedih sewajarnya, bersyukur sebanyak-banyaknya. Pernikahan harus mencapai puncak tertinggi dari kesetiaan sampai diangka sembilan. Sebagaimana angka sembilan sebagai angka tertinggi,” imbuhnya.

Dirinya menambahkan, agar catin menjaga keluarga, menguatkan agama dan menguatkan Indonesia.

Menurutnya, pernikahan tidak akan terlepas dari tiga hal di dalamnya. Pertama peristiwa adat yang akan menyertai. Kedua peristiwa agama melalui KUA yaitu ijab kabul. Ketiga akan ada peristiwa hukum, dimana pasangan akan mendapatkan buku nikah dan negara akan mengakui pernikahan tersebut.

“Niatkan pernikahannya menjadi keluarga yang sakinah, mawadah dan warrahmah. Menjadi keluarga yang berkah, sebagaimana program yang dikembangkan di Direktorat Bina KUA dan Keluarga sakinah,” pungkasnya.

  • Bagikan