Konsel, sibernas.id – Program “Go Green Kemenag Sultra Action” resmi diluncurkan Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) Sulawesi Tenggara (Sultra), bertempat di MTsN 1 Konsel, Sabtu (15/2/2025).
Kegiatan tersebut dirangkaikan dengan deklarasi Madrasah dan Pondok Pesantren Aman, Nyaman, dan Menyenangkan Bebas Kekerasan, Pelecehan Seksual, dan Perundungan di Madrasah.
Program tersebut diresmikan oleh Pj. Gubernur Sultra yang diwakili Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Sultra, Asrun Lio, yang dihadiri jajaran Kanwil Kemenag Sultra, Ketua DPRD Sultra, Bupati Konawe Selatan, Ketua DPRD Konawe Selatan, Rektor Universitas se-Sulawesi Tenggara, tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh wanita dan tokoh pemuda, kemarin.
Sekretaris Daerah Provinsi Sultra Asrun Lio mengatakan, lingkungan hidup merupakan warisan yang tidak ternilai untuk keberlangsungan hidup generasi mendatang. Seiring waktu berbagai isu tentang kerusakan dan bencana alam seperti pemanasan global, banjir, longsor dan lainnya semakin mengancam keseimbangan ekosistem. Berbagai langkah strategis dilakukan untuk menjaga agar alam tetap bersahabat dengan manusia.
“Saya memberikan apresiasi setinggi- tingginya kepada seluruh pihak yang telah menginisiasi dan mendukung program ini. Sebab, Go Green Kemenag Sultra Action merupakan wujud nyata kepedulian kita terhadap kelestarian lingkungan, sekaligus bentuk dukungan terhadap program Asta Cita dari Presiden Prabowo Subianto dalam mewujudkan indonesia yang hijau, sehat, dan berkelanjutan. Dengan penanaman pohon dan upaya penghijauan ini, kita berharap generasi mendatang dapat menikmati lingkungan yang lebih baik dan lestari,” ujarnya.
Ia mengungkapkan, dengan adanya Go Green Kemenag Sultra Action bukan hanya dapat menciptakan lingkungan yang lebih hijau, tetapi juga menanamkan kesadaran ekologis kepada generasi muda dan masyarakat luas agar mereka menjadi agen perubahan dalam menjaga kelestarian alam. Sehingga aksi ini menjadi awal dari gerakan yang lebih besar dalam upaya mitigasi perubahan iklim dan pelestarian alam.
Menurutnya, pemberitaan yang marak membahas berbagai kasus kekerasan, pelecehan seksual dan perundungan di Indonesia tentunya menambah kekhawatiran di hati sebagai orang tua tentang masa depan generasi bangsa. Maraknya kasus-kasus tersebut menjadi pengingat bagi semua untuk lebih aktif dalam membangun ekosistem yang melindungi anak-anak dari berbagai bentuk kekerasan, baik di lingkungan sekolah, rumah, maupun masyarakat.
“Dengan adanya deklarasi madrasah aman, nyaman, dan menyenangkan yang kita canangkan hari ini adalah langkah penting dalam mewujudkan lingkungan pendidikan yang bebas dari kekerasan, pelecehan seksual, dan perundungan dan merupakan sebuah langkah nyata dalam menciptakan madrasah sebagai ruang yang inklusif dan mendukung perkembangan karakter positif bagi peserta didik,” paparnya.
Ia menjelaskan, madrasah dan pondok pesantren harus menjadi tempat yang ramah bagi peserta didik, tempat di mana merasa aman untuk belajar, berkembang, dan menggapai cita-citanya. Program ini sejalan dengan visi besar Kementerian Agama RI dalam membangun karakter bangsa yang kuat, berakhlak, dan berbudaya.
“Dua program yang kita launching hari ini bukan hanya seremonial, tetapi harus kita jadikan sebagai gerakan yang berkelanjutan. saya mengajak hadirin yang hadir pada pagi hari ini dan seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama menjaga lingkungan kita serta menciptakan suasana pendidikan yang aman dan kondusif. Dengan kerja sama dan komitmen kita semua, sulawesi tenggara akan menjadi pelopor dalam pendidikan yang berbasis lingkungan dan nilai-nilai moral yang kuat,” tandasnya.