Jakarta, sibernas.id – Perkumpulan Bulu Tangkis (PB) Djarum langsung menyiapkan program untuk ganda campuran Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti setelah terdepak dari pemusatan latihan nasional (pelatnas) PBSI.
Ketua PB Djarum, Yoppy Rosimin, mengatakan Praveen/Melati akan tetap berpasangan dan mengikuti berbagai ajang internasional dengan tujuan utama lolos kualifikasi Olimpiade Paris 2024.
“Mereka akan bertanding seperti biasa. Kami dari tim dan pelatih akan memilih dan mempertimbangkan turnamen mana saja yang akan mereka ikuti. Harapannya mereka bisa lolos kualifikasi Olimpiade di Paris nanti,” ujar Yoppy dalam laman resmi PB Djarum, Jumat.
PB Djarum pun bakal membebani ganda campuran peringkat kelima dunia itu target sepanjang musim 2022. “Tapi tentu ada konsekuensi dan tanggung jawab yang harus mereka pikul. Mereka harus bisa memenuhi target-target tertentu yang diberikan,” kata Yoppy menambahkan.
“Jika mereka gagal memenuhi target, tentu akan ada punishmentnya. Kesepakatan tersebut akan dituangkan dalam perjanjian tertulis,” pungkas Yoppy.
Selain Praveen/Melati, PB Djarum juga akan mempersiapkan program untuk Gloria Emanuelle Widjaja yang juga terdepak dari pelatnas. Dia bakal dipasangkan dengan pemain muda PB Djarum, Dejan Ferdinansyah.
Saat ini Praveen/Melati dan kawan-kawan tengah mempersiapkan diri untuk menghadapi turnamen terdekat seperti German Open, All England Open, dan Swiss Open. Latihan digelar secara intensif di GOR Djarum Jakarta setiap Senin hingga Jumat.
Sebelumnya, pelatih ganda campuran bulu tangkis nasional, Nova Widianto mengonfirmasi Praveen/Melati dan Hafiz Faizal/Gloria terdegradasi dari jajaran penghuni pelatnas PBSI Cipayung.
Menurut Nova, paling tidak ada empat alasan terdepaknya kedua ganda campuran yang kerap diandalkan Indonesia dalam berbagai ajang besar tersebut.
“Praveen/Melati dan Hafiz/Gloria tidak di pelatnas tahun ini. Ada beberapa parameter, yang pasti dari prestasi satu dua tahun belakangan. Lalu faktor usia, berapa lama di pelatnas, dan terakhir soal karakter,” kata Nova menjelaskan dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Jumat.
Dari segi prestasi, kedua pasangan belum bisa membuahkan hasil maksimal dan tidak memenuhi target dari pelatnas. Selain itu, kedua pasangan juga sudah cukup lama berada di Cipayung sehingga ada pertimbangan untuk memberikan kesempatan bagi pemain muda untuk naik tingkat.
Nova melihat Praveen/Melati tidak bisa melampaui pencapaian saat juara pada All England 2020. Padahal PBSI menaruh harapan lebih tinggi setelah pencapaian itu, sayangnya tidak ada kemajuan hingga musim 2021 ditutup dengan gelaran Indonesia Badminton Festival (IBF) di Bali.
“Setelah mereka memang harus ada regenerasi. Kami tahu memang tidak akan mudah bagi yang muda untuk mengejar, tapi mereka juga harus siap. Semoga di Olimpiade 2024, kami bisa ikut dan meraih medali,” ujar Nova.