Konawe Selatan, sibernas.id – Bupati Konawe Selatan (Konsel) Surunuddin Dangga menyebut kunjungan Menteri Pertanian Republik Indonesia Syahrul Yasin Limpo ke Konsel adalah pilihan yang tepat.
Pasalnya, pertanian di Konsel sangat lengkap. Mulai dari petani yang sudah regenerasi atau petani milenial sampai dengan tanamannya yang bahkan bisa mensuplai kebutuhan pangan di Ibukota Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) yakni Kota Kendari.
“Konsel mempunyai segalanya. Kami punya padang penggembalaan sapi, kami diberi kepercayaan menyiapkan bibit sapi bali. Jadi yang dari Kalimantan dan Sulawesi Tengah (Sulteng) ambil sapi bali ke sini (Konsel) tidak ke Bali lagi, karena di Konsel kami kembangkan,” ujar Surunuddin, Jumat malam (19/8/2022).
Lebih lanjut, Surunuddin mengungkapkan, bahwa sawah produktif di Konsel kurang lebih 20 ribu hektare. Dimana seharusnya ada 30 ribu hektare, tapi 10 ribu hektare diperuntukkan untuk pertanian jagung.
Selain itu, Konsel juga tengah mengembangkan produksi kopi dan kelapa. Pasalnya, ada Investor dari Salim Group yang bermohon untuk membuka pabrik Kelapa di Konsel.
“Karena disini (Konsel), kelapa rakyat saja ada 10 ribu hektare, di samping itu ada perusahaan juga yang mengembangkan tanaman kelapa. Makanya kita kembangkan,” katanya.
Surunuddin mengatakan, Konsel adalah penunjang kebutuhan pokok Kota Kendari. Mulai dari padi, sayur mayur, sapi, ayam dan lainnya semua ada di Konsel.
“Kota Kendari kalau lebaran, harga telur dan kebutuhan lain pasti naik karena dari Makassar semua. Tapi hari ini, Konsel yang suplai telur dan lainya. Ini sudah berjalan 3 tahun dan Alhamdulillah harga sudah tidak bergejolak lagi,” bebernya.
Meski banyak keunggulan bidang pertanian di Konsel, Surunuddin tak menampik, bahwa masih banyak masalah untuk mengembangkan pertanian. Mulai dari masalah anggaran yang terbatas sampai dengan alat dan mesin pertanian (alsintan).
“Masalah kami memang masih banyak. Pertama, sudah 3 tahun ini kami tidak mendapatkan Dana Alokasi Khusus (DAK). Sehingga untuk pemeliharaan pengaliran air yang dirasakan petani memang kami terkendala. Apalagi APBD kami terbatas,” paparnya.
Masalah kedua lanjut Surunuddin, bahwa jika terjadi musim panen bersamaan, maka dari Sulsel akan ikut panen dengan membawa mobil. Akan tetapi, saat kembali mereka bawa gabah. Lalu kemudian, jika musim hujan harga gabah pasti anjlok dikarenakan mesin pengering di Konsel terbatas.
“Itulah yang terjadi. Banyak sekali gabah kita yang menyebrang. Tapi tidak masalah. Di samping itu juga, pupuk ini selalu menjadi masalah. Tapi Insya Allah kami lagi mengupayakan pupuk organik. Dimana, kelompok masyarakat kita latih, karena banyak disini pabrik sawit, tapioka, dan lainnya,” papar Surunuddin.
Diakhir sambutannya, Politikus Golkar ini mengucapkan selamat kepada Pemerintah Indonesia dan Kementerian Pertanian yang mendapat penghargaan untuk sistem pertanian pangan tanguh dan swasembada beras tahun 2019-2021 melalui penerapan inovasi teknologi pertanian dari Institut Penelitian Padi Internasional.
“Saya mengucapkan selamat atas pencapaian Mentri Pertanian menerima penghargaan tersebut,” tutup Surunuddin Dangga saat menyampaikan sambutannya.