Percepat Penurunan Stunting di Kendari, Gerakan Orang Tua Asuh Petakan wilayah Kerja

  • Bagikan
Wali Kota kendari Asmawa Tosepu saat pimpin rapat rapat gerakan orang tua asuh yang berlangsung di Aula Teporombua Balaikota Kendari, Senin (29/05).

Kendari, Sibernas.id – Pemerintah Kota (Pemkot) Kendari telah memulai pendampingan keluarga se Kota Kendari untuk percepatan penangganan stunting tahun 2023 melalui Gerakan Orang Tua Asush bebas Sunting.

Untuk itu Pj Wali Kota Kendari Asmawa Tosepu kembali mengingatkan, jajaran Pemkot Kendari bersama Forkopimda dalam rapat gerakan orang tua asuh yang berlangsung di Aula Teporombua Balaikota Kendari, Senin (29/05/23).

Pj Wali Kota Kendari, Asmawa Tosepui menyebut, Kota Kendari memiliki angka prevalensi balita stunting terendah di Sulawesi Tenggara (Sultra) yaitu 19,5 persen.

Jumlah ini kata dia, bisa terus diturunkan dengan gerakan orang tua asuh stunting, dengan adanya orang tua asuh stunting ini dirinya berharap orang tua asuh melakukan sejumlah upaya untuk menurunkan kasus stunting di wilayahnya.

Peserta Rapat

“Saya berharap malam ini sudah mulai berkunjung, saya berharap seperti itu diantara kita masing-masing, mudah-mudahan tidak memberatkan bapak/ibu untuk mengunjungi rumah yang menjadi asuhan kita,” harapnya.

Sekretaris daerah (Sekda) Kota Kendari Ridwansyah Taridala mengatakan, untuk mempercepat penurunan angka stunting di Kota Kendari, pihaknya telah memberikan memberikan nama-nama orang tua asuh untuk bertanggungjawab dalam wilayahnya masing-masing.

“Makanya tadi dihadirkan teman-teman dari Forkopimda lengkap Alhamdulillah, sehingga sudah dibagi wilayahnya supaya teman-teman orang tua asuh ini kenal dimana tempat anak asuhnya ada,” jelasnya Sekda Kota Kendari usai Rapat penurunan angka stunting.

Untuk diketahui terdapat 107 balita/baduta serta 111 Ibu hamil yang masuk daftar dalam rangka penanganan angka stunting tahun 2023.

Peluncuran Gerakan Orang tua asuh bebas stunting di Kendari, Oleh PJ Wali Kota Kendari, Asmawa Tosepu

Dalam kesempatan itu sudah dipetakan wilayah kerja atau objek dampingan masing-masing orang tua asuh, serta membahas terkait kewajiban atau tanggungjawab oran tua asuh terhadap objek dampingannya baik itu balita beresiko stunting ataupun ibu hamil atau menyusui.

Sebelumnya, Pemkot Kendari, telah melaunching atau meluncurkan Gerakan Orang Tua Asuh Bebas Stunting  untuk mempercepat penanganan stunting di daerah itu, bertempat di kantor Wali Kota Kendari, Kamis (13/4/23).

Gerakan itu adalah salah satu terobosan pemerintah kota dalam rangka menurunkan angka stunting dengan melakukan kerja-kerja bersama, gotong-royong bersama semua pihak tidak hanya unsur OPD tetapi juga melibatkan elemen lain.

Dalam gerakan ini, tidak hanya melibatkan para OPD, tetapi juga pihak Baznas, Kementerian Agama, pimpinan dan anggota DPRD dan semua lembaga lainnya termasuk unsur Forkopimda.

Kadis Dalduk dan KB Kendari, Jahuddin

Kepala Dinas Dalduk dan KB Kendari, Jahuddin, mengatakan Gerakan Orang Tua Asuh Bebas Stunting ini juga harapannya, tidak hanya memberikan bantuan tapi juga memberikan edukasi dan pendampingan mengenai pola hidup sehat.

Para orang tua asuh akan membantu pemenuhan kebutuhan gizi anak-anak yang mengalami stunting, kekurangan gizi kronis yang menyebabkan pertumbuhan anak terganggu sehingga badannya menjadi lebih pendek dibandingkan dengan rata-rata tinggi anak seusianya. Tidak hanya sampai disitu, tetapi orang tua asuh juga memberikan pemdampingan terhadap balita beresiko stunting.

Berdasarkan Data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) angka stunting di Kota Kendari berada di angka 19,5 persen. Angka tersebut menurun dari tahun 2021 sebesar 24 persen, berdasarkan data SSGI itu angka stunting Kota Kendari terendah dibandingkan dengan angka kabupaten/kota di Sulawesi Tenggara.

La Ode Lawama

Meskipun berhasil menurunkan angka stunting selama 2022 dan menjadi terendah di Sultra, kata Jahuddin, Pemkot Kendari melalui Pj Wali Kota Kendari Asmawa Tosepu terus mengingatkan organisasi perangkat daerah (OPD) terkait, agar serius dan fokus melakukan upaya penanganan kasus stunting di Kota Kendari.

Anggota DPRD Kota Kendari, La Ode Lawama SH, mendukung program orang tua asuh yang diinisiasi oleh Pemkot Kendari dalam upaya percepatan penanganan stunting di daerah itu.

“Stunting merupakan masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya,” katanya.(ADV)

  • Bagikan