Kendari, sibernas.id – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Tenggara (Sultra) mengikuti Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi di daerah yang setiap minggunya melalui Zoom Meeting yang diselenggarakan oleh Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia (Mendagri RI) dilaksanakan di Aula Rumah Jabatan Gubernur Sultra, Senin 6 November 2023.
Rakor secara virtual yang dilaksanakan serempak di seluruh Indonesia dipimpin langsung oleh Mendagri RI Tito Karnavian, dihadiri sejumlah pejabat diantaranya Menteri Keuangan RI Sri Mulyani, Plt. Kepala Badan Pusat Statistik Amalia Adininggar Widyasanti, Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi, serta semua Stakeholder yang terkait pengendalian inflasi dan pertumbuhan ekonomi.
Turut hadir dari Jajaran Pemprov Sultra yakni Sekda Sultra, Kadis Perekonomian, Kadis Ketapang, Kadis Koperasi dan UMKM, Karo Pembangunan, Kadin, Perwakilan BPS, BI Sultra dan Karatina Pertanian Kendari serta Pejabat terkait.
Acara diawali dengan penyerahan penghargaan kepada 34 daerah oleh Menteri Dalam Negeri dan Menteri Keuangan kepada penerima insentif periode ketiga ini terdiri dari 3 provinsi, 6 kota dan 25 kabupaten, secara virtual.
Arahan Mendagri Tito Karnavian menyampaikan inflasi Oktober tahun 2023 secara tahun ke tahun mencapai 2,56 persen, inflasi bulan ke bulan 0,17 persen dan inflasi tahun kalender mencapai 1,80 persen serta penyumbang utamanya yakni transportasi dan makanan, minuman, tembakau.
“Bapak Presiden juga menegaskan bahwa jika ada performa yang tidak bagus, kapan saja bisa diganti dengan Pj,” ungkap Tito.
Tito mengaku sudah beberapa kali mengganti kepala daerah yang tak mampu menangani inflasi.
Oleh karena itu, dia meminta agar semua kepala daerah menaruh perhatian pada inflasi.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan laju inflasi masih terkendali dalam sasaran namun kenaikan harga bahan pangan harus terus diwaspadai yakni beras, aneka cabai, gula pasir serta meminta kepada kepala daerah dan seluruh perangkat yang ikut dalam rapat koordinasi inflasi untuk betul-betul memikirkan solusi pada setiap rapat.
“Jadi jangan ngeliat data dapat setiap Senin, diberikan briefing oleh pak Mendagri tapi pulang terus blank nggak tahu harus ngapain,” lanjut dia.
Lebih lanjut Kemenkeu menggelontorkan Rp 340 miliar untuk 34 daerah penerima insentif fiskal periode ketiga. Anggaran sebesar Rp 340 miliar tersebut dengan alokasi tertinggi Rp 11,9 miliar dan terendah Rp 8,6 miliar.
Dengan 34 daerah penerima insentif periode ketiga ini terdiri dari 3 provinsi, 6 kota dan 25 kabupaten.
Selain itu, Sri Mulyani menyebut kondisi dunia saat ini yang penuh ketidakpastian global. Kata dia seperti Amerika Serikat, Cina dan Eropa yang dalam situasi pengendalian ekonomi. Dengan demikian seluruh dunia mengalami depresiasi mata uang.
Plt. Kepala Badan Pusat Statistik Amalia Adininggar Widyasanti, menyatakan komoditas beras menjadi penyumbang terbesar pada inflasi tahunan Oktober 2023 yang tercatat sebesar 2,56 persen (yoy).
Tingkat inflasi tahunan pada Oktober 2023 adalah 2,56 persen atau terjadi peningkatan indeks harga konsumen (IHK) dari 112,75 pada Oktober 2022 menjadi 115,64 pada Oktober 2023.
Adapun bila ditinjau berdasarkan wilayah, maka seluruh kota tercatat mengalami inflasi tahunan, di mana 54 kota mencatatkan indeks harga konsumen lebih tinggi dari inflasi nasional.
Sementara itu, Kadis Ketapang Sultra menyampaikan bahwa inflasi bulan oktober 2023 secara nasional berada diangka 2,56 persen dan inflasi bulan ke bulan 0,17 persen. Untuk Sultra gabungan dua kota berada diangka 3,14 persen year on year dan deflasi di 0,07 persen secara month to month, kemudian year to date berada diangka 2.03 persen.
“Sisa dua bulan lagi kalau kita betul-betul bisa menjaga inflasi tahun kalender atau year to date kita bisa berada di bawah 3 persen namun perlu adanya upaya yang serius dari kita semua untuk menjaga itu semua,”ungkapnya.
Inflasi Sulawesi Tenggara berada diangka 3,14 persen, angkah inflasi tersebut berada di urutan ke-7 secara nasional, minggu kemarin kita lihat Sultra berada di urutan ke-2 teratas inflasi nasional, namun di bulan Oktober ini kita turun di urutan ke-7 inflasi. Secara nasional, dari dua pantauan Kota Kendari diangka 3,01 persen dan Kota Bau-Bau 3, 53 persen. Tentunya untuk kota Bau-Bau menjadi perhatian kita untuk lebih serius untuk menurunkan laju inflasi kita di Sultra.
Komoditas yang mempengaruhi inflasi antara lain beras, rokok kretek, angkutan udara dan biaya akademik serta deflasi disumbang oleh prodak ikan-ikanan di bulan Oktober. Komoditas yang harus diwaspadai di bulan november ini yakni beras, cabai merah,cabai rawit dan gula konsumsi. Secara kesediaan Sultra masih dalam kondisi aman dan terjaga untuk perkembangan harga, memang beras sudah cenderung stabil namun masih ada kenaikan.
Selain itu, Kadis Ketapang Sultra menyampaikan arahan Pj. Gubernur Sultra terkait dengan penanganan inflasi dan itu adalah hasil rapat koordinasi dengan Bapak Presiden yakni: Pertama kendalikan inflasi dan menjaga stabilisasi pasokan harga pangan yang ada di daerah masing-masing, pantau inflasi harga secara rill di pasar serta diharapkan turun langsung di lapangan, Kedua antisipasi terkait El-nino yang harus juga kita antisipasi utamanya dengan merespon terhadap kebakaran hutan, Ketiga pertumbuhan ekonomi sangat dipengaruhi oleh investasi untuk itu diharapkan adanya investasi, kemudahan investasi untuk masuk sehingga bisa terus terjalin tenaga kerja yang banyak sehingga ekonomi makro bisa berjalan otomatis serta inflasi terkendali, dan Keempat diperintahkan kepada daerah untuk mengunakan anggaran dan melakukan gerakan pangan murah.