Kendari, sibernas.id – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Tenggara (Sultra) mengikuti Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi di daerah yang setiap minggunya melalui zoom meeting yang diselenggarakan oleh Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia (Mendagri RI), dilaksanakan di Ruang Rapat Biro Perekonomian Setda Provinsi Sultra, Senin, (25/9/2023).
Rakor secara virtual yang dilaksanakan serempak diseluruh Indonesia dipimpin langsung oleh Mendagri RI Tito Karnavian, dihadiri sejumlah pejabat diantaranya Plt. Kepala Badan Pusat Statistik Amalia Adininggar Widyasanti, Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan I Gusti Ketut Astawa, Kepala Divisi Perencanaan Operasional dan Pelayanan Publik Bulog Epi Sulandari, Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan (PPHTP) Kementan Indah Sulistyo Rini, Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Sekretaris Jamdatun Raden Febrytrianto, Kasatgas Pangan Polri dan Marsma TNI Suratmin serta semua Stakeholder yang terkait pengendalian inflasi dan pertumbuhan ekonomi.
Turut hadir dari Jajaran Pemprov Sultra yakni Kadis Perindag, Kadis Ketapang, Kadis Koperasi dan UMKM, Kadin, Perwakilan BPS, BI Sultra dan Karatina Pertanian Kendari serta pejabat terkait.
Arahan Mendagri RI Tito Karnavian menyampaikan bahwa rakor pengendalian inflasi yang setiap minggunya kita kerjakan harus dijaga terus menerus, sesuai dengan arahan Presiden untuk mengendalikan harga barang dan jasa agar tidak memberatkan rakyat.
“Rapat koordinasi pada minggu terakhir ini ada satu komoditas yang mengalami kenaikan sementara yang lain relatif stabil” ungkapnya.
Dari data minggu lalu yang paling utama adalah masalah beras yang mengalami kenaikan sehingga harus ada upaya dari badan pangan nasional.
“Pada Agustus 2023, beras memberikan andil inflasi terbesar yakni sebesar 0,05 persen dan secara akumulatif, beras mengalami inflasi sebesar 7,99 persen (Y-to-d),”katanya.
Plt. Kepala Badan Pusat Statistik, Amalia Adiningrat Widyasanti, menyampaikan paparan tentang indeks perkembangan harga Minggu ke-3 September 2023, secara nasional jumlah Kabupaten/Kota yang mengalami kenaikan IPH naik 1 persen dari minggu sebelumnya.
Komoditas yang mempengaruhi kenaikan indeks IPH di Minggu ke-3 September 2023 yakni: Pertama, beras mengalami inflasi sebesar 7,99 persen dan Kedua, gula pasir mengalami inflasi masing-masing sebesar 1,40 persen dan 1,20 persen (m-to-m) namun tidak memberikan andil yang berarti untuk inflasi umum.
“Impor komoditas beras dari Januari – Agustus 2023 sebagian besar, beras impor berasal dari Thailand dan Vietnam dan untuk impor gula pasir mencapai 3,5 juta ton, gula pasir terbesar dari Thailand dengan volume 2,1 juta ton,”ungkapnya.
Sementara itu, Kadis Ketapang Sultra menyampaikan Pertama, indeks perkembangan harga untuk Minggu ke-3 September di Provinsi Sultra berada diangka 0, 51 persen.
“Artinya kita berada ditengah-tengah, namun ada beberapa hal yang perlu kita tindaklanjuti antara lain terkait dengan komoditas beras yang mengalami kenaikan baik itu beras premium dan medium,”ujarnya.
Untuk beras premium, kata dia, naik diatas harga HET sebesar 1,29 persen dengan rata-rata harga di Sultra untuk beras medium naik 16,7 persen diatas harga eceran tertinggi.
“Sedangkan gula konsumsi naik 12,22 persen dari harga eceran tertinggi dan komoditas yang lainnya masih dalam komoditas yang stabil dan normal,”ungkapnya.
Harga panen ditingkat Provinsi Sultra berada di angka 6.500 sampai 7.100 dan menyebabkan harga beras di pasaran menjadi sangat tinggi dan sangat naik. Untuk itu ada beberapa upaya pemerintah yang di lakukan antara lain : Pertama menyalurkan bantuan cadangan pangan pemerintah kepada 225.516 KPM yang ada di Sulawesi tenggara dari tanggal 14 – 18 September yang tercatat dari bulog sudah 61,38 persen.
“Dari bulog terus bekerja sama untuk memantau hasil kerja di lapangan,insya allah sebelum tanggal 28 september sudah dijadwalkan 100 persen untuk harga beras di pasaran bisa terkendali meskipun sangat sulit karena harga gabah di tingkat petani sudah memang tinggi Namun berbagai upaya tetap kita akan lakukan secara masif, ” jelasnya
Kedua, upaya yang dilakukan oleh pemerintah melalui gerakan pangan murah yang setiap minggu akan dilakukan baik di tingkat provinsi maupun kabupaten kota.
“Setiap minggu kita akan melakukan gerakan pangan murah,tentunya hal ini saya sudah menyusun jadwal untuk melakukan gerakan pangan murah.kita mulai pada hari rabu tanggal 27-30 yang akan digelar di halaman Mesjid Agung,” ungkapnya.
Ketiga, menjaga harga beras melalui SIGAP SPHP (Siap Jaga Harga Pasar ) melalui Program SPHP, untuk terus melakukan
pemetaan, pendistribusian dan memonitoring pelaksanaan sigap SPHP yang kemarin sudah ada 66 kios, di 9 pasar di Kota Kendari serta sudah menyusun jadwal untuk melakukan sidak setiap dua hari sekali dan siapa yang akan melakukan sidak sudah di atur, sudah di jadwalkan sampai dengan bulan Oktober.
“Sehingga harapannya kios-kios dari bulog bersama ketahanan pangan betul-betul bisa secara efektif menjual beras SPHP dengan harga HET,”pungkasnya.