Pemprov Sultra Ikuti Rakor Pengendalian Inflasi Bersama Kemendagri secara Virtual

  • Bagikan

Kendari, sibernas.id – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Tenggara (Sultra), mengikuti rapat koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi di daerah yang setiap minggunya melalui Zoom Meeting yang diselenggarakan oleh Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia (Mendagri RI) dilaksanakan di Ruang  Rapat Biro Perekonomian Setda Provinsi Sultra, Senin, (21/8/2023).

Rakor secara virtual yang dilaksanakan serempak di seluruh Indonesia dipimpin langsung oleh Mendagri RI Tito Karnavian, dihadiri sejumlah pejabat diantaranya Plt. Kepala Badan Pusat Statistik Amalia Adininggar Widyasanti, Deputi II Bidang Kerawanan Pangan dan Gizi Dr. Nyoto Suwignyo, Direktur Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting Bambang Wisnubroto, Dirjen Hortikultura Kementerian Pertanian Andi Muhammad Idil Fitri, Satgas Pangan Polri, Kepala Divisi Perencanaan Operasional dan Pelayanan Publik Bulog Epi Wulandari,  JAM Datun Febrytrianto, Wakasatgas Pangan Polri, Brigjen TNI Dr. Eko Nursanto, Para Forkopimda seluruh Indonesia, serta semua Stakeholder yang terkait pengendalian inflasi dan pertumbuhan ekonomi.

Turut Hadir dari jajaran Pemerintah Sultra yakni Kadis Ketapang, Perwakilan Bank BI, TGUPP, Biro Pemerintahan Setda, Kadin Sultra, Staf Ahli Madya BPS dan Balai Karantina Pertanian Kelas II serta Pejabat terkait.

Dalam sambutannya, Mendagri RI Tito Karnavian menyampaikan kita diperintahkan  Bapak Presiden baik pusat dan daerah serta kepala daerah untuk tetap menjaga inflasi kita pada angka yang baik artinya ketersediaan bahan pangan terutama, selain barang dan jasa lainnya serta ke jangkauan harga oleh masyarakat terutama menjelang tahun politik yang akan menimbulkan dinamika yang baru.

“Untuk yang rendah atau terjadi deflasi cukup baik yakni Provinsi Riau di angkah 3,15 persen dan Kabupaten Pulau Morotai yang beberapa waktu yang lalu cukup tinggi inflasinya, sekarang terkendali dengan baik di angkah 6 persen,”ungkapnya.

Paparan Plt. Kepala Badan Pusat Statistik Amalia Adininggar Widyasanti menyampaikan indeks perkembangan harga minggu ke 3 agustus  2023 yakni ada 10 kabupaten/kota dengan kenaikan IPH tertinggi yakni salah satunya di Provinsi Sulawesi Tenggara, Kab. Muna Barat dengan IPH 1,76 persen dan secara nasional, jumlah kab/kota yang mengalami kenaikan IPH naik sekitar 4 persen dari minggu sebelumnya.

Ada 10 komoditas teratas yang mengalami  kenaikan harga sampai Minggu ke 3 Agustus berdasarkan harga komoditas di pasar-pasar yang tercatat SP2KP yakni cabai rawit, telur ayam ras, bawang putih, cabai merah, beras, minyak goreng, gula pasir, ikan kembung, bawang merah dan daging sapi dan  jumlah kab/kota yang mengalami kenaikan harga pada minggu ke-3 ternyata ada 51 kabupaten/kota yang mengalami kenaikan harga cabai rawit dan ini jumlahnya meningkat dibandingkan pada minggu yang lalu.

“Sampai dengan Minggu ke 3 Agustus (Month to Date), komoditas yang menyumbang kenaikan harga yakni Pertama cabai rawit di 51 Kabupaten/Kota, Kedua cabai merah di 26 Kab/Kota, Ketiga ikan gembung di 25 Kabupaten/Kota,”ungkapnya.

Paparan Deputi II Bidang Kerawanan Pangan dan Gizi Dr. Nyoto Suwignyo menyampaikan Pertama perkembangan harga pangan di tingkat konsumen, Kedua sinergi bersama Pemerintah Daerah dalam mengendalikan inflasi pangan, Ketiga GPM di pos lintas batas negara dan Keempat system kerawanan pangan dan gizi.

Sementara itu, Kadis Ketapang Sultra menyampaikan Pertama perkembangan harga pada minggu ke 3, ada beberapa komoditas yang perlu kita waspadai utamanya di Sulawesi Tenggara yakni ayam telur kampung, ayam telur  ras, susu bayi, cabai merah pada minggu ini mengalami kenaikan.

“Seperti minggu kemarin waktu kita rakor di rujab gubernur, saya wanti-wanti dua kabupaten yakni Wakatobi dan Muna Barat, Alhamdulillah Wakatobi terus digencar  program SPHP, kondisi IPH untuk Wakatobi sekarang sudah deflasi sudah turun, sisa Muna Barat tadi masih masuk kedalam 10 besar, ini masih ada indeks perubahan harga untuk Muna Barat, utamanya komoditas udang basah, komoditas susu bayi dan  komoditas beras,” ungkapnya.

Untuk Kabupaten Muna Barat seperti evaluasi minggu kemarin, Dinas Perhubungan sudah turun ke lapangan terkait dengan pelabuhan Feri Tondasi yang mengalami kerusakan sehingga distribusi barang utamanya dari sulawesi dan juga dari Kasih Pute tidak bisa sepenuhnya berlaku di Pelabuhan Feri karena memang kondisi dermaganya rusak, ini semua yang mengakibatkan bahwa Muna Barat, indeks perubahan harga di minggu ke 3 bulan ini mengalami kenaikan.

Lebih lanjut, untuk bulan ini kami sudah melakukan tiga kali GPM (Gerakan Pangan Murah), Pertama di halaman Kantor Dinas Ketahanan Pangan kita lakukan di awal bulan, Kedua GNPIP (Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan) dilakukan di lapangan Korem, dan Ketiga kemarin dalam rangka 17 Agustus Pemprov sudah mengadakan gerakan pangan murah di MTQ sehingga sampai saat ini semua komoditas masih terjaga dengan baik.

Dari badan pangan tadi menyampaikan bahwa indeks ketahanan pangan dan juga sistim kewaspadaan dini pangan dan gizi di Sultra masih dalam keadaan aman, cadangan pangan Pemerintah Provinsi tadi tertulis juga 195 ton.

Kemudian untuk cadangan pangan pemerintah yang di bagikan ke masyarakat untuk bulan Oktober,November dan Desember, BULOG sudah siap dengan beras yang akan dibagikan di 225.516.000 KPM, selama 3 bulan berturut-turut, nanti dinas ketahanan pangan bersama-sama BULOG akan melauncing dan membagikan beras ke 225.516.000 KPM.

“Kami di Dinas Ketahanan Pangan ini sebenarnya sudah mendistribusikan peta FSPA di dalam peta FSPA atau Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan , ini harusnya menjadi acuan bagi semua sektor untuk sama-sama bagaimana membangun ketahan pangan yang mudah-mudahan dokumen yang kita kasih jangan cuma menjadi dokumen diatas meja, karena disini membangun pangan tidak bisa dinas ketahanan pangan saja harus multisektor, multi disiplin ilmu tentunya,” jelasnya.

Kemudian terkait dengan bawang putih dan  minyak goreng yang disampaikan tadi Kondisi Sulawesi Tenggara untuk harga bawang putih masih relatif stabil, meskipun bawang putih hampir seluruh Indonesia timur kena warna merah, namun kondisi di Sulawesi tenggara masih dalam keadaan aman dan terjaga, begitu juga dengan minyak goreng.

  • Bagikan