Konawe, Sibernas.id – Hadirnya kawasan industri pengolahan ore nikel, Virtue Dragon Nikel Industri Park (VDNIP), mengubah wajah Kecamatan Morosi, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra). Kondisi irtu menjadikan Konawe menjadi salah satu maghet bagi investor caliber dunia untuk berinvestasi di bumi anoa Sultra.
Menjadi Mahnet itu pula yang menarik perhatian kunjungan 25 orang peserta Studi Strategis Dalam Negeri (SSDN) Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) LXIII Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas), Kamis 7 April 2022 lalu.
Para peserta SSDN PPRA Lemhannas Angkatan LXIII mengunjungi pabrik pemurnian nikel milik PT VDNI dan peleburan baja (stainless steel) milik PT OSS di kawasan industri Morosi, Kabupaten Konawe.
Menurut Pimpinan Rombongan SSDN PPRA Angkatan LXIII, Marsekal Muda TNI Indrianto, kunjungan ini dilakukan guna melihat langsung kegiatan industri nikel dengan permodalan asing yang ada di Sulawesi Tenggara.
“Kami ke sini untuk melihat secara faktual proses dan kegiatan di pabrik ini seperti apa. Kemudian juga terkait efek atau dampak yang ditimbulkan dari adanya kegiatan perindustrian nikel ini,” ungkap Indrianto.
Menurutnya, tak hanya dampak positif dari hadirnya perusahaan yang perlu diketahui, melainkan juga dampak negatif yang ditimbulkan.
“Bukan hanya yang positif, tapi juga yang negatif. Sejauh mana dia bermanfaat bagi negara Indonesia. Tetapi, meskipun ada hal-hal lain misalnya dalam proses pembangunannya misalnya, adanya industri ini sangat menguntungkan,” imbuhnya.
Pada kesimpulannya, Indrianto mengatakan, VDNIP merupakan industri strategis yang sangat mendukung pembangunan di Sulawesi Tenggara.
“Apalagi nanti akan ada industri pembuatan baterai litium. Mudah-mudahan Sultra bisa menjadi tempat pembuatan baterai kendaraan terbesar di Indonesia,” pungkasnya.
Menanggapi kunjungan peserta SSDN PPRA Lemhannas Angkatan LXIII, ditempat terpisah saat diwawancara MNC Trijaya diprogram Trijaya HOT TOPIK Pagi, Jumat(8/4/2022). Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Konawe Ferdinand menyampaikan bahwa Pemda sangat menyambut positif kehadiran dan kunjungan tersebut.
“Bagi kita di Kabupaten Konawe kunjungan Lemhannas secara makro ekonomi berdampak positif, terhadap pekerja berdampak postif,” terangnya.
Ferdinand juga menyampaikan hal yang perlu dipertimbangkan adalah dampak sosialnya.
“Mungkin yang harus sama-sama kita pertimbangkan adalah dampak sosial yang terkait tentang keamanan yang perlu kita pertahankan dan jaga, ketertiban termasuk lingkungan,” ujarnya.
Untuk itu Sekda Konawe juga mengatakan yang perlu diperhatikan mengenai Dana Bagi Hasil.
“Yang harus diperhatikan juga mengenai perhitungan DBH Dana Bagi Hasil, sesuai undang-undang pihak ketiga. Mungkin kita minta pertimbangan lain ke pemerintah terkait daerah-daerah penghasil, yang terpenting duduk bersama antara pemerintah Provinsi dan Kabupaten itu yang penting, tidak bisa Kabupaten sendiri membahas investasi itu,” ungkap Ferdinand.
“Hadirnya industri di Morosi, bahwa itu bukti Kabupaten Konawe memberi kontribusi nyata terhadap pendapatan negara,” Pungkas Sekda Kabupaten Konawe.
Sementara itu, Wakil Manajer Umum VDNIP Yu Zian Zhong mengatakan, industri yang dibangun oleh VDNIP selama tujuh tahun terakhir di Kabupaten Konawe telah mencapai berbagai prestasi gemilang.
“Kami telah mencetak ribuan tenaga kerja bagi masyarakat lokal dan memberikan kontribusi yang luar biasa bagi pembangunan ekonomi Indonesia, khususnya Sulawesi Tenggara,” ujar Yu.
Yu mengatakan, perkembangan dan prestasi yang diraih oleh VDNIP selama ini tidak dapat dipisahkan dari dukungan pemerintah, baik itu di tingkat daerah maupun di tingkat nasional.
“Atas nama perusahaan, saya dengan tulus mengucapkan terima kasih atas kontribusi terhadap perkembangan VDNIP. Kami berkomitmen untuk terus meningkatkan nilai manfaat bagi Indonesia dan masyarakat serta para tenaga kerja,” timpalnya.
Sebagai informasi PT Virtue Dragon Nickel Industry (PT VDNI ) dan PT Obsidian Stainless Steel (OSS), merupakan perusahaan asal China yang bergerak di bidang smelter nikel yang terletak di Kecamatan Morosi, Kabupaten Konawe, Sulawesi tenggara.
- Virtue Dragon Nickel Industry (VDNI) merupakan perusahaan berstatus Penanaman Modal Asing (PMA) yang berdiri sejak Agustus 2014.
Perusahaan ini berkantor pusat di Jakarta dan memiliki kantor cabang di Kendari, Sulawesi Tenggara.
Induk perusahaan ini adalah De Long Nickel Co.LTD di JiangSu, China dan memiliki wilayah operasi di Konawe, Sulawesi Tenggara. (dikutip dari laman kompas.com)
Melansir Kontan, 9 Januari 2015, perusahaan pengolahan feronikel ini menginvestasikan 5 miliar dollar AS atau Rp 75 triliun untuk membangun pabrik feronikel di kawasan industri Konawe di Sulawesi Tenggara.
Selain untuk bangun smelter pengolahan feronikel, perusahaan juga akan membangun infrastruktur penunjang seperti pembangkit listrik dan pelabuhan sendiri.
“Kami akan membangun smelter hingga 2020 dengan kapasitas total 3 juta ton feronikel per tahun. Selain itu kami juga akan bangun pembangkit listrik dan pelabuhan sendiri,” ujar Andrew Zhu, President Director Virtue Dragon Nickel Industry, Jumat, (9/1/2015).
Ia menjelaskan nilai tersebut merupakan nilai total investasi untuk membeli 500 hektar lahan, membangun smelter pengolahan feronikel, pembangkit listrik, dan pelabuhan.
Ditetapkannya Kawasan Industri Konawe dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) berdasarkan Perpres Nomor 109 Tahun 2020 diyakini akan semakin mendongkrak perekonomian Provinsi Sulawesi Tenggara. Ditambah dengan PT Virtue Dragon Nickel Industry (VDNI) yang masuk dalam Objek Vital Nasional subbidang mineral dan batubara berdasarkan Kepmen No77K/90/MEM/2019.
Jadi Kantong Pendapatan Negara
Keberadaan PT Virtue Dragon Nickel Industry (VDNI) menjadi salah satu penggerak utama wilayah pusat-pusat pertumbuhan industri di Sulawesi Tenggara. (Dikutip Liputan6.com tanggal 06 Jun 2021).
Bupati Konawe Kery Saiful Konggoasa Didampingi Sekda Konawe dan Kapolres Konawe saat menunjukan penghargaan yang diterima dari Kementerian Investasi/ BKPM
Apa yang dihasilkan saat ini, terhadap besarnya nilai investasi yang masuk di Kabupaten Konawe bukan hal yang instan diperoleh Pemerintah Kabupaten Konawe.
Semua bermula dari niat, kerja keras dan kerja cerdas yang ia lakukan Bupati Konawe Kery Saiful Konggoasa sejak beberapa tahun lalu. Demi hasil untuk daerahnya, Kery membuka pintu selebar-lebarnya bagi investor asing yang ingin berinvestasi di Konawe hingga masuklah PT VDNI dan PT OSS yang saat ini merupakan penyumbang investasi terbesar. Hasilnya pun dirasakan masyarakat Konawe berupa lapangan kerja untuk 25 ribu warga lokal. Rencana kedepan jumlah itu akan ditambah menjadi 60 ribu tenaga kerja lokal yang bakal diserap.
Capaian investasi Rp 20,056 T bila dihitung rupanya mampu menanggung Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Konawe selama 14 tahun dengan rincian Rp 1,4 Triliun per tahunnya.
Investasi Tertinggi ketujuh se-Indonesia
Realisasi investasi di Kabupaten Konawe selama 2021, merupakan yang tertinggi di Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) dan tertinggi ketujuh se-Indonesia dengan realisasi angka mencapai Rp20,06 triliun.
Atas capaian itu, pemerintah Kabupaten Konawe menerima penghargaan dari Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) yang diserahkan oleh Menteri Investasi, Bahlil Lahadalia kepada Pemda Konawe yang diwakili oleh Sekda Konawe Ferdinand Sapan, di Jakarta, Rabu (16/2).
“Penghargaan ini adalah keberhasilan seluruh elemen masyarakat di Konawe, dan seluruh elemen masyarakat yang mendukung dan membantu memberikan kenyamanan berinvestasi di daerah ini, sehingga para investor mau menanamkan modalnya di daerah ini,” kata Bupati Konawe, Kery Saiful Konggoasa, di Unaaha, Kamis.
Kery menjelaskan, nilai investasi di Konawe didominasi oleh industri tambang yang ada di Morosi kemudian ditopang oleh beberapa sektor lainnya.
“Konawe menjadi daerah dengan realisasi investasi paling besar karena memiliki dua perusahaan tambang terbilang sangat besar di Sultra. Dua industri tambang itu adalah PT Obsidian Stainless Steel (OSS) dan PT Virtue Dragon Nickel Industri (VDNI),” katanya.
Disebutkan, PT OSS menghasilkan investasi sebesar Rp15,773 triliun. Sedangkan, PT VDNI sebesar Rp4,009 triliun.
Sementara itu, Menteri Investasi/BPKM, Bahlil Lahadalia, dalam keterangan persnya di Jakarta mengungkapkan, pemberian penghargaan ini diberikan dalam rangka apresiasi kepada kepala-kepala daerah baik gubernur, bupati, kepala daerah, dan seluruh perangkatnya yang turut membantu Kementerian Investasi dalam mencapai keberhasilan realisasi investasi di 2021.
“Sebelumnya belum ada bentuk penghargaan seperti ini. Ini diadakan sebagai bentuk apresiasi kepada Gubernur, Bupati, Kepada Daerah dan jajarannya karena realisasi investasi ini bisa tercapai bukan hanya berkat BKPM melainkan bantuan daerah,” katanya.
Sementara itu, 10 kabupaten/kota dengan realisasi investasi tertinggi adalah Kabupaten Bekasi Rp43,27 triliun dengan 3.402 proyek, Kota Surabaya Rp29,22 triliun dengan 4.030 proyek, Kabupaten Halmahera Tengah Rp28,81 dengan 51 proyek, Kabupaten Morowali Rp28,78 triliun dengan 141 proyek.
Selanjutnya, Kabupaten Karawang Rp26,63 triliun dengan 1.301 proyek, Kabupaten Mimika Rp20,60 dengan 85 proyek, Kabupaten Konawe Rp20,06 triliun dengan 122 proyek, Kota Balikpapan Rp19,60 triliun dengan 1.585 proyek, Kota Cilegon Rp17,80 triliun dengan 338 proyek dan Kabupaten Gersik Rp16,76 dengan 1.344 proyek. (ADV)