Kendari, sibernas.id – Kepala Kantor Wilayah ((Kakanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Sulawesi Tenggara (Sultra), H. Muhamad Saleh membuka kegiatan Dialog Kerukunan Intern Umat Beragama dan Coaching Klinik Pembuatan Konten Digital yang Inklusif, Transformatif bagi Penyuluh Agama Islam (PAI) Tingkat Prov. Sultra, berlangsung di Hotel Dblitz Kota Kendari, Minggu (13/4/2025).
Hadir, Kabid Penaiszawa Kanwil Kemenag Sultra beserta Katim Kerja, Ormas Keagamaan Islam serta Penyuluh Agama Islam se Sultra.
Kakanwil Kemenag Sultra Muhamad Saleh dalam sambutannya mengatakan, Kementerian Agama melalui Kanwil dan jajarannya terus berupaya menjadi garda terdepan dalam menjaga dan memperkuat harmoni sosial serta kerukunan umat beragama. Di bawah kepemimpinan Menteri Agama RI, KH. Nasaruddin Umar, Kemenag mengusung delapan Asta Protas Kemenag berdampak. Tiga diantaranya yakni Kerukunan dan Cinta Kemanusiaan, Ekoteologi dan Sukses Penyelenggaraan Haji 2025.
Saleh menambahkan, dalam upaya mewujudkan Kerukunan dan cinta kemanusiaan, berbagai dialog antar umat terlebih intern umat beragama menjadi ruang penting dalam mempererat silaturahmi, menyamakan persepsi, serta menyelesaikan perbedaan dengan cara yang bijak dan penuh hikmah.
“Selain itu, perkembangan teknologi dan digitalisasi menuntut kita semua, khususnya para penyuluh agama, untuk mampu beradaptasi. Kita tidak bisa lagi hanya menyampaikan pesan-pesan keagamaan secara konvensional, namun harus mampu memanfaatkan media digital untuk menyebarkan nilai-nilai keislaman yang rahmatan lil alamin secara inklusif dan transformatif,” ujar Saleh.
Saleh menyebut, kegiatan coaching klinik ini adalah bentuk nyata dari upaya peningkatan kapasitas penyuluh agama Islam. Diharapkan, para penyuluh tidak hanya menjadi juru dakwah yang handal di lapangan, tetapi juga menjadi konten kreator yang cerdas dan moderat di dunia maya.
“Karena dakwah digital hari ini adalah kunci dalam menjangkau generasi muda dan masyarakat yang semakin terhubung secara daring,” imbuhnya.
Saleh berharap, kegiatan ini dapat menjadi wadah kolaborasi, tukar ide dan sekaligus pembekalan keterampilan praktis.
“Mari kita jadikan media digital sebagai sarana dakwah yang menyejukkan, bukan memecah belah. Mencerdaskan, bukan menyesatkan, dan yang menyatukan dalam semangat toleransi, bukan menebar kebencian,” pungkasnya.