Jahudding menjelaskan bahwa, pada bulan Maret terjadi kenaikan inflasi yang cukup signifikan, dengan inflasi bulan ke bulan (month-to-month) tercatat sebesar 1,74 persen. Sebelumnya, inflasi hanya tercatat sebesar 0,47 persen, dan kini meningkat menjadi 2,21 persen.
Menurutnya, salah satu faktor yang memengaruhi hal ini adalah berakhirnya subsidi pembayaran listrik yang diterima masyarakat pada dua bulan sebelumnya. Hal ini mengakibatkan adanya lonjakan harga yang cukup besar pada beberapa sektor.
Selain itu, Jahudding juga menyoroti dampak dari perubahan kebijakan ekonomi global yang dapat berimbas pada inflasi di Indonesia. Meskipun dampaknya tidak langsung terasa di daerah seperti Kota Kendari, tetapi kebijakan yang diterapkan oleh negara-negara besar, terutama Amerika Serikat, dapat mempengaruhi kondisi ekonomi global yang pada gilirannya berdampak pada inflasi di tingkat lokal. Oleh karena itu, diperlukan strategi untuk menghadapinya.
“Penting untuk segera merencanakan langkah-langkah strategis guna mengatasi potensi dampak inflasi yang lebih tinggi di masa mendatang. Kami berharap dapat menggelar pertemuan dengan tim TPID Kota Kendari yang dipimpin langsung oleh Ibu Wali Kota untuk merumuskan langkah-langkah yang tepat,” ujarnya.
Berdasarkan data yang disampaikan oleh Kepala BPS Kota Kendari, Sultriawati Efendy, inflasi year on year (y-o-y) Kota Kendari pada Maret 2025 tercatat sebesar 1,39 persen. Angka ini mencerminkan adanya kenaikan harga pada berbagai kelompok pengeluaran, yang menyebabkan tingginya tingkat inflasi.
Sultriawati menjelaskan bahwa, beberapa kelompok pengeluaran mengalami kenaikan signifikan, seperti kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang naik sebesar 4,19 persen.
Selain itu, kelompok lain yang mengalami kenaikan harga antara lain kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga (0,93 persen), kelompok kesehatan (0,62 persen), kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya (1,27 persen), serta kelompok pendidikan (1,49 persen). Kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran mengalami kenaikan sebesar 3,21 persen, sedangkan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya naik sebesar 4,74 persen.
Namun, ada beberapa kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan harga, antara lain kelompok pakaian dan alas kaki yang turun sebesar 4,82 persen, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga yang turun 2,21 persen, serta kelompok transportasi yang mengalami penurunan sebesar 0,87 persen. Kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan juga mencatatkan penurunan sebesar 0,39 persen.
Dalam hal ini, tingkat inflasi month-to-month (m-to-m) dan inflasi year-to-date (y-to-d) Kota Kendari pada Maret 2025 masing-masing tercatat sebesar 2,21 persen dan 1,16 persen.
Angka ini menunjukkan bahwa meskipun terjadi fluktuasi harga dalam jangka pendek, secara keseluruhan inflasi di Kota Kendari masih berada dalam batas yang wajar. Pemerintah Kota Kendari diharapkan dapat terus memantau perkembangan inflasi dan menyusun kebijakan yang tepat guna menjaga kestabilan ekonomi daerah