Kendari, Sibernas.id – Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BPBD) Kabupaten Konawe Utara (Konut) mengadakan Rembuk Stunting disalah satu hotel di Kendari, Rabu (3/8/22).
Rembuk stunting merupakan agenda pemerintah dari tingkat pusat ke daerah dalam upaya mempercepat penurunan angka stunting di masyarakat.
Bupati Konut, Ruksamin mengatakan, dalam upaya penurunan angka stunting harus melibatkan semua stakeholder terkait.
“Program penurunan stunting ini merupakan program nasional. Sehingga kita di daerah komitmen ikut melaksanakan penurunan stunting. Semua pihak harus terlihat, mulai dari kepala puskesmas, BKKBN, dinas PU, perikanan, hingga bagian urusan sayur-sayuran yang dikonsumsi,” ujar Ruksamin.
Ia mengatakan, pemerintah memastikan masyarakatnya mendapatkan fasilitas dan infrastruktur yang memadai.
Di bawah kepemimpinannya, Ruksamin berkomitmen mempercepat penurunan angka stunting di Konut. Maka dalam kegiatan Rembuk Stunting, pihaknya membentuk desa lokus sebagai sasaran penurunan stunting.
“Dengan posisi angka stunting Konut hari ini, kita tidak boleh tinggal diam. Hari ini saya membentuk desa lokus sebanyak 52 desa 10 kecamatan. Di sini kita akan membagi siapa, melakukan apa, dan dimana,” Ruksamin menambahkan.
Tidak hanya itu, bagi Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Bulan Bintang (PBB) Sultra itu, pencegahan stunting penting dilakukan mulai dari pemeriksaan kesehatan bagi calon pengantin.
Maka pihaknya menggandeng Kementerian Agama setempat dalam program pendampingan konseling serta penyuluhan kepada masyarakat.
Mengingat tujuan program stunting yakni melahirkan generasi yang sehat dan memiliki pola pikir yang baik, maka perlu menyediakan bahan makanan yang bernilai gizi baik.
Dalam rangka memenuhi gizi nabati organik warganya, orang nomor wahid di Konut itu meluncurkan Program Pemanfaatan Kebun Pekarangan (PPKP).
“Jangan sampai sayur baik tomat, cabai dan lainnya masih mengandung pestisida. Makanya dengan PPKP ini kita harus pastikan sayuran dari kebun mereka tidak boleh pakai pestisida,” pungkas Ruksamin .
Sementarq itu, anggota Tim Iney Dirjen Bina Bangda Region 5 Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Lukman Nurhakim mengatakan, menurut data Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021, angkat stunting di Konut mencapai 29,5 persen. Posisi ini merupakan angka tertinggi ke enam di Sultra.
“Berbeda dengan data BPBD yang menyatakan jika angka stunting di Bumi Oheo sudah jauh dari standar nasional yakni berada pada posisi 10,4 persen,” kata Lukman Nurhakim yang hadir secara virtual.