Kepala BKKBN Dorong Kerja Gotong Royong untuk Percepat Turunkan Stunting di Brebes

  • Bagikan

Semarang, sibernas.id – Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Dr. (HC). dr. Hasto Wardoyo Sp.OG (K) mendorong kerja gotong royong antar pemangku kepentingan (stakeholder) dalam upaya mempercepat menurunkan prevalensi stunting.

Hal tersebut disampaikan Hasto Wardoyo yang hadir dalam Sosialisasi dan KIE Percepatan Penurunan Stunting dan Penyerahan Bantuan Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS) di Aula Kecamatan Kersana, Kabupaten Brebes, Minggu (14/05/2023).

Kegiatan ini diikuti ratusan orang dari berbagai pemangku kepentingan di Kabupaten Brebes, seperti Penyuluh KB, Tim Pendamping Keluarga, dan keluarga berisiko stunting di wilayah Kecamatan Kersana.

Turut hadir dalam kesempatan tersebut Pejabat (Pj) Bupati Brebes Urip Sihabudin, SH, MH, Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Tengah Eka Sulistia Ediningsih, Penyuluh KB Ahli Utama, drg. Widwiono, M.Kes, Kepala DP3AKB Brebes Drs. Akhmad Ma’mun serta jajaran BKKBN Pusat dan provinsi.

Kepala BKKBN, dr Hasto dalam sesi dialog talkshow sosialisasi dan KIE yang dipandu Siwi Jatmiko dari RRI Semarang mengatakan bahwa target pertama dalam atasi stunting, sesuai pesan Presiden, adalah penurunan stunting  di bawah 14% secara nasional di tahun 2024.

Karena itu Hasto mengatakan diperlukan komitmen dan kerjasama dari seluruh stakeholder, termasuk sektor swasta dan kelompok-kelompok masyarakat.

“Kita harus fokus dengan Program Stunting ini. Membangun Komitmen,  baik dari Pemda, Polri antara lain Kapolres dan jajarannya termasuk babinkamtibmas , Dandim, Danramil, Babinsa, agar bergotong royong dalam menggalakkan gerakan penimbangan, gerakan makan telur dan protein hewani lainnya, yang diinisiasi oleh Bupati,” kata Hasto.

Menurut Hasto,  hal-hal yang patut untuk dioptimalkan dalam upaya penurunan stunting ini, diantaranya kampanye nasional dan komunikasi perubahan perilaku, Konvergensi, Koordinasi, dan konsolidasi program pusat, daerah, desa. Gizi dan ketahanan pangan, serta pemantauan dan perilaku.

Hasto pun mengapresiasi langkah yang telah dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Brebes.

“Brebes jumlah Baduta yang Stunting ada 3.000, berati di bawah 10% jauh di bawah 14%, sedangkan untuk Balitanya hanya 11.000 lebih sedikit, atau 10.persen dengan demikian merupakan capaian luar biasa yang dilakukan Brebes,” ujar Hasto.

Berdasarkan hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) Tahun 2022, menyebutkan bahwa prevelensi Stunting di Jawa Tengah pada 2022 berada pada 20.8 persen. Masih memiliki jarak untuk mencapai target nasional pada angka 14% di tahun 2024. Dan Brebes menjadi satu dari 35 kota kabupaten di Jawa Tengah yang dilakukan pemokusan sosialisasi dan KIE percepatan penurunan stunting, di mana berdasarkan SSGI didapat bahwa angka prevelensi stunting Kabupaten Brebes berada pada angka 10%. Sudah dibawah target nasional, dan menjadi prestasi tersendiri bagi Kabupaten Brebes.

Pj Bupati Brebes Urip Sihahudin dalam sambutan menyampaikan perihal upaya dan usaha maksimal yang telah pemerintah kabupaten Brebes lakukan. Diantaranya dengan adanya program Gaspol atau Gerakan Atasi Stunting Peduli Donasi Telur.

“Kita meyakini bersama bahwa kerja sama multisektor, upaya pentahelix akan menjadi kunci keberhasilan menurunkan angka stunting. Program gaspol, gerakan atasi stunting peduli donasi telur, menjadi salah satu upaya bersama di tataran lokal kabupaten Brebes. Kami berharap donasi telur dari berbagai pihak ini menjadi sebuah upaya efektif menurungkan stunting di tengah masyarakat,” kata Urip.

Aksi konvergensi dengan dunia usaha terus dioptimalkan oleh Pemerintahh Kabupaten Brebes dengan tujuan percepatan penurunan stunting di Kabupaten Brebes bisa lebih ditekan lagi, dan bisa mencapai nol stunting di kabupaten Brebes.

“Upaya yang telah kami lakukan tidak hanya memberikan bantuan langsung berupa telur dan semacamnya. Namun lebih lanjut dengan adanya proses pembimbingan, agar mau merubah pola pikir, pola asuh, pola didik, pola hidup masyarakat, sehingga akhirnya tidak ada lagi stunting di tengah masyarakat kabupaten Brebes,” ujarnya.

Selain sosialisasi dan KIE Percepatan Penurunan Stunting, turut juga dilakukan penanaman pohon kelor secara simbolis, serah terima bantuan untuk 85 balita dari Kimia Farma senilai 50 juta rupiah untuk 6 bulan. Serah terima bantuan untuk 50 anak senilai 4 juta rupiah/bulan selama 6 bulan, dari Penyuluh KB Ahli Utama, drg. Widwiono, M.Kes. Pemberian CSR dari Grand Dian Grup.

Talkshow percepatan penurunan stunting bersama Kepala BKKBN, PJ Bupati Brebes, beserta GM Grand Dian Hotel Brebes, Ani Kusumaini.

Kegiatan sosialisasi dan KIE Percepatan penurunan stunting di Kecamatan Kersana kabupaten Brebes ini diawali dengan rombongan Kepala BKKBN berkunjung ke rumah anak stunting. Melakukan komunikasi dan edukasi kepada orang tua, memastikan langsung bagaimana aktivitas anak, bagaimana responsif anak, kondisi badan juga kesehatannya.

Dalam kunjungan ke rumah anak stunting, Hasto berpesan untuk tetap mengawal tumbuh kembang anak, memastikan protein hewani nya tetap tercukupi, sehingga proses pertumbuhan bisa lebih optimal.

Tidak lupa ia pun berpesan kepada PLKB, juga perangkat desa yang hadir kala itu untuk turut serta mengkawal penurunan stunting di wilayahnya.

Berlanjut di lokasi utama Sosialisasi dan KIE percepatan penurunan stunting di aula Kecamatan Kersana yang sebelum proses tersebut dimulai, dilakukan secara simbolis penanaman pohon kelor di sekitar halaman kantor kecamatan.

Turut menanam pula pada penanaman pohon kelor ini adalah PKB ahli utama drg.Widwiono, M.Kes.

Kegiatan diakhiri dengan sesi tanya jawab dalam talkshow Percepatan Stunting.

  • Bagikan