Kendari, Sibernas.id – Wali Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), H Sulkarnain Kadir, bahwa angka stunting berdasarkan data 2021 di Kota kendari mencapai 227 kasus dengan provalensi 0,93 persen.
“Angka itu mengalami peningkatan dibanding tahun 2020 terdapat 471 kasus dengan prevalensi 3,43 persen,” kata Sulkarnain pada kegiatan Rembuk Stunting Kota kendari 2022 di kendari, Jumat (18/3/22).
Untuk itu, ia menginstruksikan seluruh organisasi perangkat Daerah (OPD) agar bersinenergi dalam upaya menuntaskan ksus stunting di kota itu.
“Program ini jadi tanggungjawab bersama, bukan berarti dinas yang tidak disebutkan tidak terlibat, tetapi semua hasus saling mendukung agar Kendari ini bisa terbebas darikasus stunting,” kata Wali kota Kendari.
Dikatakan, indikator-indikator penyebab stunting harus diketahui bersama, kemudian satu persatu akan terus ditangani, baik dari aspek kesehatan maupun dari aspek non-kesehatan.
“Untuk itu, saya instruksikan kepada dinas-dinas terkait agar semakin optimal melakukan aksi-aksinya, sehingga dalam waktu dekat, angka stunting di Kota Kendari bisa diturunkan lagi dari kondisi saat ini,” katanya.
Wali kota mengaku, sangat serius dan fokus melakukan penanganan kasus stunting di Kendari, karena sejak bertugas 2017 lalu, langsung hadiri launching secara nasional terkait penanganan astunting.
“Penanganan kasus stunting ini tidak hanya bisa dideteksi dari kondisi fisik dan aspek kesehatan saja, tetapi aspek ekonomi harus mendukung termasuk kondisi lingkungan harus sehat,” katanya.
Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan KB kendari, Jahudin mengatakan pihaknya telah membentuk Tim Percepatan Penurunan Stunting sekaligus melakukan beebrapa kegiatan.
“Antara lain melakukan beberapa kali pertemuan rapat terbatas dan dimotori oleh Kepala Bappeda Kota Kendari. Kami juga telah membuat analisis situasi dan rencana kegiatan percepatan penurunan stunting di Kota Kendari, termasuk ekgiatan rembuik stunting hari ini,” pungkasnya.
Sementara itu, kepala BKKBN Sultra, Asmar, mengaku bahwa Kota Kendari berada pada posisi kedua kasus stunting di Sultra setelah Kolaka Timur.
“Kasus terbanyak itu ada di Kabupaten Buton Selatan, kemudian Buton Tengah dan kabupaten Buton,” pungkasnya.
Kegiatan Rembuk Stunting Tingkat Kota kendari 2022 ini dihadiri pulak oleh Kepala perwakilan BKKBN Sultra, Drs Asmar, Ketua PKK Kendari, Sri Lestari Sulkarnain, Forkopimda kendari, pimpinan OPD, Kepala bagian, Camat, camat, lurah Genre Kendari sekaligus penandatanganan Komitmen