Kendari, Sibernas.id – Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) melalui Bidang Pendidikan Madrasah, menggelar Malam Anugerah Madrasah Sehat dirangkai dengan Launching Layanan Call Center Bidang Pendidikan Madrasah Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2022 oleh Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Tenggara, H Zainal Mustamin, Minggu (12/6/2022).
Kegiatan yang berlangsung di Aula Kanwil Kemenag Sultra ini, turut dihadiri Wakil Ketua MUI Sultra KH Djakri Nappu, pejabat Administrator lingkup Kanwil Kemenag Sultra, para Kepala Kemenag Kab/kota se Sultra, Kepala Seksi Pendidikan Madrasah se Sultra serta kepala madrasah negeri dan swasta se Sultra.
Kakanwil sangat mengapresiasi terselenggaranya kegiatan dimaksud, yang dinilainya sangat spektakuler. Dikemas dengan sangat apik dan menggambarkan suasana persahabatan yang sangat cair tanpa sekat. Event ini disebut Kakanwil sekaligus membumikan gerakan 3B (Bersama, Bersatu, Bersaudara).
“Kita akan menganugerahkan penghargaan kepada madrasah dan RA yang masuk kategori madrasah sehat. Madrasah sehat itu akan menopang Pencapaian madrasah mandiri dan berprestasi. Hal ini penting bukan saja karena bersinggungan dengan dengan visi pemerintah, namun juga visi Kemenag dan Gerakan Kemenag Sultra Bersahabat (Bersih, Religius, Santun, Harmonis, Berbasis Teknologi),” ungkap Kakanwil.
Dikatakannya, Madrasah sehat adalah kebutuhan alamiah sebagai insan Kementerian Agama yang harus menjadi teladan di depan lembaga-lembaga pendidikan yang ada di tanah air. Karena ayat-ayat dalam kitab suci pun, mengedepankan nilai kebersihan dan kesehatan.
“Kebersihan dan kesucian adalah sebagian dari iman. Karena itu, kita berharap madrasah-madrasah kita terus tumbuh menjadi madrasah sehat. Bukan madrasah Stunting yang tidak tumbuh dan berkembang. Madrasah sehat adalah madrasah yang tidak hanya menjadi teladan, tapi juga menginspirasi sekolah yang ada di lingkungannya. Bahwa madrasah saat ini sudah tampil excellent dan istimewa di tengah masyarakat,” ujarnya.
Agar tidak menjadi madrasah stunting, Kakanwil lantas menyampaikan tiga hal. Pertama, membuat pembeda bagi masing-masing madrasah, memiliki keunikan satu dengan yang lain. Ada hal yang ditonjolkan, baik dari segi hafalan Qur’an, sains, atau aspek kompetisi lainnya. Sehingga menjadi pilihan masyarakat untuk hadir dan menitipkan anaknya di madrasah. Hal ini diperlukan, agar masing-masing madrasah memiliki ciri khas sendiri, meskipun secara umum dia adalah sekolah yang berciri agama Islam.
“Kedua, bangun pencitraan positif. Kita sudah banyak melakukan hal-hal yang baik, tapi publikasi kita sangat lemah. Kita kurang mensosialisasikannya secara luas, termasuk di media-media sosial. Sehingga masyarakat kurang mengenal citra positif dari madrasah kita. Banyak hal unik dan positif yang kita lakukan, tapi hanya menjadi milik diri kita sendiri. Maka kita dorong pencitraan positif ini di dunia maya. Karena saat ini dunia maya menjadi kebutuhan bagi masyarakat,” lanjut Kakanwil.
Ketiga, fokus pada pengembangan kualitas. Bukan lagi berbasis kuantitas, tapi saatnya menciptakan kualitas dari madrasah yang dibina. Diharapkan, madrsaah bukan hanya jumlah siswanya yang banyak, bukan hanya jumlah lembaganya yang banyak, tapi juga kualitasnya diperhitungkan. Memiliki prestasi tak hanya di level lokal, namun level regional, nasional bahkan internasional. Itulah salah satu ciri dari pendidikan yang bermutu. Memiliki kompetensi, memiliki keterampilan dan memiliki karakter yang kuat.
“Jadi gabungan antara pengakuan eksternal dan penguasaan kompetensi dan karakter adalah gambaran dari pendidikan yang berkualitas,” pungkasnya.
Sebelumnya, Kepala Bidang Pendidikan Madrasah H Muhammad Saleh sebagai penyelenggara kegiatan mengatakan, keberhasilan pembinaan dan pengembangan Usaha Kesehatan Madrasah (UKM), terlihat dan tercermin melalui perilaku hidup bersih dan sehat serta meningkatnya derajat kesehatan peserta didik khususnya masyarakat sekolah mulai dari tingkat RA hingga MA.
Menurut Saleh, Program usaha kesehatan bagi peserta didik perlu dilakukan sedini mungkin secara terencana, terarah dan terkoordinasi. Hal ini merupakan program nasional yang selaras dengan gerakan Kemenag Sultra Bersahabat (Bersih, Religius, Santun, Harmonis, Berbasis Teknologi).
“Lomba dan penilaian Madrasah Sehat dimulai sejak bulan maret 2022 dengan zona sasaran perwakilan madrasah pada 17 kab/kota sebanyak 48 madrasah yang dinilai oleh tim pada Kanwil Kemenag Provinsi Sulawesi Tenggara,” beber Saleh.
Dirinya menyebut, Program Madrasah sehat perlu didorong, dibina dan didukung secara terus-menerus untuk menciptakan lingkungan madrasah yang bersih dan sehat di lingkungan Kanwil Kemenag Sultra. Karena itu, Madrasah Sehat ditahun mendatang akan dilakukan secara sistematis.
“Terimakasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada Kakanwil yang telah mensupport dan mendukung sepenuhnya kegiatan ini, serta semua pihak yang telah berpartisipasi atas terlaksananya kegiatan ini,” tandasnya.
Adapun Pemenang Lomba Madrasah Sehat Tahun 2022 diantaranya :
Tingkat Madrasah Aliyah, Juara I MAN 1 Konsel, Juara II MAN 1 Buteng dan MAN 1 Buton sebagai juara III.
Tingkat Madrasah Tsanawiyah juara I MTsN 1 Kolaka Utara, Juara II MTsN 2 Kolaka MTsN 3 Bombana sebagai juara III.
Tingkat Madrasah Ibtidaiyah juara I MIN 1 Kolaka Utara, juara II MIN 1 Buton Tengah dan MIN 1 Kolaka sebagai juara III.
Tingkat RA juara I RA Perwanida 1 Raha, juara II RA Perwanida Baubau Kota Baubau dan RA Ar-Rahmah Wawonggole Kab. Konawe sebagai juara III.
Sedangkan Kategori juara bersama, diraih MIN 2 Muna Barat, MTsN 1 Konawe Utara, MI Minhajut thullab Konsel, MA Kulisusu Buton Utara.
Kategori Bersatu diraih MTsN 2 konsel, MTsN konkep, MTsN 2 Buton Selatan, MTsN Al Mu’minin Kota Kendari.
Kategori Bersaudara diraih MTsN 1 Wakatobi, MTsN 1 Kolaka Timur, MTsN 3 Konawe dan MTsN 1 Baubau.