Jaga Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan, Dinas Ketapang Sultra Gelar GPM di Kota Kendari

  • Bagikan

Kendari, sibernas.id – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Tenggara (Sultra) melalui Dinas Ketahanan Pangan (Ketapang) Provinsi Sultra menggelar Gerakan Pangan Murah (GPM) dalam rangka stabilisasi pasokan dan harga pangan serta pengendalian inflasi di Kota Kendari, yang dilaksanakan di dua tempat yakni halaman Kantor PTSP Provinsi Sultra dan lapangan Benu-Benua Kota Kendari, Kamis (5/10/2023).

Turut hadir dalam gerakan pangan murah tersebut Kadis Ketapang Sultra, Kadis PTSP Sultra, Kadis Perkebunan dan Hortikultural atau mewakili, Kepala Badan Karantina Sultra atau mewakili, Tim TPID Sultra, Satgas Pangan Sultra, Ketua DWP Dinas Ketapang Sultra, Pejabat Eselon III/IV dan Pejabat Fungsional lingkup Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Sultra, Camat Kendari Barat atau mewakili, Lurah Benu-Benua, Perwakilan TNI dan Kepolisian serta Pejabat terkait.

Kegiatan GPM ini dilaksanakan selama 4 hari mulai 5-8 Oktober 2023, bertempat di Halaman Kantor PTSP Provinsi Sultra dan Lapangan Benu-Benua Kota Kendari.

Dalam sambutannya, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Sultra, Ari Sismanto dalam arahannya bahwa gerakan pangan murah adalah kegiatan Pemerintah Provinsi Sultra melalui Dinas Ketapang Sultra.

“Tujuan dari GPM ini adalah untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan pokok ditingkat produsen dan konsumen serta memberikan kemudahan aksesibilitas pangan bagi masyarakat dan menstabilkan harga yang selalu bergejolak di pasar,”katanya.

Bentuk upaya pemerintah terhadap pengendalian inflasi, yaitu bisa menjaga daya beli masyarakat, mendekatkan komoditas-komoditas pangan pokok dan pangan strategis kepada masyarakat tentunya dengan harga yang terjangkau/harga yang lebih murah.

“Ini bentuk keseimbangan antara ketersediaan yang ada dengan  stabilisasi harga yang ada di pasar, dengan dilakukan pangan murah ini harga di pasar mudah-mudahan bisa stabil, maka ekonomi makro bisa berjalan dengan baik yang pada akhirnya pengendalian inflasi bisa kita tekan dengan baik,”ungkapnya.

Saat ini, kata dia, inflasi Sultra berada di angka 3,46 persen  (year on year) atau rendah di bandingkan bulan lalu 3,52 persen, namun masih berada diatas Nasional 2,28 persen. Salah satu komoditas yang menyumbang inflasi di Sulawesi Tenggara adalah komoditas beras. Sehingga penyumbang inflasi sekitar 0,30 persen.

“Fenomena harga beras yang terus berkembang satu bulan terakhir ini, berkembang hampir di seluruh wilayah di Indonesia, dari rapat inflasi kemarin ada 297 kab/kota di Indonesia yang mengalami kenaikan beras,”ungkapnya.

Untuk itu pemerintah Sulawesi Tenggara  mengajak semua pihak, untuk bersama-sama mengendalikan harga, supaya harga tidak terus melonjak yang ada di pasaran tentunya.

“Pesan bapak Gubernur kepada seluruh masyarakat, mari kita bersama-sama memanfaatkan lahan yang belum termanfaatkan untuk kita tanami tanaman yang bernilai ekonomis seperti sayur mayur, bawang merah bisa ditanam di pekarangan rumah kita,”jelasnya.

Ia menambahkan, secara ketersediaan stok pangan kita di Sulawesi Tenggara, baik itu pangan pokok maupun pangan strategis dalam kondisi aman dan terjaga.

“Berdasarkan arahan bapak Presiden, memerintahkan Gubernur, bupati, walikota seluruh Indonesia melakukan gerakan pangan murah ini setiap minggu dan itu terus menerus sampai pada Desember 2023, kami terus akan melakukan hal itu,”ungkapnya.

Pemprov Sultra melalui Dinas Ketahanan Pangan akan terus melakukan gerakan pangan murah ini, yang  setiap minggunya untuk menekan inflasi di Sultra.

“Hal yang perlu ditekankan oleh bapak  Pj. Gubernur untuk berbelanja yang bijak sesuai dengan kebutuhan, manfaatkan lahan-lahan yang belum termanfaatkan dan mudah mudahan pemerintah dari hari ke hari terus melakukan upaya untuk menstabilkan harga pangan di pasaran tentunya,”ungkapnya.

Ia mengatakan, komoditas yang disediakan di Gerakan Pangan Murah ini beragam antara lain, beras SPHP, telur, minyak goreng, cabai rawit, cabai keriting, cabai besar, bawang merah, bawang putih, tepung terigu, gula pasir, daging ayam,tomat, aneka sayuran, aneka buah buahan, produk olahan dan makanan olahan yang merupakan produk lokal serta produk-produk UMKM lainnya. Komoditas yang tersedia dijual dengan harga dibawah pasar.

Harga bahan pangan yang dijual dalam gerakan pangan murah tersebut, beras SPHP 5 kg (Rp 53.000), minyak kita 1L (Rp 14.000), minyak bimoli 2L (Rp 40.000), minyak kita 200ml (Rp 30.000), minyak kita 5 liter (Rp 83.000)  gula pasir 1 kg (Rp 14.000), telur ayam ras (Rp 53.000), bawang putih 1 kg (Rp 35.000), bawang merah 1 kg (Rp 25.000), cabai rawit 1 kg (Rp 34.000), cabai merah keriting (Rp 34.000/kg), dan ayam potong (Rp 35.000).

“Saya berharap dengan adanya GPM ini masyarakat mampu membeli kebutuhan dengan harga yang murah,”tutupnya.

  • Bagikan