Sumsel, Sibernas.id – Pj Bupati Bombana, Sulawesi Tenggara (Sultra), Burhanuddin, menghadiri Puncak Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke XXX di Pelataran Kantor Bupati Banyuasin, Sumatera Selatan, Kamis.
“Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-30 Tahun 2023 menjadi momentum penting untuk merefleksikan kembali pembangunan bangsa melalui peran keluarga,” kata Burhanuddin usai hadiri Puncak Harganas tersebut bersama ketua PKK Bombana.
Menurut dia, setiap pihak harus merefleksikan pentingnya peran keluarga sebagai sumber daya kekuatan pembangunan bangsa.
“Keluarga sebagai pranata sosial yang pertama dan utama masyarakat mengemban fungsi strategis dalam memberikan rasa aman, melindungi setiap anggota keluarganya sambil membekali nilai-nilai kehidupan bermasyarakat kepada generasi penerus bangsa,” katanya.
Melalui momentum Harganas tersebut, Burhanuddin juga mengajak seluruh stakeholders yang ada di Bombana untuk terus mensosialisasikan dan bekerja dengan optimal terkait dengan penurunan stunting di wilayah itu.
Sementara itu, ketua BKKBN Hasto Wardoyo dalam kesempatan itu mengatakan bahwa Indonesia telah mengalami tren penurunan prevalensi stunting yang cukup siginifikan dari tahun ke tahun, namun masih berasa di atas ambang batas standar WHO, sehingga masih berkategori darurat stunting.
“Berdasarkan data SSGI 2022, prevalensi stunting Indonesia berada pada angka 21,6 persen. Oleh karena itu, kita harus mengerahkan segala daya upaya sehingga target 14 persen pada tahun 2024 dapat tercapai,” katanya.
Sementara itu, Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin menghadiri puncak Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-30 di Banyuasin, Sumatera Selatan (Sumsel). Ma’ruf mengatakan tingginya prevalensi stunting merupakan salah satu tanda masyarakat yang rapuh.
“Masyarakat yang rapuh, baik ditandai oleh tingginya prevalensi stunting maupun karakteristik kerapuhan lainnya, seperti sikap saling curiga, sulit bekerja sama, kurang memperjuangkan kejujuran, dan melapuknya nilai-nilai integritas, merupakan cermin dari keroposnya bangunan pada tingkat keluarga,” kata Ma’ruf Amin.
Ma’ruf meminta peran keluarga dalam mencetak generasi penerus bebas stunting diperkuat. Dia mengatakan prevalensi stunting di Indonesia saat ini mencapai 21,6 persen, sementara pada 2024 prevalensi stunting ditargetkan menjadi 14 persen.
“Maka pada peringatan Hari Keluarga Nasional ke-30 ini, saya titip kepada seluruh keluarga Indonesia untuk terus memperkokoh peranan keluarga dalam mencetak generasi penerus yang bebas stunting, fisiknya, mentalnya maupun kehidupannya. Kelak mereka menjadi generasi yang mampu mengguncang dunia, seperti yang diucapkan oleh Presiden Sukarno,” ujarnya.
Dia mengatakan pernikahan anak harus dihindari lantaran beresiko melahirkan anak stunting. Dia meminta setiap keluarga dapat memanfaatkan layanan di posyandu dan puskesmas untuk memantau kesehatan ibu hamil dan perkembangan anak.
“Patut menjadi keprihatinan kita bersama, masih relatif tingginya angka pernikahan anak. Pernikahan anak mesti kita hindari karena lebih banyak mudaratnya daripada manfaatnya, termasuk berisiko lebih tinggi menghasilkan anak stunting,” ujar Ma’ruf.
Wapres juga meminta keluarga untuk memanfaatkan layanan di posyandu dan puskesmas untuk memantau kesehatan ibu hamil, serta pertumbuhan dan perkembangan anak.