Kendari, Sibernas.id – Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) melalui Bimbingan Masyarakat (Bimas) Hindu, menggelar Orientasi Peningkatan Kompetensi Guru Widyalaya Tahun anggaran 2024 yang mengusung tema “Melalui Orientasi Kita Dalami dan Implementasi Kurikulum Merdeka Wujudkan Profil Pelajar Pancasila”, berlangsung di Hotel D’blitz Kendari, Kamis malam (13/9/2024).
Dibuka secara langsung oleh Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu Kemenag RI, Prof. Dr. Drs. I Nengah Duija, M.Si, didampingi Kakanwil Kemenag Sultra, H. Muhamad Saleh, kegiatan ini juga dihadiri oleh Ketua PHDI Provinsi Sultra, I Nyoman Sudiana, Pembimas Hindu Kanwil Kemenag Sultra, I Komang Sukeyasa dan Kepala Kantor Kemenag Kab/Kota se Provinsi Sultra serta guru Widyalaya se Provinsi Sultra.
Dalam sambutannya, Dirjen Bimas Hindu I Nengah Duija mengatakan, pendidikan yang tidak dikelola oleh moralitas, maka pendidikan akan menghancurkan peradaban itu sendiri. Pendidikan yang paling tepat dimasa depan adalah pendidikan umum berciri khas keagamaan sejenis madrasah.
Untuk itu, lembaga pendidikan agama Hindu hadir sebagai salah satu lembaga pendidikan yang mampu membentuk karakter serta akhlak anak didik. Karena menurutnya, satu-satunya yang bisa menyelamatkan masa depan generasi adalah pendidikan bercirikan agama dan Pendidikan seperti ini harus diwujudkan.
“Pendidikan bercirikan agama membuat seseorang memahami tentang kodratnya sebagai manusia. Bahwa sekuat apapun kecanggihan kita berpikir, penguasaan ilmu yang kita kuasai di dunia ini, tidak ada yang menyamai kuasa Tuhan,” imbuhnya.
Sementara itu, Kakanwil Kemenag Sultra H. Muhamad Saleh mengatakan jika kegiatan tersebut adalah upaya peningkatan kompetensi guru yang dilakukan Bimas Hindu Kanwil Kemenag Sultra. Menurutnya, kegiatan seperti ini memiliki manfaat yang sangat penting, terlebih bagi sekolah-sekolah umum yang bercirikan agama.
Saleh menjelaskan, saat ini umat Hindu memiliki lembaga Pendidikan umum dengan kekhasan agama Hindu yang di sebut Widyalaya, dan juga Pasraman sekolah minggu sebagai tempat belajar Agama Hindu.
Jumlah Widyalaya di Sulawesi Tenggara saat ini sejumlah 13 satuan Pendidikan, yang terdiri dari 10 Widyalaya Tingkat Pratama (Tingkat TK), 2 Widyalaya Tingkat Adi (Tingkat SD) dan 1 Widyalaya Tingkat Madyama (Tingkat SMP) yang tersebar di tiga Kabupaten yakni Kabupaten Kolaka Timur, Konawe Selatan dan Kabupaten Konawe yang seluruhnya masih di Kelola oleh Masyarakat/ Yayasan (masih Swasta).
Dirinya menyebut, berbicara tentang pendidikan maka tidak terlepas dari peran guru. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik.
Guru dituntut memiliki kualifikasi akademik, kwalitas dan sertifikat pendidik. Untuk menghasilkan kualifikasi akademik yang baik diperlukan sejumlah kwalitas yang meliputi kwalitas pedagogik, kepribadian, sosial dan professional.
“Guru diharapkan mampu merubah karakter anak didik dengan meningkatkan kompetensinya sebagai seorang guru. Semoga dengan dilaksanakannya kegiatan ini memberikan manfaat untuk peningkatan Kompetensi para guru Widyalaya di Sulawesi Tenggara,” pungkasnya.
Dikesempatan tersebut, juga dilakukan Penyerahan izin operasional penyelenggaraan satuan pendidikan Pratama Widyalaya dan Dharma santi Wanasari Konawe dan Dharma Santi Konawe Selatan oleh Bapak Dirjen Bimas Hindu Kemenag RI.