Mataram, Sibernas.id – Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) memperkuat surveilans agar penyakit yang timbul akibat Human Metapneumovirus atau HMPV tidak memasuki wilayah Nusa Tenggara Barat.
Kepala Dinas Kesehatan NTB Lalu Hamzi Fikri mengatakan pihaknya mengetatkan pengawasan untuk penyakit mirip influenza (ILI) dan infeksi saluran pernapasan akut yang parah (SARI).
“Kami mengantisipasi masuknya virus ini ke NTB dengan memperkuat surveilans ILI SARI untuk meminimalkan dampak penyakit yang diakibatkan oleh Influenza,” ujarnya di Mataram, Selasa.
Dinas Kesehatan NTB juga melaksanakan program ISPA-Pneumonia serta berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan untuk mendapatkan info terkini terkait HMPV, sehingga info tersebut dapat diteruskan ke daerah kabupaten/kota dan masyarakat.
Sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat kian digencarkan melalui Dinas Kesehatan kabupaten/kota, rumah sakit maupun puskesmas, serta melalui media sosial.
Lebih lanjut Fikri berpesan agar fasilitas kesehatan di berbagai tingkatan mulai dari puskesmas hingga rumah sakit untuk meningkatkan kewaspadaan dan melaporkan bila ada kasus-kasus dengan gejala mirip infeksi saluran pernapasan akut yang disebabkan oleh HMPV.
Pelaporan kasus dapat melalui sistem kewaspadaan dini dan respon (SKRD) melalui EBS SKDR (Surveilans berbasis kejadian) dari kabupaten/kota terkait.
“Hingga saat ini belum ada kasus HMPV yang masuk ke NTB,” pungkas Fikri.
HMPV merupakan salah satu dari banyak mikroorganisme atau agen penyebab penyakit infeksi saluran pernapasan akut dengan gejala berupa batuk, demam, hidung tersumbat maupun sesak napas.
Virus itu pertama kali diungkap menjangkit seorang anak di Belanda pada tahun 2001. Bahkan, antibodi untuk HMPV sudah ditemukan jauh sebelum keberadaan virus itu terungkap.
Cara pencegahan penularan HMPV bisa dilakukan secara sederhana, yakni mencuci tangan secara teratur, menghindari kontak dekat dengan orang sedang sakit, menutup mulut dan hidung saat batuk atau bersin, membersihkan permukaan yang sering disentuh, serta menghindari menyentuh wajah dengan tangan yang belum dicuci.