Kolaka Utara, sibernas.id – Penjabat (Pj) Bupati Kabupaten Kolaka Utara (Kolut), Sukanto Toding, membuka kegiatan Rapat Koordinasi dan fasilitasi Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Tingkat Kabupaten Kolaka Utara di Aula Hotel Berlian Lasusua pada hari Sabtu (11/05 2024).
Hadir dalam rapat tersebut ketua DPRD Kab. Kolaka Utara Buhari,S.Kel.,M.Si, perwakilan BKKBN Provinsi Sulawesi Tenggara yang diwakili oleh Sekretaris Perwakilan BKKBN Provinsi Sulawesi Tenggara Muslimin, SH.,MM.
Hadir pula kepala kemenag Kabupaten Kolaka Utara, Pimpinan Baznas, Ketua TP-PKK, Tim Pakar, dan Tim TPPS Tingkat Kabupaten, Kecamatan dan desa.
Rapat koordinasi dan fasilitasi Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Tingkat Kabupaten Kolaka Utara digelar bertujuan untuk menggali permasalahan/kendala dalam Upaya penanganan stunting, dan merumuskan Langkah kongkrit yang akan dilaksanakan pada tahun 2024 dalam percepatan penurunan stunting Tingkat Kabupaten Kolaka Utara.
Dalam sambutannya Sekretaris Perwakilan BKKBN Provinsi Sulawesi Tenggara, Muslimin, menyatakan, penilaian stunting ada dua, yang pertama dengan penilaian indicator kinerja dan 64 indikator untuk semua lintas sektor.
“Pada penilaian indicator kinerja Kabupaten Kolaka Utara menduduki peringkat ke-3 se Sulawesi Tenggara,”ungkapnya.
Yang kedua, penilaian prevalensi stunting dengan pengukuran Tinggi Badan dan Berat Badan, yakni dengan pengukuran Eletronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (EPPGBM) dan Survey.
“EPPGBM merupakan hasil pengukuran balita pada kegiatan posyandu, namun kunjungan posyandu kurang dari 100%. Hasil pengukuran survey, pada tahun 2022 dengan SSGI dan tahun 2023 dengan SKI, nilai prevalensi stunting Kabupaten Kolaka Utara mengalami kenaikan 7%,”jelasnya.
Ia mengatakan, akan dilakukan intervensi serentak bulan juni (khusus status gizi), dengan syarat semua sasaran harus terukur dan terpapar.
“Maka wajib posyandu 100 %, tapibjika tidak sampai 100% akan kembali ke pengukuran SKI di bulan Oktober,” ujarnya.
Dia juga mengharapkan komitmen semua pihak dalam percepatan penurunan stunting.
“Maka dalam kesempatan ini, saya mengajak kita semua, untuk lebih serius, lebih berkomitmen dalam percepatan penurunan stunting, melalui kerja nyata, kerja keras, kerja cerdas, kerja tuntas, dan kerja berkualitasnya, dengan membangun sinergi, kolaborasi dan akselerasi, bersama masyarakat, swasta, organisasi non pemerintah, dunia usaha, dunia kerja, serta pihak-pihak lainnya. Karena tanpa adanya komitmen dan sinergi yang kuat, serta cepat untuk menyelamatkan generasi bangsa ini dari ancaman stunting, maka gerakan kita hari ini pastinya sia-sia, dan dapat dipastikan kegiatan kita hanya sebatas semboyan tapi miskin gerakan,” katanya penuh harap.
Ia menambahkan, butuh Inovasi berupa Mesjid Peduli Stunting di Desa, data harus menjadi bagian dari psikologis kita. Peran Baznas terfokus pada intervensi dalam bentuk makanan yang akan diberikan sasaran di desa. Gerakan subuh berjamaah dibacakan sasaran yg mengalami stunting dan intervensi yang sudah diberikan. TPPS Kabupaten, Kecamatan dan Desa focus dalam pencegahan dan penanganan stunting untuk Kabupaten Kolaka Utara.
Dalam rakor TPPS sebagai bentuk dukungan dalam penanganan stunting Ketua Baznas Kab. Kolaka Utara, Ajmal Arif, memberikan bantuan sebesar Rp. 10.000.000,- ke Pj. Bupati Kabupaten Kolaka Utara, dan diserahkan ke Ketua BAAS (Bapak/Bunda Asuh Anak Stunting) Kabupaten Kolaka Utara Hj. Hasrayani.
Kemudian Rapat Koordinasi dan Fasilitasi TPPS Tingkat Kabupaten Kolaka Utara, setelah pembukaan dilanjutkan dengan sesi diskusi. Yang diawali dengan pemaparan materi dari 3 OPD, yakni Badan Perencanaan dan Pembangunan daerah, Dinas Kesehatan, dan Dinas Pengendalian Penduduk dan KB Kabupaten Kolaka Utara.
Diskusi tersebut dimoderatori oleh Ketua Program Manager (KPM) Satgas Stunting Perwakilan BKKBN Provinsi Sulawesi Tenggara, Adi Supryatno.
Rapat Koordinasi dan Fasilitasi TPPS Tingkat Kabupaten Kolaka Utara berjalan lancar, dan menghasilkan rumusan strategis dalam percepatan penurunan stunting.