Kolut, sibernas.id – Perwakilan BKKBN Sulawesi Tenggara (Sultra) menggelar kegiatan Orientasi Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting Bidang Ketahanan Keluarga dan Pencegahan Stunting Tingkat Kabupaten Kolaka Utara (Kolut) tahun 2024, Selasa (7/5/2024).
Kegiatan tersebut dibuka langsung Pj Bupati Kolaka Utara diwakili Sekretaris Daerah Kabupaten Kolaka Utara, Dr. Taupiq S, turut hadir Kepala Perwakilan BKKBN provinsi Sulawesi Tenggara yang diwakili oleh Ketua Tim Kerja Ketahanan Keluarga dan Pencegahan Stunting, Agus Salim, dan diikuti oleh Kader BKB, keluarga Yang memiliki Baduta yang berjumlah 60 orang, PIK Remaja berjumlah 40 orang yang terdiri dari Siswa yang tergabung dalam kegiatan PIK Remaja serta PKB/PLKB sejumlah 20 orang.
Ketua Tim Kerja Ketahanan Keluarga dan Pencegahan Stunting, Agus Salim dalam sambutannya mengatakan penurunan angka prevalensi stunting di tanah air dari 2013 sampai 2016 rata-rata mencapai 1,3% per tahun, yakni dari 37,2% pada 2013 menjadi 34% pada 2016. Sedangkan dari 2016 sampai 2021 rata-rata turun 1,6% per tahun dan dari 2021 sampai 2022 rata-rata turun 2,8% per tahun. Sehingga, pada 2022 angka prevalensi stunting di Indonesia menjadi 21,6%.
Lanjut Agus Salim menyampaikan ucapan terima kasih kepada Pj. Bupati Kolaka Utara dalam hal ini di wakili oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Kolaka Utara, Dr. Taupiq S, untuk membuka acara Orientasi Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting Bidang Ketahanan Keluarga dan Pencegahan Stunting Perwakilan BKKBN Provinsi Sulawesi Tenggara, hal ini menandakan komitmen yang sangat besar dalam melaksanakan kegiatan ini.
Dia juga mengucapkan terimakasih kepada para guru pendamping bagi PIK-R yang berkesempatan hadir pada kegiatan ini dalam mendampingi PIK Remaja yang juga hadir dalam kegiatan Edukasi Gizi dan Anemia pada kegiatan BKR.
“Kegiatan Orientasi Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting Bidang Ketahanan Keluarga dan Pencegahan Stunting di Kabupaten Kolaka Utara merupakan langkah awal kita untuk dapat memantau perkembangan anak sejak dari usia dini yang mana dengan menggunakan KKA, kita bisa mengetahui perkembangan balita sejak awal apakah terindikasi Stunting atau tidak dengan memantau perkembangannya melalui KKA,”ujarnya.
Dia menjelaskan terkait pentingnya program intervensi spesifik dalam upaya penurunan stunting seperti sosialisasi, edukasi, dan komunikasi untuk merubah perilaku masyarakat, khususnya ibu hamil.
“Termasuk perlunya dukungan kebijakan tentang pemberian ASI. Khususnya pemberian ASI ekslusif yang masih perlu sekali untuk didorong karena perannya penting, murah, mudah. Kemudian juga perlu peningkatan cakupan pemberian makanan tambahan kepada ibu hamil dan balita,” terangnya.
Lanjutnya, menyampaikan Bahwa Kegiatan Praktek Baik PPKS di Balai Penyuluhan menjadi wadah dan pusat kegiatan Poktan yang harus dimaksimalkan.
“Usia dini merupakan periode emas (golden age) Sekaligus masa kritis yang keberhasilannya sangat menentukan kualitas anak pada masa dewasanya, kebutuhan tumbuh kembang anak yang mencakup stimulasi gizi dan kesehatan,”ujarnya.
“Kartu Kembang Anak(KKA) berisikan petunjuk-petunjuk sederhana bagi orangtua atau pengasuh dalam menuntun anak untuk memaksimalkan potensi perkembangan anak dengan memberikan stimulasi yang tepat sesuai dengan usianya,”tambah dia.
Agus menyampaikan KKA dapat digunakan untuk memantau perkembangan anak secara bertahap setiap bulan mulai dari 0 sampai 72 bulan (6 tahun).
Lanjutnya, pendampingan pada Masa 1000 Hari Pertama Kehidupan menjadi hal yang paling utama untuk mengetahui Kondisi perkembangan Anak apakah bisa terindikasi Stunting atau tidak dengan menggunakan KKA ini.
“KKA juga bisa menjadi alat deteksi dini adanya penyimpangan atau gangguan perkembangan anak yang meliputi 7 aspek perkembangan yakni Motorik Kasar, motorik halus, komunikasi pasif, komunikasi aktif, kecerdasan, tingkah laku sosial dan menolong diri sendiri,” tambah dia.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Kabupaten Kolaka Utara Dr. Taupiq S, S.P, MM saat membuka kegiatan orientasi ini, dalam sambutannya mengapresiasi kepada Perwakilan BKKBN Provinsi Sulawesi Tenggara terkait Orientasi Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting Bidang Ketahanan Keluarga dan Pencegahan Stunting Prov Sultra yang turut menyasar kabupaten Kolaka Utara ini.
Masalah stunting, kata dia, merupakan masalah prioritas pemerintah pusat sampai pemerintah daerah yang harus dituntaskan, mengingat dampaknya yang sangat kompleks.
“Kami terus berupaya untuk melakukan akselerasi dalam menyelesaikan permasalahan stunting di Kolaka Utara,” kata Taupiq.
“Langkah intervensi yang kami lakukan adalah dengan menyediakan kebijakan, anggaran dan dukungan lainnya, seperti membuat berbagai program inovatif dan meningkatkan peran kelembagaan seperti Posyandu, PKK dan PAUD,” kata Taupiq.
“Melalui kegiatan orientasi seperti ini kita akan memperkuat berbagai langkah sebelumnya yang telah secara signifikan berhasil menurunkan angka stunting,” lanjut Taupiq.
Kegiatan Orientasi Tingkat Kabupaten Kolaka Utara ini tujuan utamanya adalah untuk menurunkan angka prevalensi Stunting terlebih di masa 1000 HPK terutama di Kabupaten Kolaka Utara.
“Untuk itu kita tetap harus berbenah dalam penanganan Stunting ini, oleh karena itu kehadiran juga PIK Remaja ini merupakan salah satu sasaran yang prioritas yang mereka selanjutnya tongkat estafet keluarga kita serahkan,”ujarnya.
Untuk diketahui, ada tiga kegiatan yang dilakukan di Kolaka Utara yaitu Orientasi KKA di kelompok BKB, Edukasi Gizi dan Anemia serta Praktik Baik PPKS di balai Penyuluhan yang dilaksanakan selama 1 hari.