Dalam sambutannya, Menteri Arifatul menyoroti perjalanan panjang perjuangan perempuan Indonesia, yang telah menjadi fondasi penting bagi kemajuan bangsa. Ia mengingatkan bahwa peringatan Hari Ibu di Indonesia berbeda dari “Mother’s Day” di negara lain. Hari Ibu di Indonesia merujuk pada Kongres Perempuan Indonesia Pertama pada 22 Desember 1928 di Yogyakarta, yang menjadi simbol perjuangan perempuan untuk kesetaraan dan kemajuan bangsa.
“Perempuan Indonesia adalah pilar utama dalam menciptakan perubahan. Sejarah mencatat tokoh-tokoh seperti RA Kartini, Cut Nyak Dien, Laksamana Malahayati, dan masih banyak lagi yang menjadi inspirasi hingga kini,” ujar Kapolda Sultra mengutip pesan Menteri.
Hari Ibu ke-96 Tahun 2024 mengangkat tema “Perempuan Menyapa, Perempuan Berdaya Menuju Indonesia Emas 2045.” Tema ini menggarisbawahi pentingnya kesetaraan dan kemitraan antara perempuan dan laki-laki dalam membangun bangsa.
Menteri Arifatul juga memaparkan tiga program prioritas Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) untuk lima tahun ke depan diantaranya Ruang Bersama Indonesia (RBI) yang merupakan Platform praktek demokrasi berbasis kesetaraan gender di desa dan kelurahan, kedua Perluasan Fungsi Call Centre SAPA 129 untuk Mempermudah akses informasi dan pelaporan terkait perempuan dan anak serta Satu Data Gender dan Anak Berbasis Desa untuk Meningkatkan akurasi data untuk kebijakan berbasis bukti.
“Melalui Hari Ibu, kita diingatkan untuk terus mendukung peran perempuan dalam pembangunan. Dengan semangat persatuan, kita bersama-sama melangkah menuju Indonesia Emas 2045,” tambahnya.
Kapolda Sultra menutup sambutan dengan mengucapkan Selamat Hari Ibu ke-96 kepada seluruh perempuan Indonesia, sembari mendorong mereka untuk terus berkarya dan menjadi agen perubahan.
“Perempuan yang berdaya dan anak yang terlindungi adalah langkah nyata menuju Indonesia yang lebih maju dan sejahtera,” pungkas Irjen Dwi Irianto.
