Wakili Pj Gubernur, Sekda Sultra Hadiri Pelantikan Pengurus PMI Sultra oleh Ketua Umum PMI Jusuf Kalla

  • Bagikan

Kendari, Sibernas.id – Mewakili Penjabat (Pj) Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra) Andap Budhi Revianto, Sekretaris Daerah (Sekda) Sultra Asrun Lio menghadiri serta memberikan sambutan pada pelantikan Pengurus PMI Sultra periode 2023-2028 oleh Ketua Umum PMI, DR (H.C) Drs. H M Jusuf Kalla, Senin (28/10/2024), bertempat di Ruang Pola Kantor Gubernur Sultra.

Dalam pelantikan Dr. H Abdurrahman Saleh sebagai Ketua PMI Sultra periode 2023-2028, juga disaksikan oleh Ketua DPRD Sultra, Forkopimda, Pimpinan Kementerian Lembaga yang ada di Sultra, Pimpti Pratama Pemprov Sultra, Forkopimda tingkat dua, para rector, pimpinan BUMN dan BUMD, tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh wanita, dan tokoh pemuda.

Ketua Umum PMI, DR (H.C) Drs. H M Jusuf Kalla mengawali sambutannya, terlebih dahulu menyapa para tamu undangan yang sempat hadir, sekaligus mengingatkan kembali jika pelantikan tersebut bertepatan dengan 28 Oktober yang diperingati sebagai Hari Sumpah Pemuda, sehingga sangat penting untuk tetap menjaga perdamaian melalui persatuan dan kesatuan.

“Sumpah pemuda menyatukan kita semua. Hal ini sejalan dengan tujuan PMI, yakni selain bertindak karena kemanusiaan, juga turut serta menjadi pelopor terciptanya kedamaian. Kalau tercipta kedamaian, maka tidak ada konflik yang bisa memicu dibutuhkannya tindakan kemanusiaan,” tuturnya.

Lebih lanjut Mantan Wapres RI ini mengatakan, PMI selama ini terus berupaya memberikan pertolongan kepada sesama, tanpa melihat latar belakang.

“Awal terbentuknya PMI ini memang karena perang, namun kini hampir semua bencana alam yang terjadi di Indonesia, melibatkan PMI. Baik itu bencana yang ditimbulkan karena konflik antar manusia maupun bencana karena alam. Disitulah tugas PMI bersama masyarakat dan berbagai pihak terkait untuk bersama-sama memberikan bantuan,” jelasnya.

Dia melanjutkan, kini PMI juga terlibat dalam penanaman pohon sebagai antisipasi jangka Panjang terhadap perubahan iklim yang terjadi di Indonesia, sekaligus sebagai upaya pencegahan, seperti menghijaukan kembali daerah-daerah gersang, memperbaiki lingkungan yang sudah rusak, dimana kesemuanya dalam rangka meminimalkan terjadinya tindakan kemanusiaan.

“Masyarakat kenal PMI itu dengan darah, yakni melaksanakan donor darah secara nasional. Sehebat apapun ilmuan dan pabrik-pabrik dewasa ini, namun belum bisa membuat darah imitasi. Untuk itu, hanya tiga yang memiliki markas yakni TNI karena setiap saat harus siaga terhadap perang. Kedua polisi karena setiap saat harus bergerak cepat terhadap laporan keamanan di masyarakat. Ketiga PMI, karena ketika ada orang membutuhkan darah, maka saat itu juga harus tersedia dan tak boleh ditunda,” paparnya.

Sebelum mengakhiri sambutannya, Ketua Umum PMI ini mengungkapkan rasa terima kasih kepada Ketua PMI Sultra yang telah kedua kali memimpin serta bersungguh-sungguh membangun PMI Sultra dengan baik.

“Mari tetap laksanakan tugas ini sebagai amal ibadah. Tak lupa kepada semua pihak, termasuk Pemerintah Provinsi Sultra yang telah banyak membantu PMI,” pesannya.

Mewakili Pj Gubernur, Sekda Sultra Asrun Lio menyampaikan sambutan selamat datang kepada Ketua Umum PMI, DR (H.C) Drs. H M Jusuf Kalla, karena ditengah kesibukan padat, namun telah berkenan datang ke Bumi Anoa Sultra.

“Bapak Pj. Gubernur menitip salam dan ucapan terimakasih karena Bpk Ketua Umum PMI telah berkenan datang ke Sultra, apalagi ditengah padatnya agenda-agenda sosial kemasyarakatan hingga perdamaian di Indonesia dan juga dunia. Pak Pj. Gubernur juga menghaturkan permohonan maaf, sebab siang ini harus tiba ke Jakarta untuk berkoordinasi dengan beberapa kementrian,” ungkapnya.

Sekda Sultra ini mengatakan, sejarah mencatat bahwa PMI didirikan pada 17 September 1945, beberapa bulan setelah proklamasi Indonesia. Pembentukannya terjadi ditengah tantangan besar dihadapi bangsa Indonesia, sebagai respon terhadap kondisi darurat akibat perang.

“Ini bukan sebagai langkah administrative, melainkan sebuah panggilan kemanusiaan mendalam, untuk memberikan bantuan medis yang sangat dibutuhkan oleh rakyat. Dalam situasi penuh ketidakpastian,PMI lahir sebagai symbol harapan dan solidaritas, menegaskan bahwa dalam setiap krisis, ada ruang untuk kepedulian dan pengabdian kepada sesama,” katanya.

Dia melanjutkan, seiring berjalannya waktu, PMI tumbuh menjadi organisasi dinamis dan adaptif, mencerminkan semangat kolektif bangsa dalam menghadapi tantangan. Dengan membangun jaringan luas dan solid di seluruh pelosok negeri, PMI mampu memberikan respon cepat dan efektif terhadap berbagai bencana alam, konflik, dan berbagai situasi darurat lainnya.

“Kita ketahui bersama, dalam UU Nomor 1 Tahun 2018, dijelaskan bahwa PMI merupakan perhimpunan nasional berlandaskan asas perikemanusiaan dan sukarela, tanpa membedakan bangsa, golongan, maupun paham politik. Menjalankan tugasnya, PMI senantiasa berpegang teguh terhadap prinsip dasar Gerakan internasional palang merah dan bulan sabit merah, yaitu kemanusiaan, kesamaan, kenetralan, kemandirian, kesukarelaan, kesatuan, dan keuniversalan,” jelasnya.

Sekda Sultra ini mengatakan, PMI Sultra telah menunjukan komitmen dalam melaksanakan berbagai kegiatan kemanusiaan, seperti pelayanan kesehatan, donor darah, kesiapsiagaan bencana, dan pengembangan masyarakat. Ketersediaan darah saat ini baru mencapai 60 persen dari kuota diperlukan.

“Tantangan ini justru memicu semangat kita untuk berkolaborasi dan memperkuat dukungan. Setiap tetes darah yang disumbangkan, bukan hanya berfungsi untuk menyelamatkan nyawa, tetapi juga menyalakan harapan baru bagi saudara kita membutuhkan. Ini adalah panggilan untuk Bersatu dalam misi mulia, mengingatkan kita bersama, kita dapat mewujudkan perubahan yang berarti dalam kehidupan sesama,” terangnya.

Dia mengakui, relawan PMI Sultra terus bergerak dengan semangat dan upaya maksimal, meskipun menghadapi berbagai keterbatasan. Kontribusi dalam pemerintah, terutama upaya mendukung dalam penyediaan pelayanan darah bagi yang membutuhkan, penanggulangan bencana, dan wabah, menunjukkan dedikasi yang tak tergoyahkan.

“Dengan komitmen yang kuat, PMI Sultra bertekad untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya donor darah, memastikan ketersediaan darah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Ini adalah wujud nyata dari solidaritas dan kepedulian, yang menegaskan bahwa dalam setiap langkah, harapan dan kehidupan selalu dapat dihadirkan bersama,” katanya lagi.

Melalui kesempatan itu, Sekda Sutra mengungkapkan, data pada rumah sakit di 17 kabupaten/kota yang berada di Sultra, ada 6 kab/kota yang belum melakukan donor darah melalui rumah sakit atau UTD yaitu Kabupaten Konawe Kepulauan, Muna Barat, Buton Selatan, Buton Tengah, Buton Utara, dan Buton, dan 11 kabupaten/kota lainnya yang sudah memiliki rumah sakit bank darah dan utd tetapi belum sepenuhnya efektif melakukan donor darah.

“Ada beberapa hal yang menjadi hambatan dari permasalahan tersebut diantaranya sarana dan prasarana untuk melakukan donor darah masih terkendala beberapa keterbatasan yakni bangunan gedung, bank darah, laboratorium, peralatan, tenaga para medis teknologi transfusi darah (pttd), dan sarana penunjang lainnya. Mengatasi permasalahan tersebut, diperlukan beberapa upaya yang komprehensif dan berkelanjutan dari berbagai pihak. dengan kerjasama yang baik antara pmi, pemerintah, rumah sakit, masyarakat, dan pihak swasta, diharapkan masalah kekurangan darah dapat teratasi dan ketersediaan darah di sulawesi tenggara dapat terpenuhi,” harapnya.

Melalui kesempatan itu juga, mewakili Pj Gubernur dan atas nama pemerintah provinsi sulawesi tenggara menyampaikan selamat dan sukses kepada pengurus yang telah dilantik pada hari ini, diharapkan seluruh jajaran pengurus PMI Sultra yang dilantik, dapat menjalankan tugas, fungsi dan tanggung jawab dengan baik.

“Tentu menjadi harapan kita semua kepada pengurus yang dilantik pada hari ini untuk mengemban amanah dan dapat menjawab tantangan yang dihadapi PMI Sultra. Saya berpesan kepada para pengurus yang telah dilantik pada hari ini,” pesannya.

1. terus bangun hubungan yang kuat dengan berbagai pihak, baik pemerintah, swasta, maupun masyarakat. sinergi ini akan memperkuat upaya kemanusiaan yang kita jalankan.

2. ingatlah bahwa dukungan yang solid dari semua elemen sangat penting.

3. selalu berusaha untuk menghadirkan inovasi dalam program-program kemanusiaan.

4. kembangkan program yang memberdayakan masyarakat, sehingga setiap individu dapat dalam misi kemanusiaan. berkontribusi ketika masyarakat terlibat, dampak yang lebih luas dan dihasilkan akan berkelanjutan. dan tim untuk menjaga

5. ingatkan diri dalam setiap semangat kemanusiaan tindakan. setiap langkah kecil yang diambil dengan tulus dapat membawa perubahan yang signifikan dalam kehidupan orang lain.

“Mari kita bersama-sama sinergitas dalam membangun Sultra yang tangguh dan peduli. Sekali lagi, saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada bapak H. Jusuf Kalla atas kehadirannya pada acara ini. Semoga kehadiran memberikan semangat dan juga menjadi inspirasi bagi kita semua dalam menjalankan misi kemanusiaan,” tutupnya.

  • Bagikan