Tutup Orientasi Pelopor Moderasi Beragama, Berikut Harapan Kakanwil Kemenag Sultra

  • Bagikan

Kendari, Sibernas.id – Kakanwil Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Tenggara, H. Zainal Mustamin menutup secara resmi kegiatan Orientasi Pelopor Moderasi Beragama Bagi Guru ASN, Guru Non ASN, Tenaga Kependidikan dan Siswa Madrasah/Sekolah dan Bagi Guru Pendidikan Agama dan Pimpinan Pondok Pesantren lingkup Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sulawesi tenggara Tahun 2022, di Aula Grand Kubra Hotel Kendari, senin (28/2/2022).

Kegiatan ini dihadiri Kabid Pendidikan Madrasah, H. Muhammad Saleh, Kabid Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan Islam, Siti Mardawiyah Kasim, fasilitator dan instruktur dalam pelaksanaan orientasi moderasi beragama, pimpinan pondok pesantren serta peserta yang hal, meliputi guru dan siswa lintas agama.

Kakanwil menyampaikan, jika para peserta setidaknya mendapatkan tiga hal dari kegiatan tersebut, yakni informasi, konfirmasi dan inspirasi. Informasi berkaitan dengan ilmu pengetahuan baru yang didapatkan sebagai jawaban dari rasa penasaran, apa sesungguhnya yang akan diperoleh dalam kegiatan orientasi pelopor moderasi ini.

“Kedua, mengkonfirmasi apa yang selama ini sudah kita yakini, dapatkan dan praktekkan. Ketiga, mendapatkan inspirasi berupa pencerahan wawasan dan motivasi melalui kegiatan orientasi tersebut,” jelasnya.

Menurut Kakanwil, kegiatan ini memberikan banyak manfaat dan wawasan dalam upaya bersama mengarusutamakan moderasi beragama seluas-luasnya di masyarakat Sultra untuk semua segmen, meskipun baru dapat dicakupi bagi 250 peserta. Setidaknya, ada kesadaran baru yang tumbuh, mengenai bagaimana sikap, pikiran dan tindakan yang harus dilakukan sebagai manusia yang ingin hidup berdampingan secara harmoni dan damai.

“Tidak ada kedamaian tanpa harmoni. Tidak ada harmoni tanpa toleransi dan tidak ada toleransi tanpa sikap moderat. Karena itu moderasi beragama adalah kunci se kunci kuncinya untuk mewujudkan kehidupan yang damai,” sambungnya.

Kakanwil menambahkan, pasca kegiatan orientasi pelopor moderasi tersebut, setiap orang akan memiliki tanggungjawab disegmennya masing-masing agar bisa mengembangkan nilai-nilai moderasi tersebut di lingkungannya. Selain itu, diharapkan dapat mengisi ruang-ruang publik melalui media sosial.
Sehingga, ruang publik medsos lebih banyak diisi dan didomimasi oleh mereka yang memiliki pikiran moderat. Karena, jika banyak diisi oleh pesan ajaran yang ekstrim, maka akan membahayakan tatanan kehidupan.

“Mudah-mudahan kita semua bisa meneruskan apa yang sudah diperoleh melalui pelatihan ini. Jika masih ada yang suka menghujat, memvonis dan menghakimi orang lain, maka orang itu belum belajar. Namun jika seseorang mulai menyadari kesalahannya, maka berarti orang itu mulai belajar dengan benar,” imbuhnya.

Kakanwil menilai, orang-orang yang memiliki hati nurani dan kemampuan yang kuat untuk membangun diri dalam hidup bersama sangat diharapkan. Setiap orang semestinya melatih diri menjadi orang yang arif dan bijaksana. Dan diantara tanda orang bijaksana adalah orang yang sudah menghilangkan ego dirinya dari berbagai kepentingan yang bisa merusak kehidupan bersama.

Untuk itu, semua peserta yang hadir diharapkan bisa menjadi agen dan duta Moderasi Beragama. Karena, mereka telah menjadi kader-kader Moderasi Beragama. Maka, tanggungjawab ditengah masyarakat sangat diharapkan, menjadi garda terdepan pengarusutamaan Moderasi Beragama.

“Perjumpaan antar agama di forum ini, kita harapkan menjadi perjumpaan yang melahirkan hal positif. Sebagaimana gerakan Kemenag Sultra Bersahabat (Bersih, Religius, Santun, Harmonis, Berbasis Teknologi) yang terus digaungkan. Tidak ada ketersinggungan karena persahabatan sudah melampaui segmen lainnya, melalui tagline 3B. Semoga kita bersama-sama bisa mewujudkan Sultra yang aman, damai dan toleran dengan pemikiran-pemikiran yang moderat,” pungkas Kakanwil.

 

  • Bagikan