Terendah di Sultra, Melirik Komitmen Kolaka Timur Tuntaskan Kemiskinan Ekstrim

  • Bagikan
Pertemuan kolakaborasi Pencegahan Kemiskinan Ekstrim (PKE) Multi Pihak Setwapres dan Pemda Koltim serta Stakeholder, di Aula Lantai 3 Kantor Bupati Koltim, Rabu (2/11/2022).

Kolaka Timur, Sibernas.id – Kemiskinan ekstrim sebagai kondisi dimana kesejahteraan masyarakat berada di bawah garis kemiskinan ekstrem – setara dengan USD 1.9 PPP (purchasing power parity). Kemiskinan ekstrem yang diukur menggunakan ” ukuran kemiskinan absolut”  yang konsisten antar negara dan antar waktu. definisi terebut, pada tahun 2021 kemiskinan ekstrem di Indonesia adalah 4 persen atau 10,86 juta jiwa.

Tingkat kemiskinan tersebut lebih rendah bila dibandingkan dengan tingkat kemiskinan nasional yang didasarkan pada data Susenas yang dirilis secara berkala oleh BPS, yang pada Maret 2021 adalah 10,14 persen atau 27,54 juta jiwa. Pada tahun 2021, tingkat kemiskinan ekstrem di Indonesia sebesar 4%.

Pemerintah kabupaten Kolaka Timur (Koltim), Sulawesi tenggara (Sultra) terus berupaya menuntaskan kemiskinan di daerah itu. Salah satu upaya yang di lakukan adalah dengan mengandeng pihak terkait untuk bersama – sama permasalahan kemiskinan ini.

Kepala Bappeda Litbang Mustakim Darwis mengungkapkan dari sekian banyak lokus kemiskinan ekstrin di Sulawesi, hanya kabupaten Kolaka Timur yang mendapat kunjungan dari Tim Pencegahan Kemiskinan Ekstrim (PKE) sekretariat wakil presiden.

“Jadi kegiatan yang dilakukan tim PKE ini untuk melihat secara langsung desa – desa yang telah mendapatkan pendampingan dari beberapa stakholder dalam penghapus kemiskinan, dan beberapa tempat yang telah di kunjungi diantaranya demplok padi sawah, demplok air tawar, demplok jagung dan kegiatan syiar agama,” ungkap Mustakim Darwis pada pertemuan kolakaborasi Pencegahan Kemiskinan Ekstrim (PKE) Multi Pihak Setwapres dan Pemda Koltim serta Stakeholder, di Aula Lantai 3 Kantor Bupati Koltim, Rabu (2/11/2022).

Tim Pencegahan Kemiskinan Ekstrim (PKE) sekretariat wakil presiden Priyambudi

Sementara itu anggota Tim Tim Pencegahan Kemiskinan Ekstrim (PKE) sekretariat wakil presiden Priyambudi menjelaskan pemerintahan telah berusaha memberantas kemiskinan selama bertahun tahun, dan Presiden juga sudah menegaskan di tahun 2024 tidak ada lagi kemiskinan ekstrim, namun hal itu tidak bisa dilakukan oleh pemerintah dengan bekerja sendiri.

“Untuk menciptakan cara, dimana di Indonesia dan di 12 daerah, di Sulawesi hanya Kolaka Timur baru kali ini kita ingin mengajak semua komponen untuk memikirkan bersama apa sebenarnya masalah utama yang dialami masyarakat miskin disini, apa yang bisa kita kerjakan bersama, yang murah, bermanfaat dan diterima oleh masyarakat itu sendiri,” ungkap Priyambudi.

Di tempat yang sama  Bupati Koltim Abdul Azis yang di wakili Asisten II Setda Koltim Hamsir Majid mengakui pihak tidak menciptakan barang dan teknologi baru, namun memanfaatkan sumber daya yang ada, seperti yang di kerjakan di desa Pekorea.

“Kami ingin sektor pertanian ini tidak boleh ditinggalkan, karena hasil pengamatan kami di desa Aladadio dan Pekorea itu bisa menghasilkan ekonomi besar,” ungkap Hamsir Majid.

Peserta Pertemuan kolakaborasi Pencegahan Kemiskinan Ekstrim (PKE) Multi Pihak Setwapres dan Pemda Koltim serta Stakeholder, di Aula Lantai 3 Kantor Bupati Koltim, Rabu (2/11/2022).

Ditermpat terpisah, Plt Bupati Kolaka Timur, Abdul Azis mengapresiasi langkah yang dilakukan tim PKE sekretariat wakil presiden untuk melihat langsung kondisi penanganan kemiskinan ekstrim di kolaka Timur serta siap melakukan upaya menurunkan angka kemiskinan ekstrim di kabupaten Kolaka timur, khususnya di Kecamatan Aere.

“Kita berharap berharap dengan kunjungan tim PKE Sekretariat Wapres ini, bisa lebih cepat menurunkan angka kemiskinan ekstrim di kolaka Timur yang masih tercatat 20 persen,” katanya.

Abdul Aziz mengaku, meskipun angka kemiskinan ekstrim di wilayahnya berada pada angka 20 persen, tetapi itu merupakan yang terendah dari 17 kabupatebn kota se Sultra.

“Mudah-mudahan dengan turunnya tim PKE ini angka kemiskinan ekstrim di kolaka timur di tahun 2023 mendatang bisa menurun lagi sebanyak satu digit,” tutur Abdul Azis.(ADV)

  • Bagikan