Kendari, Sibernas.id – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memberikan penghargaan kepada beberapa tokoh yang berperan penting dalam menggerakkan keuangan mikro, mendorong inklusi keuangan di daerah dan penggerak financial technology (fintech) dalam mendukung pemulihan ekonomi nasional.
Salah satu kepala daerah di Sultra yang mendapatkan penghargaan tersebut adalah Wali Kota Kendari, H Sulkarnain Kadir, kepala daerah yang proaktif dalam mendorong tim percepatan akses keuangan daerah di Kota Kendari yang merupakan komitmen dari pemerintah kota sebagai bagian dari pemulihan ekonomi nasional.
Penyerahan penghargaan tersebut dilakukan langaung oleh kepala OJK Sultra, Arjaya Dwi Raya, pada acara pembukaan bulan inklusi tahun 2021 yang digelar OJK Sultra, di Kendari, Jumat.
Selain Sulkarnain, kepala daerah lain di Sultra yang mendapat penghargaan inklusi keuangan dengan kategori lain adalah Gubernur Sultra, Ali Mazi, Bupati Konawe Selatan, Surunuddin Dangga dan Bupati Bombana Tafdil.
“Tentu kita berterimakasih atas apresiasi yang disampaikan dan tentu ini motivasi kita untuk mendorong lebih aktif lagi agar inklusi keuangan kita jauh lebih baik,” kata Sulkarnain usai menerima penghargaan tersebut.
Wali kota menyebutkan, salah satu capaian untuk memperoleh target inklusi itu pemerintah kota telah menerapkan pembayaran non tunai, utamanya di jajaran Pemerintah Kota Kendari yang saat ini telah mencapai 100 persen.
“Kami mendorong kebiasaan di daerahnya untuk menggunakan pembayaran non tunai (cashless) dalam setiap transaksi masyarakat,” katanya.
Penggunaan teknologi di bidang keuangan itu kata Sulkarnain, diharapkan dapat dioptimalkan oleh masyarakat sebagai salah satu cara pengelolaan keuangan.
“Rencananya pemerintah kota juga bakal mendorong pembayaran non tunai hingga ke tingkat sekolah. Kita berfikir untuk tidak lagi gunakan ATM fisik ya, tapi ke depan akan kita dorong ke ATM digital yang semakin memudahkan kita,” katanya.
Ia berharap, di Kota kendari makin hari semakin cashless, sehingga cara pengelolaan keuangan kita akan terbiasa menggunakan teknologi.
“Ini yang kita dorong agar sejak kecil sudah memahami, pelaku usaha kecil juga bisa mengakses dengan mudah sehingga akses keuangan ini makin betul- betul merata,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala OJK Sulawesi Tenggara Arjaya Dwi Raya mengatakan, OJK memberikan penghargaan tahunan, khusunya kepada mereka yang telah berjasa dan berbuat banyak dalam memperluas akses keuangan di daerah.
“Inklusi keuangan adalah ketersediaan akses pada berbagai lembaga, produk, dan layanan jasa keuangan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan masyarakat dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” katanya.
Dijelaskan, peningkatan inklusi keuangan diharapkan dapat mengurangi jumlah masyarakat unbanked atau yang belum memiliki rekening bank karena tidak memiliki akses layanan perbankan dasar seperti tabungan yang merupakan hak dasar bagi seluruh masyarakat dan memiliki peran penting dalam meningkatkan hidup masyarakat.
Selain kebutuhan dasar dalam memiliki tabungan, masyarakat dengan kapasitas lebih juga dapat memiliki produk dan layanan keuangan lainnya seperti asuransi, pembiayaan, program pensiun, dan investasi yang dapat menunjang taraf hidup menjadi lebih baik.
Ia juga berkomitmen untuk mecapai target inklusi keuangan di Sultra sebesar 90 persen hingga tahun 2024.
“Untuk itu kami OJK terus berkomitmen untuk mengoptimalkan perannya sebagai katalis ekonomi nasional,” jelasnya.
Selain itu dirinya pun membeberkan tingkat inklusi keuangan sudah sebesar 65 persen di masyarakat Sulawesi Tenggara (Sultra) yang artinya masyarakat telah mendapatkan layanan untuk akses jasa keuangan guna meningkatkan kesejahteraannya.
Sedangkan untuk literasi keuangan sendiri telah mencapai 50 persen yang artinya keyakinan dan sikap masyarakat dalam mengelola keuangan sudah semakin besar di tahun 2021 ini.(ADV)