Muna Barat, Sibernass.id – Pemerintah Kabupaten Muna Barat TPPS Muna Barat, melaksanakan kegiatan Pertemuan Teknis Technical Assistance (TA) bersama Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Muna Barat yang diinisiasi oleh Perwakilan BKKBN Provinsi Sultra, bertempat di Gedung Sekretariat TPPS Muna Barat, Rabu, (15/5/24).
Hadir dalam pertemuan tersebut Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan KB Muna Barat Laode Andi Muna didampingi Kepala Kanwil Kemenag Mubar dan Tim Satgas Stunting Provinsi Sultra serta Lintas sektor instansi terkaiit guna mereview dan mengevaluasi tugas dan peran masing2 dalam upaya penurunan angka stunting.
Dalam sambutannya, Laode Andi Muna menegaskan bahwa Pemerintah Kabupaten Muna Barat senantiasa komitmen untuk penurunan angka stunting. Dimana berdasarkan hasil SKI 2023 angka stunting di Muna Barat menunjukkan penurunan dari 31,7 di tahun 2022 turun menjadi 24,4 di tahun 2023 (turun 7,3).
“Kami dari Dinas KB dan rekan-rekan dari Dinas terkait yang tergabung dalam TPPS terus melakukan upaya penurunan stunting sesuai tugas dan tanggung jawab masing-masing. Dinas KB, Bappeda, Dinas Kesehatan dan Dinas PMD sudah melakukan upaya-upaya yang terukur sesuai sasaran intervensi,” ujar La Ode Andi Muna.
Selanjutnya Tim dari Satgas Provinsi Sultra Adi Supriyatno dan Ilman menambahkan “Komitmen pemimpinan di daerah dalam upaya² percepatan penurunan stunting jga bisa di ikuti oleh seluruh OPD Teknis yg menjalankan di lapangan sesuai dengan tugas dan fungsi masin-masing², seperti Audit Kasus Stunting KS dan Minilokakarya, BAAS (Bapak Asuh Anak Stunting) lebih di maksimalkan lagi dalam hal substansi atau kualitas kegiatan tidak hanya pada aspek frekuensi atau kuantitas kegiatan.
Sehingga melalui kegiatan tersebut bisa menjadi kegiatan yg memberi daya ungkit dalam rangka upaya² percepatan Penurunan stunting di Muna Barat.
Dinas Kesehatan Mubar dalam Paparannya mengungkapkan beberapa program kerja yang dilakukan untuk penanganan stunting seperti pendataan kelompok sasaran (ibu hamil, ibu menyusui, remaja putri, WUS, anak usia 0-59 bulan), melakukan intervensi prioritas (Pemberian makanan tambahan ibu hamil, suplementasi tablet tambah darah, pemberian makanan tambahan bagi anak kurus, tatalaksana gizi buruk, pemantauan dan promosi edukasi).
Kemudian melakukan intervensi pendukung ( pemeriksaan kehamilan, suplementasi Vitamin A, imunisasi, MTBS, suplementasi zinc untuk pengobatan diare, suplementasi kalsium), melakukan pertemuan orientasi (penyegeran) kepada TPG (Tenaga Pelaksana Gizi) Puskesmas tentang penginputan laporan e-PPGBM yang dilakasakan di Kendari, semua balita stunting sudah di SK kan oleh Bupati dan dilakukan intervensi stunting kepada balita tersebut, mengukur kembali balita stunting yang telah dilakukan intervensi setelah 30 hari intervensi, melakukan aksi bergizi di sekolah, melakukan pengadaan alat Antropometri Kit.
Sementara tantangan dalam percepatan penurunan stunting di Kabupaten Muna Barat yaknin intervensi belum terintegrasi dengan baik sehingga belum sepenuhnya efektif untuk percepatan penurunan stunting, kebijakan dan program penurunan stunting belum diterjemahkan dengan baik ke dalam perencanaan dan penganggaran daerah, kapasitas pelaksana program di daerah masih lemah, kelembagaan dan koordinasi di pusat dan daerah masih belum optimal, dan Perilaku masyarakat belum sejalan dengan upaya percepatan penurunan stunting dan dukungan sosial masih rendah.