Kendari, Sibernas.id – Kesuksesan ekspor biji jambu mete asal Povinsi Sulawesi Tenggara ke Vietnam oleh Balai Karantina Pertanian Kendari bersama Pemerintah Provinsi melalui Terminal Pelabuhan Peti Kemas Bungkutoko pada Gebyar Ekspor Akhir 2021 rupanya hadir Komunitas Milenial Kendari yang dimotori oleh Steven Stenly.
Anak muda Kota Kendari semakin terdepan dalam membawa nama Indonesia ke mancanegara. Seperti dilakukan oleh Steven Stenly. Di usia yang masih muda, dia memilih mendirikan CV Best Farmer Indonesia yang bergerak di bidang ekspor.
Kini, perusahaan itu mendunia karena mengekspor biji kacang mete sebanyak 18 ton ke Vietnam.
Pria kelahiran 1994 tersebut berhasil membuktikan pada dunia, kalau anak muda Sultra juga mampu menjadi eksportir dengan mengekspor hasil perkebunan Sultra jenis kacang mete ke Vietnam sebanyak 18 ton di masa pandemi
Meskipun perusahaan baru dan masih tergolong pemula, sosok yang dikenal sebagai Youtuber asal Sultra tersebut membuktikan dirinya mampu berjuang dengan memanfaatkan peluang akses pasar yang ada khususnya pasar kacang mete.
“Tiga bulan saya fokus diekspor ini, selama merintis banyak sekali rintangan masalah yang dihadapi. Tetapi saya yakin ini pasti berhasil. Saya keliling Sultra untuk mencari produk unggulan dan akhirnya memutuskan ekspor kacang mete gelondongan,” ucap Steven, Jumat (31 Desember 2021).
Steven menyebut, 18 ton kacang mete yang diekspor ke Vietnam berasal dari petani jambu mete di beberapa kabupaten, seperti Konawe Kepulauan, Buton, dan Muna.
Steven mengatakan, kacang mete merupakan produk unggulan di Sultra, meskipun masih ada hasil perkebunan unggulan lainnya seperti kelapa dan turunannya, namun menurutnya kacang mete Sultra jauh lebih baik kualitasnya dibanding daerah lain di Indonesia, seperti di NTB. Apalagi Sultra merupakan penghasil kacang mete terbaik di dunia.
“Meskipun masih ada hasil perkebunan unggulan yang lain, tapi tiga bulan terakhir ini saya fokus mencari pasar kacang mete di luar negeri,” ucapnya.
Pasar kacang mete di luar negeri, kata dia, sangat bagus, banyak permintaan dari India dan Vietnam. Apalagi saat ini buyer asal India ada di Kendari dan siap membeli hasil perkebunan kacang mete Sultra.
Satu kontainer kacang mete, dirinya melibatkan banyak petani dan mendapat dukungan ldari Pemda. Pasalnya, pemda terus mendorong lahirnya pada generasi muda, anak-anak milenial untuk lebih memperhatikan sektor pertanian, terutama komoditas perkebunan.
“Saya targetkan 2022 saya bisa tembus pasar China dengan mengeskpor 50 kontiner dalam setahun,” tambahnya.
Steven berharap, ekspor di akhir 2021 mampu memberi semangat bagi anak muda di Sultra. Juga menjadi contoh baik, sehingga anak muda di Sultra membuktikan mereka mampu menembus pasar internasional
“Semoga dengan ekspor di tahun ini bisa memberi contoh yang baik untuk anak muda yang lainnya. Semoga makin banyak anak muda bisa ekspor karena ini nantinya berdampak pada pendapatan daerah khususnya di Sultra,” ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, Kementerian Pertanian melalui Badan Karantina Pertanian menggelar Gebyar Ekspor serentak dilaksanakan melalui 33 pintu ekspor secara hybrid yang dipusatkan di Terminal Peti Kemas-Pelabuhan Soekarno Hatta, Makassar pada Jumat (31 Desember 2021).
Dalam menyukseskan Gebyar Ekspor, Karantina Pertanian Kendari bersama Gubernur, Ali Mazi dan Kapolda Sulawesi Tenggara, Irjen Pol. Drs. Teguh Pristiwanto melakukan pelepasan ekspor komoditas pertanian sebanyak 18 ton milik CV Best Farmer Indonesia yang merupakan perusahaan asal Sultra dengan nilai barang mencapai Rp 333.685.000 melalui Pelabuhan Petik Kemas New Port Kendari.
Jumlah ini melengkapi jumlah ekspor secara nasional yang dilepas secara bersamaan di 34 pintu pengeluaran senilai Rp 14,4 triliun.
Kepala Balai Karantina Pertanian Kendari, N. Prayatno Ginting, mengatakan dari sistem pencatatan informasi perkarantinaan Iqfast komoditas pertanian yang diekspor Sultra pada2021 baik hewan maupun tumbuhan mencapai Rp 4,9 miliar
“Adapun komoditas pertanian diekspor hari ini biji mete dengan negara tujuan Vietnam sebanyak 18 ton. Menutup 2021 ini kembali Karantina Kendari mengeskpor biji mete di mana di awal 2022 juga dibuka dengan ekpor biji mete, tentu saja memberikan dampak positif terhadap perekonomian warga Sultra di tengah pandemi Covid-19, serta selaras dengan program unggulan Kementerian Pertanian, yaitu Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor (Gratieks),” terang Ginting, Jumat (31 Desember 2021)
Gebyar Ekspor ini menjadi salah satu momentum penting dalam mensinergikan seluruh peran stakeholder terutama dengan pihak Kepolisian RI, sehingga keamanan dalam melaksanakan pengawasan produk pertanian semakin baik.