Pemprov Sultra Ikuti Rakor Pengendalian Inflasi Daerah bersama Kemendagri secara Virtual

  • Bagikan

Kendari, sibernas.id – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Tenggara (Sultra) mengikuti Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi di daerah yang setiap minggunya melalui Zoom Meeting yang diselenggarakan oleh Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia (Mendagri RI) dilaksanakan di Aula Merah Putih Rumah Jabatan (Rujab) Gubernur Sultra, Senin, (14/8/2023).

Rakor secara virtual yang dilaksanakan serentak di seluruh Indonesia dipimpin langsung oleh Mendagri RI Tito Karnavian, dihadiri sejumlah pejabat diantaranya
Plt. Kepala Badan Pusat Statistik
Amalia Adininggar Widyasanti, Kepala Divisi Perencanaan Operasional dan Pelayanan Publik Bulog Epi Wulandari, Sekretaris Badan Pangan Nasional Sarwo Edhy, Direktur Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting Kementerian Perdagangan
Bambang Wisnubroto, Kasatgas Pangan Polri, Sekretaris JAM Datun Raden Febrytrianto, Staf Ahli Panglima TNI Bidang Ekonomi dan Keuangan Brigjen TNI Eko Nur Santo, Para Forkopimda seluruh Indonesia, serta semua Stakeholder yang terkait pengendalian inflasi dan pertumbuhan ekonomi.

Turut Hadir dari jajaran Pemerintah Sultra yakni Kepala Biro Perekonomian, Kadis Ketapang, Perwakilan Bank BI, Staf Ahli Gubernur Bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan, TGUPP, Kadin dan Balai Karantina Pertanian Kelas II serta Pejabat terkait.

Mendagri RI Tito Karnavian dalam sambutannya menyampaikan inflasi kita sudah diposisi yang baik yakni di angka inflasi year on year pada Juli 2023 sebesar 3,08 persen.

Plt. Kepala Badan Pusat Statistik
Amalia Adininggar Widyasanti dalam paparannya menyampaikan pada Juli 2023, inflasi kita cukup rendah di bulan Juli dan penyumbang inflasi yang paling besar berasal dari makanan, minuman dan tembakau, biaya transportasi terutama angkutan udara menjadi salah satu penyumbang inflasi yang terbesar di bulan Juli untuk transportasi ini memberikan sumbangan terhadap andil inflasi sebesar 1,17 persen.

“Indeks perkembangan harga Minggu ke-2 Agustus 2023, secara nasional jumlah Kabupaten/Kota yang mengalami kenaikan IPH turun sekitar 1 persen dari minggu sebelumnya,”katanya.

Adapun komoditas utama yang mempengaruhi, pada Minggu Kedua bulan Agustus 2023 yakni sebagian besar komoditas pangan mengalami penurunan harga dibandingkan tanggal Juli 2023.

“Komoditas penyumbang utama kenaikan IPH di sejumlah Kabupaten/Kota sampai dengan minggu kedua Agustus 2023 adalah cabai rawit, ikan kembung, telur ayam ras dan beras,”ungkapnya.

Lanjutnya, sebaran kenaikan harga cabai rawit tertinggi menurut Minggu Kedua Agustus 2023 yakni Kabupaten Buton Tengah sebesar 159.95 persen, Kabupaten Buton Utara 111.46 persen dan Kabupaten Bombana 75.26 persen serta penyebab kenaikan harga adalah gangguan supply.

Paparan Kepala Divisi Perencanaan Operasional dan Pelayanan Publik Bulog Epi Wulandari, menyampaikan realisasi SPHP sampai dengan tanggal 11 Agustus sudah menyalurkan sekitar 689.769 ton (57,48 persen dari rencana SPHP tahun 2023 sebanyak 1,2 juta ton.

Paparan Sekretaris Badan Pangan Nasional menyampaikan Pertama perkembangan harga pangan di tingkat konsumen, Kedua kegiatan NFA peduli pangan dalam stabilisasi pasokan dan harga, Ketiga highlights komoditas pangan, Keempat optimalisasi dana dekonsentrasi tahun 2023.

Sementara itu, Kadis Ketapang Sultra Ari Sismanto usai mengikuti Rakor mengungkapkan di minggu ini Inflasi Sultra secara tahunan berada di angka 3,52 persen (Year on year), Secara IPH tadi disampaikan Sulawesi Tenggara masih inflasi minus 1,22 persen. Namun ada beberapa catatan untuk minggu ini IPH tertinggi Masuk dalam 10 besar urutan keempat adalah Muna barat. Muna barat dengan angka 4,49 persen (mont to month).

“Beberapa komoditas yang merangkak naik di Kabupaten Muna barat yakni komoditas udang basah, beras dan juga cabai rawit. Ini adalah PR kita, Namun perlu juga diwaspadai adalah Wakatobi, karena Wakatobi sekarang sudah merangkak juga di inflasi secara IPH (Indeks Perubahan Harga) merangkak di angka 1,6 persen,” ungkapnya

Jadi, selain Muna Barat tentunya Wakatobi juga perlu diwaspadai. Untuk itu Biro Perekonomian segera mungkin berkoordinasi dengan TPID Muna Barat dan juga TPID Wakatobi untuk segera mengambil langkah-langkah terkait kenaikan beberapa komoditas. Tadi statistik juga telah merilis bahwa secara nasional yang perlu diwaspadai adalah termasuk di dalamnya daging ayam ras, telur ayam ras, cabai rawit. Cabai rawit bahkan kita tadi 3 kabupaten merangkak naik yakni Kabupaten Bombana, Buton Utara dan Buton Tengah.

Lebih lanjut disampaikan, kenaikan cabai rawit memang di angka rata-rata Provinsi untuk cabai rawit naik 8,27 persen. dibandingkan minggu lalu kita sudah naik 8,27%. Ketersediaan untuk pangan pokok dan strategis Beras kita masih tercatat ada 102.357 ton Beras kita masih ada di Provinsi Sulawesi Tenggara Artinya ini sudah cukup untuk 4 bulan ke depan Bahkan sampai mendekati 5 bulan kita masih cukup Untuk komoditas beras Ditambah dari prognosa.

“Kalau tidak salah di bulan September ini terjadi panen sekitar 40-an ton dan saya sudah konversi ke beras di bulan Oktober puncaknya kita panen ada di 60-an ribu ton dan juga di November ada sekitar 47 ton, saya tidak begitu khawatir karena sebagian besar dari lahan pertanian kita adalah irigasi dan kemarin saya juga pantau di Konawe pengairannya masih cukup lancar, cukup bagus Mudah-mudahan panen ini bisa akan menopang tambahan ketersediaan yang lainnya secara umum semua komoditas masih dalam keadaan aman dan terjaga,” jelasnya.

  • Bagikan