Pemprov Sultra Ikuti Rakor Pengendalian Inflasi Daerah bersama Kemendagri secara Virtual

  • Bagikan

Kendari, sibernas.id – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Tenggara (Sultra), menghadiri Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi di daerah yang setiap minggunya melalui zoom meeting yang diselenggarakan oleh Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia (Mendagri-RI) dilaksanakan di Aula Merah Putih Rumah Jabatan (Rujab) Gubernur Sultra, Senin, (24/7).

Rakor secara virtual yang dilaksanakan serempak di seluruh Indonesia dipimpin langsung oleh Sekjen Kemendagri RI Suhajar Diantoro, dihadiri sejumlah pejabat diantaranya Direktur Statistik Harga Windhiarso Putranto, Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Badan Pangan Nasional I Gusti Ketut Astawa, Direktur Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting Bambang Wisnubroto, Direktur Pembibitan dan Produksi Ternak Kementan RI, drh. Agung Suganda, Kepala Divisi Perencanaan Operasional dan Pelayanan Publik Bulog Epi Sulandari, Jamdatun, Kasatgas Pangan Polri, Staf Ahli Panglima TNI, Para Forkopimda seluruh Indonesia, serta semua Stakeholder yang terkait pengendalian inflasi dan pertumbuhan ekonomi.

Turut hadir dari jajaran Pemprov Sultra yakni Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) Koordinator Bidang Pertanian dan Perikanan/Kelautan H. Muh Faizal, Perwakilan BI Rangga Widyatama, Kadin Sukarni Ali Madia, dan Perwakilan Bulog Ardiansyah serta Pejabat terkait.

Sekjen Kemendagri Suhajar Diantoro, menyampaikan sampai minggu ke-III Juli (month to date), yang mengalami kenaikan harga yakni cabai merah di 6 provinsi, daging sapi di 6 provinsi, udang basah ada di 6 provinsi, cabai merah di 158 kabupaten/kota, daging ayam ras di 94 kabupaten/kota dan bawang putih di 89 kabupaten/kota.

Paparan Direktur Statistik Harga, Windhiarso Putranto menyampaikan angka inflasi yang relative terkendali dibawah target yang ditetapkan Bank Indonesia dan Pemerintah dimana inflasi bulan ke bulan sebesar 0,14 persen, inflasi tahun ke tahun 3,52 persen dan inflasi tahun kalender 1,24 persen.

“Untuk komoditas penyumbang utama kenaikan IPH di sejumlah kabupaten/kota sampai dengan minggu ketiga Juli 2023 adalah cabai merah, daging ayam ras, bawang putih, cabai rawit dan komoditas penyumbang utama penurunan IPH adalah cabai rawit, daging ayam ras, bawang merah dan ikan kembung,”ungkapnya.

Paparan Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan, I Gusti Ketut Astawa menyampaikan ada 4 hal mengenai ketersediaan dan stabilisasi pangan dalam pengendalian inflasi nasional dan daerah, pertama perkembangan harga pangan di tingkat konsumen yaitu jagung Tk. peternak, garam konsumsi, beras medium zona 3 dan 4, telur ayam ras, kedua daftar provinsi dengan harga komoditas lebih dari 10 persen HAP/HET, ketiga komoditas pangan dan keempat aksi NFA dalam stabilisasi pasokan dan harga pangan.

Sementara itu, Direktur Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting Bambang Wisnubroto menyampaikan perkembangan DMO minyak goreng rakyat baik itu curah maupun minyak kita, bahwa sampai dengan minggu ke-III Juli harga minyak goreng baik curah maupun minyak kita masih terpantau stabil.

“Jadi kita lihat sampai minggu ke-III Juli ini harga minyak goreng curah disekitaran Rp. 14.680/perliter mengalami penurunan 0,32 persen, minyak kita disekitaran Rp. 15.141/perliter ada kenaikan tipis kurang lebih 0.15 persen. Namun demikian kita optimis untuk bulan juli ini harapannya seperti di bulan kemarin memberikan paling tidak stabil atau memberikan andil terhadap inflasi khusunya minyak goreng,”ungkapnya.

  • Bagikan